Berita Pamekasan

Miris, Total Sekitar 4 Ribu Guru Honorer di Pamekasan, Madura Hanya Digaji Rp 300 Ribu Perbulan

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pamekasan, Madura mengeluhkan kesejahteraan guru honorer yang mengajar di wilayah setempat.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Ketua PGRI Pamekasan, Mohammad Sahid saat ditemui di Gedung Peringgitan Mandhapa Aghung Pamekasan, Madura, Kamis (19/12/2019). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - PGRI Pamekasan beberkan bagaimana kondisi guru honorer di Pamekasan.

Diketahui, guru honorer di Pamekasan tak mengalami kesehajteraan.

Mereka hanya digaji Rp 300 ribu per bulan.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pamekasan, Madura mengeluhkan kesejahteraan guru honorer yang mengajar di wilayah setempat.

Pasalnya di Kabupaten Pamekasan, ribuan guru honorer masih menerima gaji di bawah kata kurang layak.

Ketua PGRI Pamekasan, Mohammad Sahid mengatakan, ada sekitar 4000 guru honorer di Pamekasan yang menerima gaji Rp 300 ribu per bulan.

Gara-gara Hukuman Tak Wajar yang Diberikan Ayahnya, Lutut Anak 8 Tahun ini Ditumbuhi Akar Tanaman

Menurutnya, gaji tersebut tidak sebanding dengan jumlah pengabdian yang diberikan oleh para guru honorer yang full mengajar selama sebulan.

"Tapi yang full masuk ngajar 24 jam dalam satu minggu itu banyak. Hampir setiap sekolah di Pamekasan gurunya tidak lengkap dan kekurangan guru," katanya kepada TribunMadura.com, Kamis (19/12/2019).

"Kalau di Kecamatan Pademawu dan di daerah Pantura itu masih banyak juga kekurangan guru," sambung dia.

Mohammad Sahid mengaku kasihan terhadap guru honorer yang masih menerima gaji sejumlah itu selama sebulan.

Maka dari itu, pihaknya meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI) serta Pemkab Pamekasan betul-betul memperhatikan nasib guru honorer di Indonesia khususnya di Pamekasan.

Menurutnya, kesejahteraan guru honorer juga dapat meningkatkan profesionalisme dan integritas seorang guru.

"Saya merasa kasihan. Mereka yang mau berhenti gimana, karena mereka sudah terlanjur komitmen dengan siswa," ujarnya.

Tidak hanya itu, Mohammad Sahid menyebut, peran guru honorer dalam memajukan pendidikan di Indonesia memiliki andil yang cukup signifikan, begitu pula di Pamekasan.

Lain dari itu, para guru honorer di Pamekasan, rata-rata lulusan S1 dan S2 dari Universitas ternama yang dalam segi keilmuan mereka lebih mampu namun belum balance dengan kesejahteraan yang mereka dapat.

"Jadi kalau guru sejahtera, maka pendidikan akan berjaya. Bagi saya pendidikan itu panglima masa depan. Kemajuan generasi muda masa depan bergantung guru saat ini," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved