Berita Surabaya
Cerita Wisudawan Terbaik Universitas Airlangga, Pernah Jadi Pengamen untuk Biaya Hidup dan Sekolah
Wisudawan terbaik Universitas Airlangga ternyata pernah menjadi seorang pengamen jalanan.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Wisudawan terbaik Universitas Airlangga ternyata pernah menjadi seorang pengamen jalanan
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Keterbatasan ekonomi tak menghalangi Noviana untuk mengenyam ilmu pendidikan.
Noviana bahkan mendapat predikat wisudawan terbaik Universitas Airlangga.
Gadis asal Kota Surabaya menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
• Skripsi Mahasiswa Setebal 3000 Halaman ini Fokus Bahas Manajemen Konstruksi, Begini Pembahasannya
• Tumbuhkan Ekonomi Warga Desa Murtajih Pamekasan, KKN Mahasiswa UTM Garap Makanan Olahan Buah Siwalan
Ia mengaku, tidak mudah menempuh pendidikan dan mendapat gelar sarjana.
Kata Noviana, ia bahka harus mengamen untuk membiayai sekolahnya di Universitas Airlangga.
Tak sendiri, Noviana mengamen dari satu tempat ke tempat lain bersama dua saudaranya.
"Karena kekurangan biaya, bapak kecelakaan dan tidak dioperasi," kata Noviana, Selasa (10/9/2019).
Mengamen dilakukan Noviana dan dua saudaranya sejak orang tuanya sakit keras.
• Kades di Pasuruan Dilaporkan ke Polisi, Dituding Tak Bertanggung Jawab setelah Hamili Wanita
• Inilah 4 Pimpinan DPRD Kota Malang Periode 2019-2024, I Made Rian Diana Terpilih Jadi Ketua Dewan
Noviana mengaku, sejak usia lima tahun mengamen untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan pendidikannya.
"Belum sepenuhnya sembuh, bapak jadi tukang becak tidak lama becaknya dicuri," sambung dia.
Awalnya, keinginan Noviana mengamen, mendapat larangan dari kedua orangnya.
Namun, Noviana berjanji kepada orang tuanya tidak menjadikan pengamen sebagai penghasilan utamanya.
"Akhirnya bapak memperbolehkan. Tapi, dengan syarat bukan sebagai penghasilan utama," kata dia.
• Perusahaan Tembakau di Sumenep Diduga Tak Lakukan CSR, Begini Pengakuan PT Surya Kahuripan Semesta
• Massa Gelar Aksi di Kantor Pemkab Pamekasan, Tuntut Janji Politik Bupati Baddrut Tamam Soal Tembakau
Noviana mengatakan, kedua orang tuanya sangat mengutamakan pendidikan.
Tak hanya itu, Noviana dan saudaranya terus mendapat pengawasan dari kedua orang tuanya saat mengamen.
"Pendidikan itu nomer satu, ini (mengamen) jangan jadi penghasilan sampai dewasa," ucap dia.
"Mereka sangat disiplin soal pendidikan," tambah Noviana.
Anak ke empat dari delapan bersaudara itu mengatakan, harus berhadapan dengan aparat keamananan berkali-kali di jalan.
• Terjaring Razia Operasi Patuh Semeru 2019, Penjual Onde-Onde Nego Denda Tilang ke Petugas Kejaksaan
Dia juga mengaku pernah ditahan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos).
"Di sana (Liponsos) sangat tidak kami sukai," kata dia.
Namun, tekadnya membantu orang tua terus dilakukan meski berkali-kali berurusan dengan aparat penertiban Kota Surabaya.
"Karena kami belum selesai membantu orang tua, perasaan kami masih ingin di sana. Saat itu. Saya SMP selesai, saya sadar ini yang terakhir," kata dia.
• GM FKPPI Jatim Sayangkan Audisi Beasiswa Badminton Djarum Dihentikan, Desak Komisioner KPAI Mundur
Hingga suatu ketika, Noviana diterima di Universitas Airlangga Surabaya melalui jalur undangan.
"Saya masuk Fakultas Hukum Unair jalur undangan," ucap dia.
"Awalnya saya berfikir hukum dan politik itu kejam," tambah gadis yang pernah berkeinginan menjadi guru matematika.
Selama empat tahun, Noviana mengenyam pendidikan strata satu hingga lulus dengan predikat wisudawan terbaik Universitas Airlangga.
• Komplotan Pencurian Motor Beraksi di Masjid Pamekasan, Tak Sadar Aksinya Terekam CCTV