Berita Blitar

Kripik Pare Crispy Ala Sumiati, Pahit-Pahit yang Selalu Bikin Ketagihan

Pare Crispy Ala Sumiati, Pahit-Pahit yang Selalu Bikin Ketagihan dan Sukses Jadi Penyokong Ekonomi.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/IMAM TAUFIQ
Sumiati, Warga Dusun Tlogoarum RT 01 RW 07, Desa Sidorejo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar menunjukkan Kripik Pare Crispy yang diproduksinya, Minggu (9/12/2018). 

Setiap hari, Sumiati mengaku hanya mampu memproduksi sekitar 10 kg karena kesulitan bahannya. Sebab, dirinya masih mengandalkan tanaman Pare sendiri, yang ditanam di pekarangan rumahnya. Begitu tahu dirinya memproduksi kripik crispy Pare dan laku, kini para tetangganya mulai menirunya. Yakni, menanam Pare dan dijual padanya.

Harganya Rp 4.000 per kg atau sebanyak 4 buah. Per kg Pare, kalau dijadikan kripik jadi lima bungkus atau 5 ons atau seharga Rp 50.000.

"Yang paling sulit dulu itu, mengirisnya karena ukurannya harus sama. Sementara, dulu kami masih memakai pisau dapur. Bahkan, dulu tangan saya sering kesemutan (kram). Sekarang kami sudah memakai alat pengiris. Meski masih manual namun ukurannya sama seperti pengiris buat bumbu, pengiris buat kripik ketela," tuturnya.

Kripik Pare ini tak sekadar buat camilan biasa (snack). Namun, itu bisa buat pengobatan. Dari sekian pelanggannya, kebanyakan mereka terkena kolesterol atau diabetes. Katanya, itu bisa menstabilkannya.

"Selain kami mendapat hasil, juga merasa senang karena kripik dari usaha kami ini bisa sedikit membantu menyembuhkan beberapa penyakit," pungkasnya. (Surya/Imam Taufiq)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved