Berita Tuban

Ampo, Makanan Ringan dari Tanah Liat Khas Tuban, Bisa Sembuhkan Penyakit & Digemari Wisatawan Asing

Ampo, Makanan Ringan dari Tanah Liat Khas Tuban, Bisa Sembuhkan Penyakit dan Digemari Wisatawan Asing.

Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/MOHAMMAD SUDARSONO
Sarpik pembuat ampo alias makanan dari tanah liat di Kabupaten Tuban menunjukkan irisan ampo yang sudah siap untuk dimakan, Senin (21/1/2019). 

TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - Makanan yang disajikan untuk camilan, snack, dan makanan ringan pada umumnya terbuat dari bahan tepung terigu.

Namun berbeda dengan Ampo, salah satu makanan ringan di Kabupaten Tuban ini. Ampo khas Tuban ini dibuat dari tanah liat.

Makanan ringan yang diberi nama Ampo ini bisa ditemukan di Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Luar biasanya, makanan ringan dari tanah liat khas tuban ini bisa menyembuhkan penyakit dan digemari oleh para wisatawan wisatawan maupun asing.

Menariknya, ternyata hanya satu keluarga saja yang membuat makanan tak biasa ini, yakni keluarga Rasimah (70).

Menurut Sarpik (40), salah satu anak Rasimah, pembuatan Ampo ini sudah berlangsung lama dan turun temurum. Jika dihitung berdasarkan tahun mungkin Ampo sudah dibuat sudah sejak zaman penjajahan kolonial Belanda.

Pasalnya, pembuatan Ampo ini sudah turun temurun hingga lima generasi sampai sekarang. 

"Sudah lama sekali, ini sudah lima generasi, saya yang kelima," ujar Sarpik, kepada Surya (Tribunmadura.com Network), Senin (21/1/2019).

Terungkap, Ruang Kebaktian Konghucu di Klenteng Kwan Sing Bio Disegel Bermula dari Undangan Presiden

Kronologi Lengkap Pembunuhan 2 Santri oleh Dukun di Pasuruan, Gara-gara Umrah, Diracun Lalu Dibakar

Diantar Ortu, Siswi SMA Negeri di Tulungagung ini Lahirkan Bayi di Toilet & Membenamkannya ke Closet

Alasannya dirinya masih membuat Ampo, kata Sarpik, adalah upaya untuk terus melestarikan usaha keluarga, karena di Kabupaten Tuban hanya dia seorang yang masih eksis memproduksi Ampo, makanan ringan dari tanah liat.

Apalagi saat ini ibunya, Rasimah sudah sangat tua dan tak lagi energik seperti dirinya.

Sehingga usaha tak biasa ini tetap ditekuninya, meski diakuinya tidak banyak produksi yang dihasilkan setiap harinya.

"Sehari bisa menghasilkan 8-12 kilogram Ampo, ada yang dijual di pasar dan disimpan di rumah untuk menyediakan yang mau beli," ucap Ibu empat anak ini.

Para pembeli Ampo, selain dari Tuban, juga dari luar kota Tuban, luar pulau Jawa, hingga dari luar negeri. Semuanya untuk oleh-oleh.

"Harganya per kilo Rp 10 ribu. Orang luar negeri juga bawa ampo untuk oleh-oleh, sering wisatawan lokal atau luar negeri  datang kesini untuk beli Ampo," tegasnya.

Saat sudah ada di pedagang pasar, ia tak banyak mengetahui harganya. Menurutnya, idealnya jika dipasar ampo bisa dijual dengan harga Rp 12-15 ribu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved