TRIBUNMADURA.COM - Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB) menjadi topik hangat baru-baru ini.
Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, warga bahkan melakukan aksi demo memprotes kebijakan itu.
Hal itu maklum lantaran kenaikan yang dicanangkan Bupati Sudewo mencapai 250 persen.
Meski Sudewo secara resmi membatalkannya usai gelombang protes yang dahsyat, ternyata daerah lain tak bernasib sama.
Ya, kenaikan PBB tak hanya dialami oleh warga Pati.
Warga dari dua daerah ini juga memprotes pajak yang tiba-tiba melonjak tajam bahkan mencapai 400 persen, lebih tinggi dari Pati.
Mereka diketahui berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com
Baca juga: Baru 6 Bulan Menjabat, Nasib Bupati Pati Diminta Lengser Sampai Dilempar Sandal Imbas Ucapan Blunder
Warga Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bernama Joko Fattah, sampai membawa segalon uang koin saat mendatangi Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Jombang, Senin (11/8/2025).
Uang koin itu merupakan tabungan anaknya yang sudah dikumpulkan sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Recehan-recehan itu dihitung secara manual lalu diberikan ke petugas untuk membayar pajak.
Menurutnya, hal itu menjadi aksi protes kenaikan PBB yang dinilai terlalu tinggi.
Bagiamana tidak? Biasanya dia ditagih Rp300.000 per tahun. Namun, sejak 2024, pajak itu melonjak hingga Rp1,2 juta per tahun.
“Kalau naik sedikit ya wajar. Tapi ini naik dari Rp 300.000 menjadi Rp 1 juta lebih,” kata Fattah, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/8/2025).
Senasib, nenek di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, juga dikagetkan oleh tagihan PBB yang melambung.
Baca juga: Ismanto Ketar-ketir Usai Viral Didatangi Petugas Pajak Perkara Rp2,8 M, Kini Minta Video Dihapus