Rumah Politik Jatim
Pilpres 2019 Kurang Dari 2 Bulan, Lembaga Survei Polmark Indonesia Sebut Golput Hampir di Angka 50%
Menyisakan waktu 43 hari, golongan masyarakat yang belum menentukan pilihan di pemilu serentak masih cukup besar. Bahkan, angkanya hampir menyentuh 50
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Menyisakan waktu 43 hari, golongan masyarakat yang belum menentukan pilihan di pemilu serentak masih cukup besar. Bahkan, angkanya hampir menyentuh 50 persen.
Hal ini terungkap dari hasil survei Polmark Indonesia yang dirilis di Surabaya, Selasa (5/3/2019).
Mengutip data Polmark, angka yang berpotensi masih bisa diperebutkan oleh masing-masing paslon di pilpres mencapai 48 persen.
• Parkir Liar Pasar Kolpajung Pamekasan Bermunculan, Pengunjung Pasar Bayar Parkir Dua Kali Lipat
• Berniat Bunuh Diri Lompat Dari Tower Listrik, Nahas Pria ini Tewas Tersengat Listrik Saat Memanjat
• Banjir Capai 5 Meter Hanyutkan 7 Desa di Madiun, Ternak dan Barang Berharga Ikut Hanyut
Angka tersebut di berasal dari akumulasi pemilih yang belum mantap memberikan pilihan.
Untuk kategori ini, baik paslon nomor urut 01, Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin maupun paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, masing-masing masih mendapat angka di bawah 50 persen.
Jokowi-Ma'ruf mendapatkan pemilih yang mantab di angka 31,5 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga di angka 20,5 persen.
Hal ini cukup menarik mengingat angka tersebut juga berada jauh di bawah elektabilitas (tingkat keterpilihan) masing-masing paslon menurut survei tersebut.
• Banjir Sejak Dini Hari, Jalur Madiun ke Arah Ngawi Terputus, Kendaraan Dialihkan ke Jalan Tol
• Meski Menang, Bek Madura United Fachruddin Akui Punya Dua Kendala Saat Lawan PSS Sleman
• Juragan Durian Cari Mantu untuk Putrinya di Facebook, Janjikan Fasilitas Mewah Miliaran Rupiah
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mendapatkan angka 40,4 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga berada di angka 25,8 persen.
"Elektabilitas masing-masing paslon ternyata belum berbanding lurus dengan kemantapan memberikan pilihan oleh calon konstituen," ujar Eep Saefulloh Fatah, Founder dan CEO Polmark Indonesia kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (6/3/2019).
Eep pun mengungkapkan masih besarnya tingkat undecided voters di surveinya kali ini.
"Pemilih mengambang itu yang kita sebut undecided voters. Terdiri dari mereka yang masih mengatakan rahasia tentang pilihannya dan mereka yang mengatakan belum punya pilihan atau tidak tahu mau memilih siapa," kata Eep menjelaskan.
Eep menerangkan bahwa tingkat undecided voters antara pilpres dan pemilihan legislatif berbeda. Menurut survei pihaknya, kampanye pemilu serentak yang baru kali pertama digelar mendatang masih didominasi oleh kampanye caleg.
"Yang menarik adalah angka undecided voters di banyak dapil cenderung kecil," jelas Eep.
Eep menyebutkan, karena Pileg lebih konkret dibandingkan Pilpres yang langsung basisnya di akar rumput.
"Kenapa? (Kampanye) Pileg lebih konkret dibandingkan pilpres. Pileg digerakkan oleh caleg. Apalagi, caleg berlapis, dari DPR RI, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Mereka yang (maju) di kabupaten/kota, basisnya kan di kecamatan," katanya.
Saban hari, tiap caleg turun ke masyarakat untuk menyapa calon Pemilihnya.
"Mereka terjun ke bawah sampai ke desa atau kelurahan. Mereka sampai ke pintu-pintu, ke rumah-rumah," jelasnya.
• Sebut Madura United Banyak Buang Peluang, Dejan Antonic Evaluasi Tim untuk Laga Kedua Piala Presiden
• Pengunjung Kebun Binatang Surabaya Kian Bertambah, KBS Akan Gandeng Agen Travel Gaet Wisatawan Asing
• Jelang Hari Tuberkulosis Sedunia, Lapas Klas IIB Mojokerto Gelar Konseling Tuberkulosis dan HIV
Dari survei tersebut juga mengindikasikan bahwa belum semua caleg ikut mengampanyekan capres-cawapres yang diusungnya. Padahal, untuk merebut pemilih tersebut, seharusnya menjadi tanggungjawab masing-masing partai pengusung dan relawan.
"Namun, apakah Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi sampai ke pintu-pintu? Kan tidak bisa. Indonesia terlalu besar. Inilah pentingnya keberadaan parpol, caleg, dan para relawan," tandas Eep.
Dibandingkan pilpres, tingkat penurunan undecided voters di pileg pun cenderung lebih cepat.
"Di bawah, kampanye pileg adalah kampanye yang kasat mata, konkret, dan nyata. Kampanye pilpres lebih virtual di bawah, tidak teraba," terang Eep.
Eep menjelaskan bahwa survei yang dilakukan Polmark kali ini dilakukan di 73 dapil se-Indonesia melalui 73 survei berbeda. Di tiap surveinya untuk tiap dapil, survei melibatkan 440 orang. Sementara khusus untuk Jabar 3, melibatkan 880 orang.
Menggunakan metode multistage random sampling, survei ini memiliki margin of error sekitar 4,8 persen serta tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Eep juga menjelaskan bahwa survei yang dilakukan rentang waktu Oktober 2018 hingga Februari 2019 ini merupakan kerjasama pihaknya dengan Partai Amanat Nasional.
• Tunjukkan Fanatisme, Aremanita Asal Tulungagung Ini Jadikan Logo Klub Arema FC sebagai Mas Kawin
• Juragan Durian Cari Mantu untuk Putrinya di Facebook, Janjikan Fasilitas Mewah Miliaran Rupiah
• Berebut Hati Seorang Janda, 2 Ayah di Lumajang Terlibat Carok, Sampai Dibawa ke Rumah Sakit
Potensi Swing Voters Menurut Survei Polmark
1. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf : 40,4 persen (mantap memberikan pilihan: 31,5 persen)
2. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga : 25,8 persen (mantap memberikan pilihan: 20,5 persen)
3. Undecided Voters: 33,8 persen (suara yang masih bisa diperebutkan: 48 persen)
(Bobby Koloway)