Berita Kota Batu
Outbond Diingatkan Ngeyel, Siswa SD Insan Mulia Terseret Air Terjun Coban Talun, 2 Tewas 1 Hilang
Diingatkan Penjaga Tetap Ngeyel, Siswa SD Insan Mulia Malang Terseret Air Terjun Coban Talun, 2 Tewas 1 Hilang.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, BATU - Kondisi berkabut tidak menghalangi pencarian tiga korban yang tenggelam di Air Terjun Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Selasa (11/12/2018). Meski jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB, pencarian tetap dilanjutkan.
Tiga korban siswa asal SD Insan Mulia Malang tersebut tenggelam di Air Terjun Coban Talun, Selasa (11/12/2018) pagi.
Ketiga siswa kelas tiga yang juga seorang hafiz alias hafal alquran tersebut adalah Nasywa Azalia Hanaia, 9 tahun, Jl. Simpang Kepuh RT 5 RW 5 Kel. Bandungrenosari, Kec. Sukun Kota Malang, Muhammad Hanan, 9 tahun, Jl. Kebonsari RT 4 RW 2 Kel. Bandungrejosari, Kecamatan Sukun Kota Malang dan Tazkiya Rahmatulloh Al Kamila asal Niwen, Wagir, Kabupaten Malang.
Jenazah Taskiya lebih dulu ditemukan pukul 18.45 WIB. Lalu jenazah Nasywa ditemui pukul 19:30 WIB. Sedangkan jasad Hanan hingga malam ini masih belum berhasil ditemukan.
• BREAKING NEWS - Tiga Siswa SD Insan Mulia Malang Hilang di Air Terjun Coban Talun Kota Batu
Heri Yunatan ayah dari Muhammad Hanan yang juga datang ke lokasi kejadian hanya bisa diam dan tak banyak mengeluarkan kata-kata. Bahkan saat ditanyai ayah korban hanya berdiam diri dengan muka pucat.
Ketua Yayasan SD Insan Mulia Malang Agus Cahyono yang datang ke lokasi kejadian tak mampu menahan air mata dan menahan tangis sembari meneriakan takbir. Setelah tenang, Agus mulai bercerita jika dalam jadwal kegiatan out bond dilangsungkan selama dua hari.
Yakni untuk Kelas 4, 5, dan 6 yang digelar mulai Senin (10/12/2018) hingga Selasa (11/12/2018). Kemudian baru disusul oleh kelas 1,2, dan 3 pada Selasa (11/12/2018).
"Sebenarnya out bond sudah selesai. Namun tidak tahu kenapa ada yang sampai turun bermain di air terjun," ungkapnya.
Agus Cahyono menyebutkan jumlah siswa yang ikut kelas 4,5,6 ada 40 siswa. Lalu kelas 1,2,3 ada 68 siswa.
Kepala BPBD Kota Batu Sasmito menjelaskan, kejadian itu awalnya guru dan siswa memang tidak ada niat untuk menuju air terjun.
Namun karena penasaran, akhirnya siswa kelas 1,2,3 bersama empat orang guru menuju air terjun.
"Mereka ini hanya outbond saja sebetulnya. Dan ketika sampai di air terjun, dari 68 siswa itu yang masuk ke dalam hanya 3 siswa dan 4 guru," kata Sasmito.
Ia menjelaskan, sekitar pukul 14.00 WIB rombongan dari SD Insan Mulia Malang menuju lokasi air terjun. Sebelum siswa ini berenang, ada petugas yang sudah memperingatkan guru dan murid tersebut, namun tidak digubris.
Selang beberapa waktu terdengar suara minta tolong. Yang kamudian salah satu penjaga dan penjual yang ada di Air Terjun Coban Talun mendapati beberapa korban yang terbawa pusaran arus.
"Saat itulah, ada salah satu warga yang berhasil menarik satu korban yang tersedot arus bawah. Namun ada tiga siswa yang tidak bisa diselamatkan dan hingga saat ini belum ditemukan," tegasnya Sasmito.
Pencarian Korban Terkendala
Air keruh menjadi kendala dalam pencarian korban yang hilang di air terjun Coban Talun.
Dani Dwi Santoso Garda Relawan BPBD Kota Batu menyatakan, pencarian korban sempat menggunakan jangkar.
"Tim memberhentikan pencariannya tidak menyelam karena kondisi air yang dingin. Dan debit air yang tinggi. Tim kedinginan, dan pencarian menggunakan jangkar," ujarnya.
Dari situ dua jenasah berhasil ditemukan. Kesulitan lainnya juga karena pusaran air semakin deras, dan jika diteruskan akan membahayakan tim pencarian. Apalagi ketika lampu penerangan dalam air digunakan jarak pandang hanya 20 centimeter.
"Setelah dua jenazah ditemukan pencarian kami hentikan. Dua jenazah dibawa ke rumah sakit Hasta Brata," tegas Dani.
Selain itu, saat proses pencarian, penyelam juga sempat terseret arus air terjun Coban Talun.
Hariyono salah satu relawan yang menyelam di air terjun coban talun menyatakan, kalau ia sempat terseret arus. Beruntung ia menggunakan pelampung.
"Arusnya sangat deras mbak, saya sampai sempat terseret arus. Untung saya pakai pelampung. Dalamnya air itu sekitar 4-5 meter," katanya.
Saat itu, di lokasi banyak relawan yang menyerah karena kedinginan. Masa pencarian dilakukan selama lebih dari dua jam. (Sany Eka Putri)