Pemilu 2019
Polda Jatim Amankan 4 Panitia Tour Jihad ke Jakarta Aksi 22 Mei, Terungkap Fakta Baru Peran Mereka
Keempat orang itu merupakan panitia penyelenggara fasilitas tur tersebut. Mereka berinisial A, kemudian R, lalu C, dan F.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Aqwamit Torik
Polda Jatim Amankan 4 Panitia Tour Jihad ke Jakarta Aksi 22 Mei, Terungkap Fakta Soal Pendaftarannya
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Kasus penyedia fasilitas 'Tour Jihad ke Jakarta' melalui media sosial (Medsos), penyidik Polda Jatim telah amankan empat orang.
Keempat orang itu merupakan panitia penyelenggara fasilitas tur tersebut.
Mereka berinisial A, kemudian R, lalu C, dan F.
Menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, mereka bertugas dalam satu fungsional kepanitiaan.
• Polisi Gelar Sweeping Massa ke Jakarta, Rombongan Sayyid Muhammad Al Maliki Sempat Diberhentikan
• Fakta Terbaru MUTILASI di Pasar Besar Malang, Korban Tak Bisa Penuhi Nafsunya Sugeng Resmi Tersangka
• Gelombang Penolakan People Power Bermunculan, Pemuda Pancasila Ikut Menolak dan Ajak Warga Bersatu
"Masing-masing ada yang bertugas di bagian bendahara ada yang membuat akun ada yang memang sebagai koordinator yang ada yang bagian menyuruh-nyuruh," katanya setelah hadiri buka puasa bersama Presiden BEM se-Jatim di Gedung Tribrata Polda Jatim, Minggu (19/5/2019).
Keempatnya, lanjut Luki, sejauh ini berstatus sebagai saksi.
Karena baru saja ditangkap Minggu (19/5/2019) sore, dan masih dalam pemeriksaan oleh penyidik.
Berdasarkan hasil penyidikan sementara, ungkap Luki, sedikitnya ada 44 orang yang telah mendaftar layanan tur tersebut.
"Yang sudah membayar hanya sekitar 36 orang dan kami sudah tahu daftar dan kami sudah batalkan itu," lanjutnya.
Menjelang pengumuman hasil pemilu oleh KPU Pusat, Luki mengaku tak henti-hentinya mengimbau masyarakat Jatim agar tak mudah terprovokasi.
"Kami mengimbau untuk tidak berangkat ke sana dan silakan kalau mau melakukan kegiatan di Surabaya kami siapkan tempat dengan mengikuti aturan yang ada dan kami akan kawal," tandasnya.
Panitia tour jihad menyerahkan diri
Dua orang oknum penyedia fasilitas 'Tour Jihad ke Jakarta' melalui media sosial (Medsos), dikabarkan telah menyerahkan diri ke Polda Jatim, Minggu (19/5/2019).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan kabar tersebut dan menyebut bahwa keduanya datang menyerahkan diri pada Minggu (19/5/2019) pagi.
Mereka bernama M Roni dan Feni Lestari. Keduanya merupakan koordinator penyelenggara tour tersebut.
• Tanggapi Hasil Pemilu 2019, 2500 Massa Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin Sudah Berangkat ke Jakarta
• Promo KFC Hari Kebangkitan Nasional, Dapatkan Cashback hingga 70 Persen Hari Ini, Simak Caranya
Berdasarkan penyidikan sementara kepolisian, keduanya telah menyebarkan ajakan tur tersebut melalui media sosial dan media online.
Barung mengungkapkan, keduanya bukan penyedia jasa transportasi dalam format biro travel.
Namun, hanya inisiator perseorangan yang mengajak masyarakat.
"Ini sudah menyebar dan kami sudah bergerak mengantisipasi keresahan masyarakat ini," katanya seraya menunggu kedatangan dua terduga di Ruang Humas Polda Jatim, Minggu (19/5/2019).
Barung menengarai, paket tour tersebut, bertujuan memobilisasi masyarakat Jatim untuk datang berduyun-duyun menyampaikan protes terkait Pemilu 2019 dalam bentuk gerakan kedaulatan rakyat atau yang disebut People Power gagasan dari Amien Rais, Rabu (22/5/2019) mendatang.
"Adanya Fasilitas Tour Jihad yang akan dibuat untuk menampung aspirasi masyarakat yang hendak berangkat ke Jakarta," lanjutnya.
Sekitar pukul 11.03 WIB seorang pria yang mengenakan setelan kemeja warna dasar putih dan motif kotak-kotak itu, memasuki Ruang Konpres Humas Polda Jatim.
Pria itu bernama M Roni, ia datang ditemani rekannya, Feni Lestari, yang mengenanakan busana muslimah berwarna biru.
Setelah keduanya duduk di kursi bersandar yang tersedia di ruangan tersebut, mereka konferensi pers dengan agenda klarifikasi dan permohonan maaf dihadapan awakmedia.
Sesaat lensa kamera awak media bersiap merekam, M Roni dengan pandangan mata yang tampak sayu angkat bicara.
• Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang Dirujuk ke RSJ Radjiman Wediodiningrat, Rekam Medisnya Terkuak
• BPP Prabowo Jatim Harap Polisi Tak Halangi Massa Aksi 22 Mei ke Jakarta, Sebut Suara Rakyat Dikebiri
Ia mengaku menyesal menulis pemberitahuan yang tersebar melalui media sosial dengan menggunakan susunan kata 'Tour Jihad'.
Menurutnya, susunan kata tersebut tidak bermaksud menimbulkan kesan menyeramkan pada khalayak publik terkait adanya ajakan tour tersebut.
"Mengenai tur itu, sebetulnya bukan sekejam kata-kata itu. Sebenarnya kita hanya ingin jalan-jalan atau refreshing ke Jakarta," ucap Roni seraya menunjukkan sebuah kertas bertuliskan permohonan maaf pada Polda Jatim.
Mengingat informasi itu terlanjur beredar luas di media sosial dan membuat kegaduhan banyak pihak, secara menyesal ia membatalkan 'woro-woro' tersebut.
"Setelah melihat kondisi yang semakin memanas. Disamping itu yang mendaftar jumlahnya minim, sehingga tur dibubarkan, jadi tidak ada keberangkatan Jakarta," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Feni Lestari, rekannya yang duduk di samping kanannya.
Ia mengungkapkan, ajakan tur ke Jakarta itu sebenarnya hanya kumpulan kaum ibu-ibu yang berinisiatif berangkat ke Jakarta untuk keperluan bisnis.
"Jadi memang ada para emak-emak yang mau kula'an (red, membeli barang jualan) ke Jakarta dan ada juga yang mau ibadah ke Masjid Istiqlal," tambah Feni.
Ia mengaku, segala bentuk tema dan konsep perjalanan tur tersebut merupakan hasil kesepakatan dengan para emak-emak.
• Hina Presiden Jokowi dan Tokoh Negara di Facebook, Guru SD Ini Digelandang Penyidik Polda Jatim
• Jelang Penetapan Pemilu 2019, PWNU Jatim Jelaskan Bahaya Politik Jalanan, Singgung Soal Pemimpin
Kendati demikian, tegas Feni, pihaknya tidak ada maksud melakukan aksi jihad di Jakarta.
"Kalau saya sendiri semuanya menyerahkan konsepnya terserah ke teman-teman. Kami tidak ada unsur mau melakukan jihad ke Jakarta," jelasnya.
Informasinya, paket tour tersebut memiliki beberapa segmen harga yang bisa dipilih menyesuaikan budget.
Pertama. Harga Rp 450 Ribu untuk fasilitas transportasi bus besar muat 50 orang.
Kedua. Harga Rp 400 Ribu untuk fasilitas bus mini muat 30 orang.
Ketiga. Harga Rp 600 Ribu untuk fasilitas mobil Elf muat 12 orang.
Keempat. Harga Rp 600 Ribu untuk fasilitas mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, atau Suzuki Ertiga, muat 6 orang.
Paket keempat yaitu mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, atau Suzuki Ertiga. Muat 6 orang dengan biaya Rp600 ribu.
Tur tersebut dijadwalkan berangkat dari Surabaya menuju Jakarta, Minggu (19/5/2019) sekitar pukul 06.00 WIB.

Lalu pulang dari Jakarta ke Surabaya, Kamis (23/5/2019) di waktu subuh.
Polda Jatim akan tetap memeriksa pelaku
Kendati dua orang oknum penyedia fasilitas 'Tour Jihad ke Jakarta' telah memberikan klarifikasi dan permohonan maaf ke Polda Jatim.
Pihak kepolisian akan tetap memproses secara hukum keduanya.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di ruangannya, Minggu (19/5/2019).
"Kami tetap kami akan periksa kedunya dulu, apa maksudnya buat begitu," katanya.
Barung menerangkan, selama dua hari belakangan, masyarakat dibuat gaduh oleh tersebarnya informasi melalui media sosial (Medsos) yang bersifat ajakan dari kedua oknum tersebut untuk mengikuti 'Tour Jihad ke Jakarta'.
Tur tersebut memberikan beragam segmentasi harga fasilitas transportasi yang bisa dipilih masyarakat.
Namun, pihak kepolisian justru menengarai ajakan tersebut memiliki pretensi negatif.
Bahwa paket tour tersebut, bertujuan memobilisasi masyarakat Jatim untuk datang berduyun-duyun menyampaikan protes terkait Pemilu 2019, Rabu (22/5/2019) mendatang.
"Adanya Fasilitas Tour Jihad yang akan dibuat untuk menampung aspirasi masyarakat yang hendak berangkat ke Jakarta," lanjutnya.
Atas dasar itu, lanjut Barung, Polda Jatim melakukan langkah preventif termasuk memburu para oknum pembuat konten ajakan di media tersebut.
"Kami sudah dapat alamatnya dapat identitasnya, saat hendak kami buru. Eh mereka sudah menyerahkan diri ke Polda Jatim," ucapnya.
"Masih kami periksa, polisi tidak hanya mengamini permintaan maafnya saja, proses hukum jalan," tandasnya. (Luhur Pambudi)