Berita Blitar

Datangkan Hujan Dengan Ritual Tiban, Warga Blitar Rela Dicambuk Bergantikan Hingga Kulit Terkelupas

Datangkan Hujan Dengan Ritual Tiban, Warga Blitar Rela Dicambuk Secara Bergantikan Hingga Kulit Terkelupas.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/IMAM TAUFIQ
Rohman (44), saat bertarung dengan Siswoko (pakai helm) pada saat Acara Ritual Tiban di kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Senin (30/9/2019). Ritual Tiban merupakan ritual meminta hujan yang selalu dilakukan oleh warga setiap tahunnya. 

Bahkan, sepanjang jalan perkampungan, yang menuju ke arena ritual itu, banyak dipenuhi para pedagang, yang berjualan aneka makanan.

Tentunya, itu bisa mendatangkan rejeki bagi ibu-ibu yang berjualan.

Seperti biasanya, baik penontonnya maupun pesertanya berasal dari berbagai desa, kecamatan, bahkan dari luar kabupaten.

Acara itu dimulai pukul 14.00 WIB, dengan ditandai alunan musik jaranan, yang para pemukulnya dari warga setempat.

Setelah itu, pemandu acara atau wasitnya, Suprapto (45) dan Sujiono (55), keduanya warga dusun setempat naik atas panggung.

Di atas panggung yang terbuat dari bambu dengan ukuran 8x8 m2 dan tinggi 4 meter itu, kedua wasit itu memutar-mutar cambuk, yang terbuat dari lidi yang dianyam.

Sambil memutar-mutar cambuk di atas kepalanya dan mengikuti irama gamelan atau musik jaranan, mereka mempersilakan penantang naik ke atas panggung.

"Ayo, acaranya sudah dimulai dan dibuka, siapa yang paling jantan, mari naik duluan," rayu Sujiono kepada peserta yang stand by di bawah panggung.

Sebentar kemudian, Rohman (44), warga Kelurahan/Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, naik ke atas panggung, kemudian diberi cambuk oleh Sujiono.

Dengan bertelanjang dada (sebagai persyaratannya), Rohman memutar-mutarkan cambuk di atas kepalanya, sambil berjoget-joget, mengikuti musik jaranan. Itu pertanda, ia mencari lawan, yang mau diajak bertanding.

Rupanya, aksi Rohman itu memancing peserta lain, Siswoko (35), warga Desa Sawentar, untuk naik ke atas panggung.

Akhirnya, keduanya sama-sama memegang cambuk. Oleh Sujiono, mereka diberi arahan tentang aturan mainnya.

"Siapa dulu yang menahan dan siapa dulu yang mencambuk," ujarnya.

Akhirnya, disepakati Rohman yang mencambuk dulu, dan Siswoko yang bertahan. Bagi yang bertahan, kepalanya diberi pelindung helm.

Untuk menahan pukulan Rohman, Siswoko diberi cambuk. Itu dipakai buat menangkis cambukan Rohman.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved