Video Viral
VIRAL Video MotoGP Tembakau di Media Sosial, Dibuat di Pamekasan Madura dan Berawal dari Iseng
VIRAL Video MotoGP Tembakau di Media Sosial, Dibuat di Pamekasan Madura dan Berawal dari Iseng
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Viral Video MotoGP Tembakau di media sosial yang dibuat di Pamekasan Madura ternyata berawal dari iseng.
Keberadaan video viral MotoGP Tembakau di media sosial dalam beberapa hari terakhir, akhirnya memancing si pembuat video viral MotoGP Tembakau tersebut berbicara.
Dia adalah warga Desa Tobungan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura. Namanya Farid Alvino dan saat berusia 42 tahun.
Farid Alvino lah sosok kreator dari viralnya video MotoGP Tembakau yang dibuat di Pamekasan tersebut.
Video MotoGP Tembakau berdurasi 1 menit. Dalam video viral tersebut, tampak ada tiga pembalap sepeda motor yang sedang balapan di jalan raya dan di jalan setapak sawah sembari membawa tumpukan daun tembakau.
Ketiganya, balapan layaknya pembalap MotoGP yang sedang mengadu kecepatan sepeda motornya.
• Pernyataannya Soal Aksi Demo Tembakau Dinilai Kontroversial, Bupati Pamekasan Dituntut Minta Maaf
• Harga Tembakau Anjlok, Petani di Pamekasan Geruduk Kantor Bupati Pamekasan Baddrut Tamam

Video itu kini viral dan tersebar di berbagai jaringan media sosial. Mulai facebook, story WA, Instagram dan Youtube.
Farid Alvino yang merupakan kreator pembuat video MotoGP Tembakau itu mengaku awalnya membuat video tersebut hanya iseng.
Namun kini ia tidak menyangka bahwa videonya akan se viral seperti sekarang.
"Mulanya ya hanya iseng-iseng saja membuat video itu, gak tahunya sampai seviral ini, ya alhamdulillah," kata Farid sapaan akrabnya saat ditemui TribunMadura.com di rumahnya, Rabu (4/9/2019).
Menurut Farid Alvino, dirinya mengambil tema MotoGP dengan konsep pembalap yang diaktori oleh para petani tembakau itu, sebenarnya ia punya keinginan untuk merespon keadaan terkait murahnya harga tembakau di Pamekasan, Madura.
Setidaknya, video yang dibuatnya itu menjadi sedikit hiburan bagi para petani dan masyarakat di Pamekasan, Madura, yang mengeluhkan tentang murahnya harga tembakau.
• Jadi Fans Berat Rossi, Video MotoGP Tembakau ala Farid saat Musim Panen Langsung Viral di Medsos
• VIDEO VIRAL Sejoli di Pamekasan Adegan Vulgar di Depan Taman Aspirasi Rakyat: Tangannya Sudah Masuk
• VIDEO VIRAL Sopir Fortuner Melarikan Diri Usai Tabrak Pemotor, Aksinya Terhenti saat Senpi Keluar

"Ya sekarang ini kan tembakau melimpah, tapi harga murah tidak seperti isu yang sebelumnya yang katanya akan mahal. Apalagi pabrik dan gudang tembakau pilah-pilih dalam memilih kualitas tembakau, jadi tembakau petani yang dijual tidak bisa semudah itu saja akan cocok ke pabrik dan gudang," ujar pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang bengkel itu.
Lebih lanjut Farid Alvino berpesan kepada para uploader yang mempunyai konten youtube, instagram, Facebook yang kini banyak mengupload video hasil karyanya.
Setidaknya meminta izin dulu kepada kreatornya untuk mengupload kembali video hasil karyanya.
Karena menurutnya, menghargai karya video orang lain itu lebih baik dari pada menyolong video.
"Saat ini video saya itu banyak diupload oleh pemilik akun di channel youtube, instagram, FB tanpa mengetag konten kreatornya. Ya bagi yang mereupload ulang video saya, tolong jangan asal ambil dan upload begitu saja," tegasnya.
"Setiap video itu ada hak cipta dan hak patennya. Cuma pesan saya hargailah karya dan jerih payah orang lain. Untuk semua yang ngambil video saya, tolong izin dulu," harap Farid Alvino.
Berikut Videonya:
• Berawal ke Pondok Pesantren, Inilah FAKTA SEBENARNYA Video Viral Orang Mati Hidup Lagi di Sampang
• VIDEO VIRAL Bawa Brio Vs Honda PCX, Dua Perempuan di Tulungagung Berkelahi di Jalanan: Saling Jambak
Harga Tembakau Anjlok Geruduk Kantor Bupati Pamekasan
Sebelumnya, massa yang tergabung dalam Forum Mahasiwa dan Masyarakat Revolusi (Formaasi) menggeruduk Kantor Pemkab Pamekasan, Madura, Rabu (28/8/2019).
Mereka mendesak untuk bertemu Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam guna menyuarakan terkait anjloknya harga tembakau.
Korlap Aksi Iklal dalam orasinya mengatakan, saat ini para petani di Pamekasan Madura menjerit terkait anjloknya harga tembakau yang tidak dibeli sesuai Break Event Point (BEP).
Meski dibeli sesuai BEP merasa tetap rugi dan ada indikasi permainan yang dilakukan pihak sejumlah Gudang tembakau yang ada di Pamekasan.
Rata-rata para petani di desa menjual tembakaunya hanya dibeli oleh pihak pedagang sebesar Rp 25.000 ribu sampai Rp 35.000 ribu perkilo.
Sementara BEP yang ditetapkan oleh Disperindag untuk tembakau tanah sawah sebesar Rp 32.484 per kg.
Untuk tembakau tanah tegal sebesar Rp 41.581 per kg.
Untuk tembakau tanah gunung Rp. 55.101 per kg.
"Jadi meski BEP nya sudah diatur sedemikian rupa, petani tetap merasa rugi. Jadi BEP harus ditinggikan," teriak Iklal melalui pelantang suara.
Lebih lanjut Iklal mengatakan pihak pabrik rokok atau gudang rokok di Pamekasan dalam menentukan harga pembelian tembakau terkesan semena-mena.
"Para petani dalam menghidupi keluarganya butuh pengeluaran yang cukup, tapi pihak gudang semena-mena dalam menentukan harga," keluhnya.
Sekitar dua jam massa itu melakukan aksi, Baddrut Tamam tetap tidak menemui massa aksi tersebut.
Berdasar informasi yang dihimpun TribunMadura.com, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam sedang berada di Malang.

Ribuan Ton Tembakau di Sumenep Tak Terserap
Hal yang sama juga terjadi di Sumenep. Tahun 2019 ini diprediksi akan ada ribuan ton tembakau rajangan di wilayah ujung timur Madura berpotensi tak terserap pabrikan.
Karena sampai saat ini hanya ada dua pabrikan yang melakukan pembelian.
Sementara data yang tercatat di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hotikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep produksi tembakau rajangan tahun 2019 diperkirakan mencapai 8.600 ton, data itu diketahui dari luas area tanaman tembakau mencapai 14.337 hektar atau setara 67 persen dari ploteng area tembakau tahun 2019 sebanyak 21.893 hektar.
"Tahun ini total target serapan tembakau rajangan dari dua pabrikan itu mencapai 5.200 ton tembakau rajangan," kata Abd Hamid, Kepala Bidang Perkebunan, Dispertahortbun Sumenep saat dihubungi, Selasa (3/9/2019).
Total target itu kata Abd Hamid, hanya ada dua gudang di Sumenep, yakni gudang perwakilan PT Gudang Garam di Kecamatan Guluk - guluk dengan target penyerapan 2.200 ton.
Dan kedua di gudang PT Kahuripan di Desa Gedungan, Kecamatan Batuan, dengan target penyerapan 3 ribu ton.

Menurutnya, jika berdasarkan luas area tanaman tembakau yang mencapai 14.337 hektare dan hanya memproduksi tembakau petani 8.600 ton, maka dua pabrikan tersebut tidak mungkin bisa menyerap keseluruhan tembakau.
"Kedua gudang itu tidak mungkin bisa menyerap keseluruhan tembakau," katanya.
Untuk itu, ia berharap ada pabrikan lain yang juga membuka penyerapan tembakau rajangan.
Sebab, jika hanya ada dua pabrikan yang melakukan pembelian tembakau dipastikan akan ada sekitar 3.400 ton tembakau rajangan yang tidak terserap.
"Kami terus berkoordinasi dengan pihak pabrikan agar tembakau petani tetap bisa terserap, pak Kadis berencana akan mengajukan permohonan pada pihak Djarum agar bisa membuka dan melakukan pembelian tembakau di Sumenep," kata Abd Hamid.
Abd Hamid melanjutkan, jika harga tembakau paling tinggi Rp 54 ribu per kilo gram. Dan harga terendah 32 ribu perkilo gram.
"Kami berharap Masyarakat tak panen tembakau kalau belum waktunya, sebab akan merusak pada kualitas harga jual," harapnya.
Pantauan TribunMadura.com tembakau petani masih banyak belum dipanen di Kecamatan Batuan.
Ibrahim, salah satu petani tembakau saat ditemui di lokasi mengaku jika harga tembakau per kilo paling tinggi Rp 40 ribu, dan paling rendah Rp 38 ribu.
"Murah harganya sekarang, semakin turun sudah," katanya saat ditemui.
Hal yang sama di akui Alwi, salah satu petani tembakau asal Kecamatan Saronggi, jika saat ini harga tembakau sudah turun.
"Dua minggu yang lalu harganya Rp 45 ribu, tapi sekarang sudah turun hingg Rp 38 per kilo gram," ngakunya. (Kuswanto Ferdian/Ali Hafidz Syahbana)