Berita Pamekasan
Kisah Warga Pamekasan yang Tempuh Jarak 3 Km untuk Dapat Air Bersih, BPBD Mulai Bergerak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Madura memprediksi jumlah wilayah terdampak kekeringan
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Madura memprediksi jumlah wilayah terdampak kekeringan pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi menyatakan sudah merampungkan rekapitulasi daerah terdampak kekeringan tahun 2025 ini.
Namun, terdapat sejumlah dusun dan desa baru yang diajukan oleh pihak kecamatan untuk diverifikasi.
Sejak Rabu (27/8/2025) kemarin, tim BPBD Pamekasan mulai turun melakukan survei ke beberapa wilayah terdampak kekeringan sebagai tambahan data yang diusulkan.
“Hasil survei itu, baru akan dipetakan mana daerah yang masuk kategori kering kritis, dan kering langka,” kata Dhofir, Kamis (28/8/2025).
Menurut Dhofir, selama ini terdapat dua jenis kekeringan yang umum terjadi di Kabupaten Pamekasan, yakni kering langka dan kering kritis.
Kering kritis ditandai dengan kebutuhan air bersih per orang mencapai lebih dari 10 liter per hari.
Namun masyarakat harus menempuh jarak hingga 3 kilometer bahkan lebih untuk mendapatkannya.
Sementara kering langka terjadi ketika kebutuhan air bersih warga berada di bawah 10 liter per orang per hari, dengan jarak tempuh ke sumber air sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
“Kalau sudah masuk kategori kering kritis, dampaknya cukup berat karena masyarakat harus menempuh jarak yang jauh hanya untuk mendapatkan air bersih. Itu sebabnya, pemetaan ini penting agar distribusi bantuan tepat sasaran,” tegasnya.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 lalu, kekeringan di Kabupaten Pamekasan melanda sedikitnya 269 dusun di 76 desa yang tersebar di 11 kecamatan.
Adapun kecamatan yang terdampak meliputi Tlanakan, Pademawu, Galis, Larangan, Proppo, Palengaan, Pegantenan, Kadur, Waru, Batumarmar, dan Pasean.
Dengan potensi penambahan wilayah terdampak di tahun 2025 ini, BPBD Pamekasan berkomitmen memperkuat upaya mitigasi.
Termasuk memaksimalkan distribusi air bersih agar kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi di tengah musim kemarau yang kian ekstrem.
Terjawab Asal Mula Isu Vaksin Campak Haram di Pamekasan, Sikap Ortu Bebal |
![]() |
---|
Mengenal Sosok Kiai Abdul Qidam Pamekasan, Keturunan Wali Songo yang Berdakwah Lewat Pemerintahan |
![]() |
---|
Balita di Pamekasan Banyak yang Positif Penyakit Campak, Jumlahnya Melonjak Tajam |
![]() |
---|
Tunggu Viralnya Baliho Selamat Datang di Desa Maling, Polres Pamekasan Baru Bergerak Tangkap Maling |
![]() |
---|
Polres Pamekasan Tak Mampu Jalankan Tugasnya soal Diversi Kasus Bullying Terhadap Siswi SMP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.