Berita Sumenep

Kisah Istri TNI Mengajar di Masalembu, Tempuh Jarak Belasan Jam hingga Ombak Lautan Setinggi 4 Meter

Nur Fatimah menjadi satu dari sejumlah perempuan yang patut menjadi inspirasi masyarakat Indonesia.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Kopda Hendra Wahyudi dan Nur Fatimah 

"Beberapa waktu lalu, pernah jarak tempuh Sumenep ke Pulau Masalembu sekitar 30 jam, karena waktu itu mesin kapal yang kami tumpangi itu mati sebelah," katanya.

PMI Jember Fogging Area Sekitar SMPN 1 Rambipuji Usai Terima Kabar 2 Warga Setempat Tewas karena DBD

Nekad Buka Pintu Gerbong Kereta Api dan Melompat, Wanita Asal Sulawesi Selatan Ditemukan Tewas

Karya Batik Seorang Guru di Pamekasan

Karya seni membatik menjadi hal yang istimewa bagi Chandra Kirana (52), guru Mata Pelajaran (Mapel) biologi di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Pamekasan, Jumat (22/2/2019).

Disela-sela kesibukannya sebagai guru, Chandra selalu menggelorakan semangat mencintai batik kepada para siswanya serta masyarakat umum.

Ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa pengrajin batik untuk belajar tentang batik tulis.

“Gak tahu juga ya, rasanya kok tiba-tiba saya mulai kepincut terhadap dunia batik,” kata Chandra, Jumat (22/2/2019).

Khofifah Indar Parawansa Bakal Bangun Islamic Science Park, Gaet Pasar Internasional ke Indonesia

Punya Jeda Waktu Sepekan, Dejan Antonic Pastikan Madura United Tetap Tinggal di Sleman

Kecintaannya terhadap batik bermula sejak tahun 2007. Ketika itu, Pemkab Pamekasan menggelar karnaval penampilan prosesi batik. Ia pun mulai tertarik untuk mempelajari batik tulis.

“Di situlah awal ketertarikan saya pada batik,” ucapnya.

Dua tahun kemudian, Pemkab Pamekasan dicanangkan sebagai kabupaten batik. Ia menyarankan sekolahnya agar menggunakan Muatan Lokal (Mulok) batik.

Semua siswa kelas X diwajibkan untuk menekuni batik tulis. Sedangkan kelas XI, dan Kelas XII, diwajibkan untuk mendalami desain dan keterampilan menjahit.

Rupanya, inisiasinya berbuah manis. Beberapa alumni tempat ia mengajar, kini menjadi pengrajin batik lokal di Pamekasan.

Artis Korea yang Dinilai Skill Akting Kurang Memuaskan, Kim Tae Hee dan Jung Woo Sung Puncaki Daftar

Episode Terakhir Drama Korea The Last Empress Dipastikan Tanpa Chun Woo Bin, Begini Penjelasan SBS

“Tentunya bangga dong, punya siswa yang juga pandai membatik,” katanya penuh semangat.

Semangat perempuan yang tinggal di Jalan Agus Salim, Gang V, Nomor 53 ini berlanjut sejak bergabung dengan Komunitas Batik Jawa Timur (Kibas) pada tahun 2011.

Banyak ilmu yang didapatnya dari Kibas, mulai dari motif khas Jatim hingga Jateng. Bahkan ia sengaja mengumpulkan beberapa referensi buku tentang batik.

“Semacam ada bisikan nurani agar saya selalu bergelut dengan batik,” ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved