Pilpres 2019
Diwarnai Kericuhan Sampai Mobil Eks Menteri Jadi Korban, Ini 6 Fakta Penting Acara Prabowo di Yogya
Diwarnai Kericuhan Sampai Mobil Mantan Menteri Jadi Korban, Berikut 6 Fakta Penting Acara Prabowo Subianto di Yogyakarta.
Diwarnai Kericuhan Sampai Mobil Eks Menteri Jadi Korban, Ini 6 Fakta Penting Acara Prabowo di Yogya
TRIBUNMADURA.COM - Acara bertajuk "Prabowo Menyapa Warga Jateng-DIY" digelar oleh Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto, di Grand Pacific Hall Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/2/2019) kemarin.
Di acara tersebut, Prabowo Subianto memberikan pidato kebangsaan di depan ribuan simpatisan dan relawan pendukungnya.
Ketua Umum Partai Gerindra ini menyampaikan beberapa hal dalam pidatonya.
Mulai dari menyinggung kekayaan negara yang mengalir ke luar negeri hingga permintaan maafnya pada Bibit Waluyo.
Tak hanya itu, acara Prabowo Menyapa ini rupanya juga sempat diwarnai kericuhan.
Dihimpun Tribunnews.com (Grup Tribunmadura.com) dari berbagai sumber, berikut enam fakta terkait acara Prabowo Subianto di Yogyakarta.
• Jika Menang Pilpres, Prabowo Janji Akan Langsung Bebaskan Habib Rizieq Sehari Setelah Ditetapkan
1. Minta maaf pada Bibit Waluyo
Dikutip Tribunnews.com dari Tribunjogja.com, di sela-sela pidato kebangsaannya, Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maafnya pada Bibit Waluyo.
"Saya di hadapan khalayak ramai saat ini, mau minta maaf sama pak Bibit Waluyo yang saat itu Pak Bibit mau maju lagi jadi Gubernur Jawa Tengah," tutur Prabowo.
Prabowo mengaku bersalah lantaran pernah menolak Bibit Waluyo yang kala itu akan maju lewat partainya dalam pencalonan gubernur.
Prabowo beralasan, kala itu dirinya masih belajar politik dan belum mengerti strategi apa yang harus digunakan.
"Waktu itu Partai Gerindra punya kursi dan Pak Bibit mau maju, saya tanya sama orang-orang saya yang di Semarang, bagaimana kalau kita dukung Pak Bibit, beliau dulu senior saya, panglima perang hebat, terus kata orang-orang saya, Pak bibit nggak punya uang pak, karena waktu itu saya masih belajar politik dan belum ngerti jadi nggak jadi dukung, saya minta maaf pak, saya malu," jelas Prabowo.
"Harusnya waktu itu, saya bilang meskipun nggak punya uang kita harus tetap dukung Pak Bibit Waluyo," tambahnya.
Di kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung buruknya politik di Indonesia yang menurutnya sangat sulit dan sarat kebohongan.
"Saya waktu itu lagi belajar politik, belum mengerti, dulu tahunya hanya perang ternyata politik itu lebih sulit dari perang apalagi politik di Indonesia dari 15 politisi yang bohong ada 16 orang, di politik rupanya bohong itu biasa, padahal kami terbiasa digembleng lurus, A ya A, B ya B," terang Prabowo.
"Rupanya di Indonesia ini banyak pat gulipat, kong kalikong," pungkasnya.
Untuk diketahui, Bibit Waluyo merupakan satu di antara banyaknya relawan yang mendukung Prabowo maju dalam Pilpres 2019.
Bibit merupakan Ketua Panitia Acara Prabowo Menyapa dan turut menggerakan purnawirawan TNI Polri untuk mendukung Prabowo.
• Jelang Debat Ketiga Pilpres 2019, Inilah Persiapan Khusus yang Dilakukan Maruf Amin dan Sandiaga Uno
2. Singgung kekayaan negara mengalir ke luar negeri
Selain meminta maaf pada Bibit Waluyo, di hadapan ribuan simpatisan dan relawannya, Prabowo juga menyinggung harta kekayaan negara yang mengalir ke luar negeri.
"Inti masalah negara kita adalah kekayaan bangsa Indonesia tidak tinggal di republik ini tapi mengalir keluar negeri," ungkap Prabowo.
Dikutip Tribunnews.com dari Tribunjogja.com, Prabowo menungkapkan kekayaan negara yang ada di Indonesia hanya Rp 5 ribu triliun saja.
"Sedangkan yang mengalir di bank-bank dalam negeri hanya Rp 5 ribu triliun, berarti dua kali lipat kekayaan negara mengalir ke luar negeri," terang Prabowo.
Prabowo bahkan menyebut setiap tahun pemerintah mengalami kebocoran anggaran yang mencapai trilunan rupiah.
"Kebocoran APBN dan APBD pemerintah saat ini mencapai Rp 1.000 triliun setiap tahunnya. Bagaimana kita menjawab tantangan ekonomi kalau tidak punya uang? Bagaimana rakyat kita bisa sejahtera jika terus begitu?" ucapnya.
• Lautan Manusia Sambut Prabowo di Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata, Teriakan Pasti Presiden Menggema
3. Alasan Prabowo maju Pilpres 2019
Dalam pidato kebangsaannya tersebut, Prabowo juga tak lupa menjelaskan alasannya maju ke kancah Pilpres 2019.
Ia mengaku, kondisi negara yang mencemaskan bagi rakyat adalah alasan utamanya.
"Saya melihat bahwa arah perkembangan negara ke arah yang sangat mencemaskan bagi rakyat," tuturnya.
"Saya rasa, saya dengan senior saya, kami ini adalah seharusnya sudah istirahat (purna tugas) tapi kita tidak rela melihat negara dalam keadaan tidak benar," lanjutnya.
Selain rasa peduli pada rakyat, semangat dari relawan di daerah-daerah yang dikunjungi juga menjadi alasan dirinya makin mantap melaju dalam Pilpres 2019.
"Semangat pendukung di Yogyakarta sangat luar biasa, saya dari kemarin merasa semakin mendapat kekuatan dari kalian-kalian, di Temanggung, Jawa Timur, semua memberi saya kekuatan," akunya.
• 16 Hari Ahmad Dhani Ditahan di Rutan Medaeng, Ini 6 Tokoh dan Artis yang Mengunjungi & Beri Support
4. Sempat diwarnai kericuhan
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.cpm, acara Prabowo Menyapa Warga Jateng-DIY pada Rabu (27/2/2019) kemarin rupanya sempat diwarnai kericuhan.
Kericuhan diduga terjadi setelah ada orang yang membawa spanduk Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Setahu saya tadi ada 2 orang yang membawa spanduk, Jokowi-Ma'ruf," ujar Aji salah satu warga Jalan Magelang, Rabu (27/02/2019).
Hal ini kemudian menyulut amarah rombongan yang tengah konvoi dan mereka langsung mengejar dua orang tersebut.
"Dua orang itu dikejar. Mereka lari," tambahnya.
Hal ini dibenarkan oleh Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah.
"Iya benar ada kericuhan, tetapi tidak masalah," tuturnya.
AKBP Rizky membenarkan memang sempat terjadi kericuhan, namun hal tersebut dapat diatasi.
Ia juga mengakui, anggotanya sempat melakukan tembakan peringatan untuk meredam massa.
Hingga saat ini, pihaknya juga masih mendalami kejadian tersebut.
"Itu (tembakan peringatan) untuk menghalau. Sampai saat ini belum ada yang diamankan, masih kami dalami," paparnya.
• Prabowo & Rachmawati Sowan ke Mursyid Tarikat Shiddiqiyyah, Pengalaman Baru ini Bikin Dia Terkesima
5. Mobil Roy Suryo jadi korban lemparan batu
Kericuhan yang terjadi saat acara Prabowo Menyapa Warga Jateng-DIY ternyata membuat mobil Roy Suryo yang terparkir di depan rumah Jalan Magelang, Sinduadi, Mlati, Sleman terkena lemparan batu.
Akibatnya, kaca belakang mobil anggota DPR RI dari Partai Demokrat tersebut pecah.
"Iya benar, ya namanya korban," ujar Roy Suryo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/02/2019).
"Terkena di bagian belakang. Ya kaca mobil bagian belakang pecah," tambah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di era Presiden SBY ini.
Saat peristiwa tersebut terjadi, Roy Suryo mengaku dirinya tak berada di rumah.
Ia tengah berada di rumah sakit untuk menunggui istrinya yang akan operasi.
"Saya diberitahu driver, soalnya saya sedang di rumah sakit karena istri operasi. Kalau saya datang ke acara itu kalau mereka mengarah ke saya, itu lain cerita, Ini kan enggak kan tidak ada soal, tidak ada apa-apa, barang di rumah kok malah dikenai," ungkapnya.
Meski mobilnya terkena lemparan batu, ia bersyukur lantaran tidak ada anggota keluarga yang terluka ataupun bagian rumah yang rusak.
"Ya banyak batu-batu tetapi tidak apa apa lah. Alhamdulilah (keluarga) enggak (ada yang sampai terkena lemparan)," tandasnya.
• Sandiaga Uno Temui Partai Emak-emak di Pasuruan, Tiba-tiba Ada Pemotor Teriakkan Kata Tak Terduga
6. Roy Suryo maafkan pelaku
Meski mobilnya menjadi korban lemparan batu namun Roy Suryo tidak akan mempermasalahkan hal tersebut.
Ia juga tidak akan melaporkan pelaku ke polisi dan memilih untuk memaafkannya.
"Saya enggak (melaporkan). Saya memaafkan saja karena namanya juga anak-anak mungkin tidak tahu atau apa," ujar Roy Suryo.
Ia berharap pelaku mendapat hidayah dari Tuhan.
"Saya lagi rumah sakit, istri baru saja operasi kok malah tambah (mobil terkena lemparan batu). Ya, moga-moga anak-anak itu diberi hidayah sama Allah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)