Berita Terkini Bangkalan

Waspada Campak di Bangkalan: 17 Anak Rawat Inap, Pemeriksaan Laboratorium Masih Berlangsung

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Taufiq Rochman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASPADA CAMPAK - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah menegaskan bahwa 17 pasien rawat inap berusia balita di RSUD Syamrabu Bangkalan belum tentu positif campak. Itu disampaikan Nur Chotibah di sela rapat koordinasi bersama 22 kepala puskesmas di ruang rapat dinkes setempat, Selasa (26/8/2025).

Poin Penting:

  • Dinkes Bangkalan melakukan mitigasi dini dan waspada terhadap wabah campak
  • Saat ini terdapat 17 pasien balita rawat inap dengan dugaan campak di RSUD Syamrabu Bangkalan
  • Status Bangkalan masih waspada campak, bukan KLB

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Mitigasi sejak dini dalam upaya mendapatkan akurasi berkaitan wabah campak saat ini menjadi langkah taktis Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan.

Dengan harapan, status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Kabupaten Sumenep tidak menimpa Kabupaten Bangkalan.

Waspada campak saat ini tengah digelorakan Dinkes Bangkalan menindak lanjuti keberadaan 17 pasien rawat inap berusia bawah lima tahun (balita) di RSUD Syamrabu Bangkalan.

Belasan pasien suspek campak itu awalnya berjumlah 50 anak selama Agustus ini, namun beberapa di antaranya telah kembali pulang.

Kepala Dinkes Bangkalan, Nur Chotibah menegaskan, hasil koordinasi pagi ini bersama Dokter Spesialis Anak, RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mega Malynda, SpA menghasilkan bahwa pihak dinkes belum mendapatkan kesimpulan bahwa 17 pasien anak yang saat ini sedang menjalani perawatan adalah pasien positif campak.

Baca juga: 6.336 Anak di Sumenep Sudah Diimunisasi Campak pada Hari Pertama

“Karena belum dilakukan pemeriksaan laboratorium, epidemiologinya belum, hasil spesimen belum dikirim."

"Ketika sudah kami terima, maka akan kami kirim ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) di Surabaya,” tegas Nur Chotibah di sela rapat koordinasi bersama 22 kepala puskesmas di Kabupaten Bangkalan, Selasa (25/8/2025).

Antara Dinkes dan RSUD Syamrabu Bangkalan masing-masing mempunyai standar definisi dalam menentukan sebuah penyakit yang diderita pasien.

Terlebih khusus kasus campak yang saat ini memang menjadi perhatian nasional, setelah status KLB Campak di Sumenep seiring 17 anak meninggal dunia.  

Di mana 16 korban anak di antarnya diketahui tidak pernah mendapatkan imunisasi dan satu orang anak belum mendapatkan imunisasi lengkap.

Sebagaimana dikutip Tribun Madura dari keterangan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep serta dipertegas kembali oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan langsung ke RSUD dr H Mohammad Anwar Sumenep, Sabtu (23/8/2025).

Nur Chotibah memaparkan, definisi khusus selalu menjadi panduan pihak dinkes setelah dilakukan pemeriksaan spesimen pada laboratorium yang dikirim dari pihak rumah sakit maupun puskesmas.

Setelah itu, barulah tim surveilance dari petugas Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) mengirim spesimen pasien suspek ke BBLK untuk menentukan positif atau tidak.

“Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa 17 pasien terpapar kasus campak itu berdasarkan gejala klinis, bukan berdasarkan hasil pemeriksaaan spesimen."

"Itu yang perlu kami garis bawahi, status Bangkalan saat ini masih dalam posisi waspada campak,” pungkas Nur Chotibah.

Berita Terkini