Berita Perbankan
Gara2 Fit and Proper Test, Dirut BANK JATIM Ditolak Tegas OJK, Gubernur Khofifah Langsung Beraksi
Gara-gara Fit and Proper Test, Dirut Bank Jatim Ditolak Tegas Oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Gubernur Khofifah Langsung Beraksi
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
Laba yang tak signifikan mengakibatkan dividen (pembagian laba) Bank Jatim terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim juga menurun.
"Rentabilitas (kemampuan menghasilkan laba) berpengaruh terhadap dividen. Di Jateng, untuk dividen ini bisa mencapai 23 persen. Tapi, di Jatim baru 17,6 persen. Seharusnya, Jatim dengan berbagai potensinya bisa sebanding atau lebih," katanya.
Belum lagi ke depan akan menghadapi tantangan era digitalisasi.
"Era digitalisasi juga membutuhkan direksi hingga komisaris yang mampu menjadikan performa yang lebih menguntungkan," katanya.
Dengan berbagai potensi itu, pihaknya menyayangkan pihak Bank Jatim yang tak melakukan koordinasi dalam pembahasan direksi maupun komisaris.
"Sekali pun, DPRD tak punya kewajiban dalam RUPS apalagi intervensi untuk penentuan kandidat hingga ketentuan seleksi," katanya.
"Namun, Komisi C sebagai kontrol dan pengawas, seharusnya lazim untuk diajak dalam komunikasi. Komisi sebagai mitra akan sekaligus melihat kinerja dan program kerja," tegasnya.
Untuk diketahui, Direktur Kepatuhan dan Human Capital PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim, Hadi Santoso, terpilih sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang digelar Rabu (19/6/2019).
Hadi Santoso mengisi kekosongan posisi Dirut Bank Jatim sejak ditinggalkan R Soeroso pada April 2019 lalu.
Usai RUPS LB, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penetapan direksi baru termasuk direktur utama tersebut dilakukan melalui koordinasi dengan OJK dan proses yang dilakukan oleh lembaga independen.
"Ada proses panjang yang dilakukan lembaga kredibel di dalam naungan Bank Indonesia dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan hari ini Dirut sudah diputusan dalam RUPS LB," kata Khofifah.
Selain memilih Direktur Utama, Bank Jatim juga perlu mengisi jabatan Direktur Operasi dan IT, Direktur Ritel dan Direktur Kepatuhan yang ditinggalkan Hadi, sebagai upaya penguatan bisnis terutama yang berbasis teknologi.
"Direktur Operasi dan IT adalah sebuah kebutuhan, dan Direktur Korporasi juga harapannya bisa membangun komunikasi eksternal terutama dengan jaringan perbankan yang lebih luas guna meningkatkan DPK," tambah Khofifah.
Dengan adanya direksi baru ini, Khofifah berharap Bank Jatim bisa ikut serta dalam membangun perekonomian dengan fokus utama saat ini adalah penurunan kemiskinan, meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) serta menyeimbangkan ketimpangan perkenomian di desa dan di kota.
"Kemiskinan dan IPM bagi pemerintah ini tidak bisa ditawar. Kami berharap BPD ini bisa beriringan dengan ikhtiar Pemprov Jatim, selain sebagai lembaga provit, kami berharap Bank Jatim ini menjadi bagian yang akan ikut mengawal pembangunan," ungkap Khofifah.
Dalam kesempatan itu, disampaikan jajaran komisaris dan direksi baru Bank Jatim yang baru. Selain jabatan Direktur Utama Hadi Santoso, Direktur Komersial dan Korporasi diisi Busrul Iman, Direktur Konsumer, Ritel dan Usaha Syariah diisi Elfaurid Aguswantoro, dan Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Tonny Prasetyo.
Juga Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Erdianto Sigit Cahyono, Komisaris Heru Tjahjono dan Komisaris Independen M. Mas'ud Said. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Heru Tjahjono, sebagai Komisaris Utama Bank yang merupakan BUMD Jatim tersebut.