Berita Pamekasan
9 Orang di Pamekasan Meninggal Akibat DBD Selama 2019, Dinkes Imbau Warga Rutin Lakukan PSN 3M Plus
Sembilan warga Kabupaten Pamekasan meninggal dunia karena terserang demam berdarah dengue (DBD).
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sembilan warga Kabupaten Pamekasan meninggal dunia karena terserang demam berdarah dengue (DBD)
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Ada sebanyak sembilan warga Kabupaten Pamekasan yang dinyatakan meninggal dunia karena terserang demam berdarah dengue (DBD).
Sembilan warga Kabupaten Pamekasan yang meninggal dunia karena DBD merupakan data dari Dinas Kesehatan Pamekasan selama Januari hingga Desember 2019.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Pamekasan, Sri Astutik mengatakan, kematian 9 warga itu disebabkan karena terlambatnya pengiriman pasien DBD ke Puskesmas atau ke rumah sakit daerah.
• Mulai Januari 2020, UPT Damkar Sumenep Tidak Lagi Berada di Bawah Naungan BPBD Sumenep
• Sopir Ceroboh Berhenti di Garis Rel Kereta Api, Toyota Avanza Dihantam KA Logawa, Bempernya Hancur
• Musim Penghujan, Warga Diminta Antisipasi Penyakit DBD dan Leptospirosis Melalui Kencing Tikus
"Jadi pasiennya saat sudah sangat parah itu," kata Sri Astutik kepada TribunMadura.com, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).
"Lalu dikirim ke rumah sakit daerah, ini kan sudah terlambat," sambung dia.
Sri Astutik melanjutkan, warga yang sudah mengalami tanda-tanda terserang DBD, lebih baik segera ditangani dan jangan sampai ditunda.
Tujuannya, kata dia, untuk meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Ia mengaku, tahun 2020 ini untuk meminimalisir masyarakat yang terkena DBD, pihaknya berjanji akan mengadakan workshop dan sosialisasi lintas sektor tentang pencegahan DBD.
Kata Sri Astutik, tujuannya agar masyarakat rutin melakukan PSN melalui gerakan 3M Plus.
• Dua Pasien DBD di Tulungagung Meninggal Dunia, Dinkes Minta Masyarakat Waspada Sumber Penularannya
• Kediri Betta Club Bagikan 1000 Ikan Cupang yang Dianggap Mampu Putus Siklus DBD
"Karena dengan melakukan PSN melalui gerakan 3M Plus," kata dia.
"Itu menjadi salah satu langkah yang efektif dalam meminimalkan penyebaran virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti," ucapnya.
Selain itu, Sri Astutik mengutarakan, mengenai usia yang terserang DBD sangat relatif, mulai dari usia 15 tahun hingga 45 tahun.
Biasanya, kata Sri Astutik, warga yang mudah terserang DBD lebih dominan karena masalah kondisi tubuh yang kurang fit.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat, apabila anak mengalami panas tinggi, agar segera dibawa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit terdekat.
"Jadi jangan tunggu lama-lama sakitnya. Supaya segera dibawa ke Puskesmas untuk diketahui apa penyakitnya," ucapnya.
"Apakah terkena demam berdarah (DBD) atau lainnya. Jangan tunggu sudah parah baru dibawa ke Puskesmas," imbaunya.
• Pengumuman Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Tes SKD CPNS 2019 di Sampang, Peserta Wajib Bawa Hal ini!
• TERUNGKAP Identitas Wanita Muda Pamer Dada dan Fotografer Berstatus Lulusan SMA, Polisi Beri Reaksi