Berita Pamekasan

UNICEF Bocorkan Jumlah Anak yang Meninggal di  Pamekasan karena Campak: 4 Tak Pernah Divaksin

UNICEF membocorkan data pentning terkait penyakit campak di Pamekasan.   Setidaknya ada 5 orang yang meninggal karena penyakit

Editor: Januar
Kompas.com
Kemenkes dan Unicef mendatangi pasien campak di Pamekasan, Rabu (10/9/2025) 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN- UNICEF membocorkan data pentning terkait penyakit campak di Pamekasan.
 
Setidaknya ada 5 orang yang meninggal karena penyakit campak.
 
Dilansir dari Kompas.com, United Nations Children's Fund (Unicef) Indonesia sudah melakukan penyelidikan epidemiologi, dan ditemukan bahwa kelima korban campak yang meninggal, tidak diimunisasi.
 
Penyelidikan epidemiologi campak di Pamekasan dilakukan oleh tim yang melibatkan perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Menkes), Unicef, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, yang dibantu Dinkes Pamekasan.
 
"Dari lima kasus kematian akibat campak, empat korban ditemukan tak pernah mendapatkan vaksin sama sekali," kata Health Specialist UNICEF Indonesia Wilayah Jawa Timur, Armunanto, Sabtu (13/9/2025).


Setelah analisis klinis, empat anak dari lima yang meninggal juga mengalami komplikasi gizi buruk. Sementara, satu korban lain memang secara usia belum waktunya mendapatkan vaksin campak. "Artinya satu korban ini juga belum mendapatkan vaksin sama sekali," kata dia.


Armunanto mengatakan, rekomendasi dari hasil kajian epidemiologi tidak hanya membuktikan perlunya imunisasi tambahan, tetapi juga perlu ada perbaikan gizi terhadap anak.


"Kita temukan suspek sebanyak 520, positif 177, dan 83 anak sudah sembuh," kata Armunanto. Dia menambahkan, penyelidikan epidemiologi dilakukan selama tiga hari. Tim dari Kemenkes, Dinkes Provinsi, Unicef, dan Dinkes Pamekasan mendatangi sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan melakukan kajian epidemiologi.


"Hasilnya sudah kita sampaikan ke pemerintah daerah," ucap dia. Kepala Dinkes Pamekasan Saifudin mengatakan, selama tiga hari, Kemenkes, Dinkes Jatim, dan Unicef melakukan pendampingan serta penelusuran kasus di sejumlah faskes. "Hasilnya sudah dipaparkan, selain imunisasi tambahan, perbaikan gizi anak juga perlu dilakukan penguatan," ucap Saifudin.


 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved