Demonstrasi Berlangsung Ricuh, Polisi Kerap Tembakkan Gas Air Mata, Ternyata Begini Asal Usulnya

Ketika terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat, seringkali kita pihak kepolisian mengeluarkan gas air mata.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: Istimewa dan Kompas.com)
Ilustrasi polisi menembakkan gas air mata 

Granat berisi gas tersebut kemudian dikenal sebagai tear gas (gas air mata), atau lachrymator.

Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.

Seorang polisi menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berhamburan setelah rusuh di depan gedung DPRD Sumut, Selasa (24/9/2019) sore.
Seorang polisi menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berhamburan setelah rusuh di depan gedung DPRD Sumut, Selasa (24/9/2019) sore. (Kompas.com/Dewantoro)

Seorang polisi menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berhamburan setelah rusuh di depan gedung DPRD Sumut, Selasa (24/9/2019) sore.

Semenjak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi “musuh” bagi para tentara.

Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.

Adalah Amos Fries, pemimpin dari Chemical Welfare Service US Army mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan tak hanya di medan perang.

Dia pula yang membayar pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata dan mempublikasikannya lewat media massa.

“Lebih mudah dihadapkan dengan peluru dibanding dengan gas yang tak kasat mata,” begitu katanya saat itu.

Kini, gas air mata hampir selalu digunakan oleh pihak berwenang untuk meredakan demonstrasi.

Semua itu dimulai usai Perang Dunia I berakhir.

Salah satu produsen gas air mata terbesar dan tertua adalah Lake Erie Chemical Company, yang didirikan oleh veteran Perang Dunia I bernama Kolonel Byron “Biff” Goss.

Kepulan gas air mata untuk meredam aksi demonstrasi
Kepulan gas air mata untuk meredam aksi demonstrasi (Ricky Martin/Grid Network via gridhealth.id)

Sejak pertama kali dibuka pada 1930-an, Lake Erie Chemical Company menjual gas air mata pada pada beberapa negara seperti Argentina, Bolivia, dan Kuba.

Pada Perang Dunia II, penggunaan gas air mata berlanjut.

Gas tersebut digunakan oleh Italia saat melawan Ethiophia.

Tentara Spanyol menggunakannya di Maroko, sementara Jepang menggunakan gas tersebut untuk melawan China.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved