Berita Blitar
31 Tahun di Kubur, Jasad Tokoh NU di Blitar Masih Utuh, Kain Morinya Juga Belum Rusak
Foto dan video yang diunggah di media sosial menunjukkan jasad Mbah Yai Anwar yang meninggal 31 tahun silam masih utuh.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Bahkan, keluarga juga sudah menyiapkan peti jenazah dan kain mori baru.
Peti jenazah itu buat jaga-jaga kalau kasad Mbah Yai Anwar sudah hancur.
Proses pembongkaran makam juga disaksikan perangkat desa dan polisi.
Dua ulama Blitar, KH Masy'ud Jamburi dan KH Jaelani, ikut menyaksikan langsung proses pembongkaran makam Mbah Yai Anwar.
• Sejoli ini Lagi Asyik Berbuat Mesum di Alun-alun Lamongan, Satpol PP Datang dan Inilah yang Terjadi
Ketika jasad Mbah Yai Anwar diangkat dari liang lahat, kondisinya masih utuh.
Kain mori yang membungkus jasad Mbah Yai Anwar juga belum rusak.
"Akhirnya peti jenazahnya tidak jadi dipakai. Hanya kain mori baru dipakai untuk alas jasad Abah yang masih terbungkus kain mori lama," katanya.
Sebelum meninggal, mbah Yai Anwar merupakan sesepuh NU Blitar.
• KPU Siapkan Dua TPS di Lapas Klas II Blitar untuk Tampung Pemilih Pemilu 2019
Dia pernah menjabat Rais Syuriah PCNU Blitar, anggota DPRD Blitar dari PPP pada zaman Orba, dan mursyid tarekat Al Mu'tabaroh Annahdliyah.
Semasa hidupnya, Mbah Yai Anwar juga dikenal sebagai sosok kiai yang kharismatik dan sederhana.
Mbah Yai Anwar sering mengisi pengajian keliling dari kampung ke kampung.
"Abah dulu ketua KUA Gandusari, lalu jadi ketua Pengadilan Agama di Trenggalek. Terakhir ketua Pengadilan Agama di Malang. Tahun kapan saya tidak ingat," ujarnya.
• Gunung Sadeng Jember Longsor, Dua Orang Terluka dan Seorang Warga Hilang Akibat Kejadian
Mbah Yai Anwar meninggal pada 21 September 1988.
Mbah Yai Anwar memiliki 10 anak, tujuh perempuan dan tiga laki-laki.
Istri Mbah Yai Anwar, Nyai Siti Alfijah baru meninggal sekitar 100 hari yang lalu.