Berita Pamekasan
Pedagang Pasar Tumpah di Bahu Jalan Kabupaten Pamekasan Membandel, Akui Karena Desakan Ekonomi
Trotoar dan bahu jalan di sepanjang Jalan Raya Kabupaten, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan tampak semrawut dengan adanya Pedagang Kaki Lima (PKL)
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Trotoar dan bahu jalan di sepanjang Jalan Raya Kabupaten, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan tampak semrawut dengan adanya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di area tersebut.
Pasalnya, para pedagang kaki lima (PKL) tersebut menggelar lapak dagangannya di pinggir Jalan Raya Kabupaten dan di atas trotoar.
Para pedagang kaki lima itu berjualan dengan bermodalkan tenda seadanya, meja, kursi dan payung besar sebagai atap untuk menghindari sinar matahari.
• MTsN Bangkalan Terapkan Standar Nilai Bagi Calon Siswa Baru, Tes Baca Quran dan Sholat Juga Penentu
• Meski Yakin Pemilu 2019 Berjalan Lancar, Kapolres Sumenep Akui Was-Was Pada Pengamanan Pemilu 2019
• Gubernur Jatim Khofifah Ingin Percepat Status Bandara Abdulrachman Saleh Malang Jadi Internasional
Barang dagangannya pun begitu beragam, ada yang menjual sayur, buah, ikan, daging sapi, daging ayam dan juga kebutuhan pokok lainnnya yang diperjual belikan di lokasi tersebut.
Warga Pamekasan biasa mengenal tempat tersebut adalah 'Pasar Tumpah'.
Meski sudah ditertibkan dan diusir berkali-kali oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja Pamekasan (Satpol PP), para pedagang kaki lima (PKL) tersebut masih tetap nekat untuk tetap berjualan di 'Pasar Tumpah' tersebut.
Tentunya dengan berbagai alasan, salah satunya yakni kebutuhan ekonomi.
"Mau gimana lagi mas, saya jualan disini dari pagi sampai sore untuk biayain anak. Kadang meski kita yang berjualan di sini diusir berkali-kali oleh petugas Satpol PP kita pasti tetap kembali. Namanya juga lapak gratisan, jadi kita mengakui kalau bersalah," ucap Tumi salah satu pedagang buah saat ditemui Tribunmadura.com di area Pasar Tumpah tersebut, Selasa (26/3/2019).
• AHY dan Pakde Karwo Silaturrahmi ke Ponpes Nurul Cholil Bangkalan, KH Zubair Titipkan Pesan ke AHY
• Disnakertrans Pamekasan Terbitkan Kartu Kuning yang Serbaguna, Juga Bisa untuk Mencari Pekerjaan
• Mendikbud Muhadjir Effendy Pastikan Daerah yang Terdampak Bencana Dapat Mengukuti UNBK
Tumi mengaku, jika dirinya membuka lapak jualannya tersebut sering merasa takut, hal ini dikarenakan masih banyak satpol PP yang selalu melakukan penertiban dan pengusiran terhadap para pedagang kaki lima yang berjualan di area tersebut.
Terlebih lagi kepada para pedagang kaki lima (PKL) yang sering membuka lapak dagangannya tepat di pinggir Jalan Raya Kabupaten.
Bagi Tumi, terkena penertiban dan pengusiran adalah makanan sehari-harinya. Walaupun sering terkena penertiban, tetapi ia tidak pernah kapok dan tetap nekat untuk berjualan dipinggir jalan dan di atas trotoar di lokasi tersebut.
Karena menurut Tumi, hanya lahan itulah yang bisa membantu dirinya untuk berjualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan anaknya.
Selain Tumi, pedagang kaki lima bernama Tuhah, juga kerap merasakan hal yang sama.
Berjualan dipinggir Jalan Raya Kabupaten dan di atas trotoar di Jalan Raya Kabupaten demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Bermodalkan tenda seadanya, Tuhah membuka lapak dagangannya dengan berjualan daging sapi tepat di bahu Jalan Raya Kabupaten.
"Kalau saya buka lapak dipinggir jalan raya begini lumayan banyak yang beli, supir angkutan umum kadang suka berhenti disini. Ibu-ibu habis pulang dari kantor juga beli di sini. Jadi dagangan saya lebih sering dibeli oleh mereka. Kami sudah sadar dan mengerti kalau memang disini tidak boleh digunakan untuk lapak berjualan. Saya nekat berjualan aja disini, karena kalau tidak berjualan saya tidak punya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi," tandas Tuhah.
Tuhah berharap, semoga ada penataan lebih baik dari pemerintah daerah terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berada disekitaran Jalan Raya Kabupaten, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan tersebut.
"Saya juga mau para pedagang di sini mendapatkan tempat berjualan yang layak dari pemerintah, seperti pedagang kaki lima yang ada di tapsiun, diberikan lahan untuk mereka berjualan," jelasnya.
Tumi dan Tuhah yang merupakan pedagang kecil mempunyai harapan besar kepada pemerintah untuk dapat melihat pedagang kecil seperti mereka yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian khusus, terutama memberikan lahan kepada pedagang kecil untuk berjualan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.