Wawancara Eksklusif Pakde Karwo

Tak Ada Satupun Keputusan Politik Diambil Lewat Voting, Selalu Dengarkan Suara yang Tidak Terdengar

Selasa (12/2/2019) hari ini, jabatan Gubernur Jatim Soekarwo selama dua periode akan berakhir. Resep sukses saat memimpin Jatim dibeber Pakde Karwo.

Penulis: Mujib Anwar | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo) saat berada di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, sehari menjelang purnatugas sebagai Gubernur Jatim dua periode (2009-2019), Senin (11/2/2019). 

Hari ini, gizi buruk tinggal 0,8 persen. Satu perkembangan yang luar biasa. Angka kematian ibu melahirkan luar biasa, dari 100 ribu sekarang jumlah yang meninggal 96 dari yang tadinya 280. Jadi 8 orang per 100 ribu.

Sedang angka kematian bayi, dari 1000 tinggal 22. Turun dari sebelumnya 36 orang per 1000. Ini jauh lebih rendah dari nasional 38.

Ini perkembangan kesehatan, penelitin beberapa ahli, kalau kesehatan bagus dan pendidikan bagus maka akan menghasilan produktifitas di bidang tenaga kerja.

Untuk pengentasan kemiskinan juga turun. Jika tahun 2008 angka kemiskinan 18,61 persen, pada tahun 2018 turun menjadi 10,85 persen. Jadi turun 7 persen lebih.

Sementara pembangunan di bidang budaya, pada 2015 kita meletakkan pembangunan dengan basis kebudayaan. Agar landingnya terhadap masyarakat tidak menimbulkan konflik.

Ini yang dinamakan akulturasi budaya. Disinilah basis tentang pembangunan diletakkan. Karena hampir semua kabupaten mempunyai ciri-ciri kebudayaan tersendiri.

Budaya itu bisa membasuh tentang kekotoran-kekotoran dari ekses politik. Di kebudayaan, tidak ada friksi. Kalau ekses politik belahannya sangat dalam, maka kebudayaan akan menjadi air jernih untuk membasuh kekotoran ekses-ekses politik itu.

Kami juga meletakkan satu dasar penting yaitu keamanan dan kenyamanan di dalam pembangunan.

Semua statistik kita menceritakan bahwa curas, pelanggaran dan demonstrasi serta berbagai permasalahan trantib turun siginifikan.

Ini dimungkinkan, karena masyarakat punya kultur egalitarian terbuka, basisnya kebudayaan.

Membangun basis di bawah dengan pendekatan persauradaan dan kekerabatan. Ini pikiran sosioligis Habermas yang sangat pas di dalam kultur di Jatim. (Tribunmadura.com/Mujib Anwar)

Simak juga Video wawancara eksklusif Harian SURYA (Tribunmadura.com Network), dengan Pakde Karwo:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved