Berita Sumenep
Anak Meninggal karena Campak Bertambah Jadi 12 Orang, Dinkes P2KB Sumenep: Kami Mohon Maaf
Dari hasil verifikasi Dinas Kesehatan Jawa Timur, Unicef dan WHO, jumlah anak yang meninggal akibat penyakit campak di Kabupaten Sumenep
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Kasus penyakit campak saat ini melanda Kabupaten Sumenep, Madura.
Dari hasil verifikasi Dinas Kesehatan Jawa Timur, Unicef dan WHO, jumlah anak yang meninggal akibat penyakit campak di Kabupaten Sumenep yang sebelumnya enam dan saat ini bertambah jadi 12 orang meninggal.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Sumenep Achmad Syamsuri membenarkan perkembangan jumlah korban nak meninggal akibat campak tersebut.
Achmad Syamsuri mengaku, sebelumnya memang ada 4 korban meninggal dan dua korban lainnya masih suspek karena menunggu hasil lap.
Ia mengaku, ada kendala pelaporan dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
"Kami mohon maaf, karena waktu itu memang diminta data yang masuk ke kami sesuai SKDR," tutur Achmad Syamsuri pada Rabu (20/8/2025).
Bertambahnya data tersebut, membuat data awal tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya. Ternyata, setelah dicek ulang ke rumah sakit, ditemukan ada laporan yang terlambat bahkan terlewat.
"Ada yang melebihi satu kali 24 jam dilaporkan. Sehingga kadang-kadang teman-teman dari rumah sakit lupa melaporkan kepada kami, karena tertutup dengan kasus-kasus yang lain," paparnya.
Dari penelusuran Dinas Kesehatan Jawa Timur, Unicef dan WHO, akhirnya terkonfirmasi total 12 anak meninggal akibat campak di Sumenep.
"Dengan bantuan dari Unicef, WHO dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Alhamdulillah data yang kami temukan sebanyak 12," sebutnya.
Sebagian besar lanjutnya, anak yang meninggal belum pernah mendapat imunisasi campak. Di antara mereka ada juga yang sama sekali tidak pernah diimunisasi atau disebut zero dose.
"Rata-rata dari kasus yang meninggal itu tidak terimunisasi, khususnya campak," terangnya.
Untuk diketahui, data terbaru dari Januari - pekan pertama Agustus 2025 Dinas Kesehatan P2KB Sumenep mencatat 1.944 kasus campak dengan 12 anak meninggal dunia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Pemkab Sumenep Ancam Pengusaha Tembakau yang Tak Urus Izin Pembelian: Satpol PP Akan Tegakkan Hukum |
![]() |
---|
Ikut Meriahkan HUT ke-80 RI, Direktur BPRS Bhakti Sumekar: Sejahtera Itu Siapkan Dana Darurat |
![]() |
---|
Proses Lelang, DKPP Sumenep Siapkan Rp 1 Miliar untuk Dua Proyek Gudang Benih Berkualitas |
![]() |
---|
'Bilang Sama Orang Tuamu, Kronlogi Lengkap Kades Sapeken Menampar Wanita |
![]() |
---|
Marak Peredaran Rokok Ilegal, DPRD Sumenep Ingin Revisi Perda Pembelian dan Pengusahaan Tembakau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.