Berita Tulungagung

Pasar Ngunut Tulungagung Kebakaran Hebat, Api Diduga dari Warung Kosong, Bau Gurih Justru Tercium

Berulang kali ledakan terdengar dari bagian timur pasar Ngunut, Kecamatan Ngunut yang terbakar, Jumat (8/11/2019) malam.

Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke kios yang dimakan api. 

Yerikho menduga ada yang menbakar sampah.

Saat kejadian pasar belum sepenuhnya tutup dan masih bisa dimasuki warga.

Kebakaran hebat melanda pasar Ngunut, Jumat (8/11/2019) sore.

Seluruh bagian pasar ludes, kecuali bagian barat.

Karena besarnya api, petugas pemadam kebakaran minta bantuan mobil pemadam dari Blitar, Trenggalek dan Kediri. 

ilustrasi kebakaran
ilustrasi kebakaran (Tribunmadura/Ahmad Faisol)

Pemkab Lekas Bangun Pasar Darurat

Api menghanguskan hampir seluruh bagian Pasar Ngunut, di Desa/Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jumat (8/11/2019) malam.

Dari pantauan di lokasi, bagian yang masih utuh ada di sisi barat pasar dan bangunan hanggar yang baru dibangun.

Selain itu ada sedikit kios di pojok tenggara pasar yang selamat dari api.

Sementara bagian tengah adalah yang paling parah.

Di bagian ini total ludes, tidak ada satu pun kios yang selamat.

Diperkirakan lebih dari 80 persen bagian pasar rusak.

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo yang meninjau lokasi mengatakan, kejadian ini adalah keadaan kahar atau gorce majeure.

Karena itu pihaknya akan menggunakan dana darurat untuk penanganan sementara.

"Ada dana tak terduga yang sudah kita anggarkan. Kita akan pakai itu," ujar Maryoto, saat meninjau bagian dalam pasar yang luluh lantah.

Lanjutnya, Pemkab Tulungagung akan membangun pasar darurat.

Dengan pasar ini diharapkan pedagang lekas bisa berjualan, sambil menunggu solusi lebih permanen.

Pasar Ngunut sudah masuk dalam rencana revitalisasi pasar tradisional.

Untuk tahap awal, Pemkab sudah membangun hanggar ukuran besar di bagian barat pasar, dan difungsikan lapak para pedagang.

"Tahap awal adalah hanggar itu, yang lain-lain akan menyusul," tambah Maryoto.

Pasar darurat rencananya memanfaatkan sejumlah lokasi yang ada di sekitar pasar.

Sementara solusi permanen masih akan dilakukan pembahasan, usai ada evaluasi.

Pemkab juga akan merekomendasi para pedagang terdampak, agar mendapatkan kemudahan mengajukan modal di perbankan.

Data yang ada di Epmkab Tulungagung, ada sekitar 800 pedagang di pasar tradisional ini.

Pasar mulai beroperasi pukul 02.00 WIB dan tutup pukul 17.00 wib.

Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia langsung mengerahkan personil menuju lokasi kebakaran.

Polisi difokuskan mengamankan jalur mobil pemadam kebakaran, karena jalanan dipenuhi warga yang sekedar menonton dan pedagang yang melakukan evakuasi.

Polisi juga berjaga di bagian depan, di deretan kios emas, untuk mencegah penjarahan.

"Kami kerahkan personil untuk menjaga barang-barang milik pedagang," ujar EG Pandia.

Rencananya Kapolres akan minta bantuan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri, untuk melakukan olah TKP.

Berikut Fakta Tentang Pasar Ngunut

Kebakaran yang meludeskan Pasar Ngunut, di Desa/Kecamatan Ngunut sejak Jumat (8/11/2019) berhasil dipadamkan.

Petugas pemadam kebakaran masih melakukan pembasahan, agar api tidak lagi berkobar.

Proses pemadaman memakan waktu lebih dari 3 jam.

Menurut Kepala UPT Pasar Ngunut, Junaidi, ada 500 pedagang yang terdata dan sekitar 300 pedagang kaki lima.

Pasar menempati lahan seluas 10.000 meter persegi dan berstatus pasar kelas A.

"Di Tulungagung hanya ada 3 pasar kelas A, yaitu Ngunut, Bandung dan Tulungagung," terang Junaidi, Sabtu(9/11/2019 dini hari.

Bagian yang terbakar semuanya terbuat dari kayu dan merupakan pasar lama, sejak tahun 1980-an

Sedangkan pasar baru dibangun berupa hanggar dengan bahan beton, baja dan atap galvalum.

"Kalau misalnya tidak pakai bajadan galvalum, mungkin bangunan baru juga ikut terbakar," tambah Junaidi.

Bagian paling parah ada di tengah, yang berupa loss.

Di tempat ini para pedagang antara lain menjual kosmetik, garmen dan gerabah.

Pasar ini bisa memberikan Pendapat Asli Daerah sebesar Rp 400 juta per tahun.

"Kami akan buatkan tempat penampungan sementara di jalan yang ada di timur pasar. Di situ dulunya adalah tempat pasar pagi," ujar Junaidi.

Status kios pasar Ngunut adalah Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang diperbarui setiap tahun.

Retribusi per kios rata-rata Rp 250 per meter.

Khusus untuk kios emas retribusi dipatok Rp 9000per meter. (David Yohanes)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved