Wawancara Eksklusif Pakde Karwo
Tak Ada Satupun Keputusan Politik Diambil Lewat Voting, Selalu Dengarkan Suara yang Tidak Terdengar
Selasa (12/2/2019) hari ini, jabatan Gubernur Jatim Soekarwo selama dua periode akan berakhir. Resep sukses saat memimpin Jatim dibeber Pakde Karwo.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Mujib Anwar
Mengapa? Rata-rata kepemilikan tanah, 0,29 hektar. Jika tidak diproses industri primer dan sekunder, petani menjual gabah kering panen nilai tambahnya kecil. Tapi kalau menjual gabah menjadi beras premium nilai tambahnya bisa 53 persen.
Proses agro ini diikuti industri lain, yakni pertanian maritim dalam pengertian basis pengembangan indutsri.
Kami juga membangun hubungan dagang. Karena setelah produksi, tidak akan mungkin kalau hasilnya tidak akan dijual, maka pasarnya yang kemudian difasilitasi.
Ini kita lakukan dengan membangun 26 kantor perwakilan dagang (KPD) di 26 provinsi di Indonesia.
Meski pada awalnya keuntungan perdagangan antarprovinsi kecil dan di bawah Rp 1 miliar, tahun 2018 suprlus perdagangan antarpulau kita mencapai Rp 2,8 triliun.
Disinilah, ada uang masuk di kantong-kantong UMKM yang kemudian menjadi raksasa ekonomi di pedesaan.
Dampaknya, UMKM kita berkembang. Kalau agro menjadi basis, akan diikuti industri berat lainnya, dengan membangun smelter secara perlahan.
Tapi kekuatan yang luar biasa kemudian, adalah mendorong tumbuh dan berkembangnya UMKM di Jatim.
Ini penting, karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian. Dari 58 juta UMKM di Indonesia sekarang ini, menurut data statistik dan Bappenas, sebanyak 12,1 juta di Jatim. Ini perkembangan luar biasa.
Kami masuk tahun 2008, jumlah UMKM masih 4,2 juta. Tahun 2012 naik menjadi 6,8 juta. Bahkan tahun 2016, berdasar hasil Sensus Ekonomi yang dipublikasi tahun 2017, UMKM di Jatim ada 12,1 juta.
Dari jumlah itu, 7,5 juta agro dan 4,6 juta non agro. Jadi, sangat nampak bahwa ekonomi didukung agro
Di bidang sosial, pendidian dan kesehatan, juga jadi basis priotitas kami. Peningkatan kualitas tenaga kerja juga menjadi basis kami.
Pada 2008, tenaga kerja 68 persen lulus SD dan tidak lulus SD. Lalu 2014, 57 persen lulus SD, pada tahun 2018 turun 46 persen lulus SMP sederajat.
Ini perkembangan kita dan disinilah kekuatan kita meningkatkan kualitas SDM melalui vokasi.
Bidang kesehatan, kita bekerja keras memerangi gizi buruk dan stunting.