Berita Surabaya

Kisah UKM Binar Food Asal Medokan Asri Surabaya, Jual Lapis Legit Hingga Arab Saudi dan Prancis

Kisah UKM Binar Food Asal Medokan Asri Surabaya, Jual Lapis Legit Hingga Arab Saudi dan Prancis.

Penulis: Delya Oktovie | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/DELYA OCTAVIE
Ayunita Indria Dewi (30) menunjukkan produk-produk Binar Food miliknya, Senin (10/12/2018). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Memiliki anak tanpa adanya pengasuh membuat Ayunita Indria Dewi (30) yang kala itu bekerja kantoran, harus mencari cara agar ia bisa tetap dekat dengan anaknya.

Ia mengaku kesulitan jika harus melanjutkan karier, sekaligus menjaga anaknya.

"Otomatis sulit untuk melanjutkan karier di kantor yang lama. Akhirnya saya terinspiasi membuka bisnis, supaya bisa tetap bekerja dan menghasilkan uang tanpa meninggalkan anak, lalu lahirlah Binar Food," kata warga Medokan Asri Barat, Surabaya ini, Senin (10/12/2018).

UKM Binar Food lahir pada tanggal 17 Januari 2017.

Ia bergerak di bidang kuliner dengan tiga kategori, yaitu kudapan, kue dan masakan.

Di antaranya adalah kering kentang yang dijual mulai dari Rp 5000, lapis legit mulai Rp 175.000, engkak ketan mulai Rp 100.000, kastengel, nastar nanas, nastar kurma, putri salju mulai Rp 60.000, sambal mangrove Rp 15.000 dan kembayng goyang mangrove Rp 25.000.

Resep yang digunakan merupakan resep turun-temurun keluarga.

Selain menjual di lingkungan sekitar, Ayunita juga memanfaatkan media sosial, marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan Bukalapak, serta website resminya di www.binarfood.com.

Ia juga menjadi UKM binaan Pemkot Surabaya, sehingga produknya dijual di Surabaya Square yang tersebar di sembilan titik kota.

UKM Binar Food pun mulai menuai kepopuleran, utamanya produk kering kentang dan lapis legitnya.

Untuk kering kentang, ia sudah mengirim hingga Pontanak, Bontang, Lombok dan Papua.

Sedangkan lapis legitnya sudah dinikmati pelanggan di enam negara, yakni Singapura, Australia, Filipina, Prancis, Malaysia dan Arab Saudi.

Lewat Binar Food, ia berhasil meraup omzet hingga Rp 10 juta per bulan.

"Golnya sih saya ingin mengenalkan produk yang sehat, karena Binar Food menggunakan bahan berkualitas, tanpa MSG, pengawet, pewarna dan pengembang. Saya juga ingin mengangkat mangrove supaya bisa lebih dikenal di Indonesia, terlebih sampai dunia," jelasnya.

Fokus terbarunya adalah produk makanan yang bisa dijadikan oleh-oleh khas mangrove.

Sementara ini, ia sudah meluncurkan sambal dan kembang goyang mangrove, yang diproduksi dari buah bogem. (Delya Oktovie)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved