Berita Viral

Kisah Kapten Kapal 40 Tahun Arungi Samudera 2 Kali Lolos dari Maut: Kini Trauma Tak Mau Melaut Lagi

Ode Zulfikar (61), seorang kapten kapal tak henti-hentinya bersyukur setelah selamat dari tragedi kecelakaan laut.

Editor: Taufiq Rochman
Kolase Tribun Madura
LOLOS DARI MAUT - Ode Zulfikar (61), seorang kapten kapal tak henti-hentinya bersyukur setelah selamat dari tragedi kecelakaan laut. Nyawanya masih terselamatkan setelah kapal tug boat yang dikemudikannya tenggelam akibat kebocoran di perairan Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Selasa (7/10/2025). 

Saat kejadian, kapal Tug Boat Datine 138 membawa empat awak, dan diduga mengalami kebocoran parah pada bagian lambung saat berlayar menuju perairan Kapuas.

“Operasi kami tutup sore ini. Terima kasih kepada seluruh unsur gabungan BPBD, Polair, Pos AL, KSOP, dan warga nelayan yang ikut membantu sejak hari pertama,” tutup Maulana Abdillah.

Peristiwa ini bukan kali pertama Ode mengalami kecelakaan laut.

Pria asal Palembang yang sudah melaut sejak 1983 itu menceritakan bahwa ia juga pernah selamat dari tragedi kapal tenggelam pada tahun 1995.

“Tahun 1995, waktu itu di kapal Mualim 1, kapal kargo yang membawa garam 1.000 ton, bocor dihantam ombak di perairan Mandalika, antara Karimunjawa dengan laut Semarang,” ungkap Ode saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (13/10/2025).

Ode memulai karier sebagai pelaut sejak usia 18 tahun.

Pada peristiwa tahun 1995 itu, ia menjabat sebagai awak kapal dan berhasil bertahan hidup selama dua hari di laut dengan menggunakan sekoci.

“Waktu itu kami di kapal besar, tenggelam, akhirnya menyelamatkan diri pakai sekoci, terombang-ambing di laut lepas selama dua hari sebelum diselamatkan juga oleh nelayan,” tutur ayah empat anak ini.

Ia meyakini, keselamatannya dalam dua tragedi kapal tenggelam tersebut adalah berkat pertolongan Tuhan.

“Peristiwa pertama, selamat setelah ada sekoci. Kalau yang sekarang ini, beruntung diselamatkan nelayan setelah hanyut di laut berjam-jam. Ini semua atas kebesaran Allah melalui pertolongan nelayan,” tutur Ode lirih.

Kapal Datine 138 tenggelam akibat badai besar yang merusak badan kapal dan menyebabkan kebocoran hebat.

Selama proses itu, Ode sempat mencoba mengarahkan kapal ke wilayah Pagatan, tetapi gagal karena air masuk terlalu cepat.

“Terapung dua hari, sampai akhirnya ditolong nelayan juga. Jadi waktu kapal Datine tenggelam kemarin, saya hanya bisa pasrah."

"Mungkin memang saya ditakdirkan untuk hidup dan mati di laut,” kenang dia.

Dalam insiden terakhir, Ode berusaha menyelamatkan tiga rekannya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved