Mertua Sekda Lamongan Dibunuh Anaknya Sendiri, Siasat Keji Menjelang Salat Jumat Muluskan Eksekusi
Rowaini mertua Sekda Lamongan ternyata dibunuh oleh anaknya sendiri, siasat keji menjelang salat Jumat muluskan eksekusi aksi pembunuhan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, LAMONGAN - Pembunuhan keji terhadap Rowaini yang juga mertua Sekda Lamongan Yuhronur Efendi akhirnya terungkap.
Sang pelaku, baik eksekutor pembunuhan maupun aktor intelektual pembunuhan berhasil ditangkap Polres Lamongan.
Ternyata, nyawa mertua Sekda Lamongan harus melayang karena siasat keji dari NT, anak tirinya sendiri, alias mertua Sekda Lamongan dibunuh anak sendiri .
Pasalnya, NT pria berumur 44 tahun inilah yang menyewa pembunuh bayaran berinisial IM (37) untuk membunuh dan menghabisi nyawa ibu tirinya, Rowaini .
IM pun menjalankan tugasnya dengan mulus. Rowaini dieksekusi menjelang Salat Jumat, 3 Januari 2020, di rumahnya yang berada di Dusun Glogok, Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan.
Sehingga Rowaini, mertua Sekda Lamongan tewas dibunuh oleh anaknya sendiri dengan siasat keji menjelang salat Jumat untuk memuluskan eksekusi dan aksi pembunuhan.
Karena sudah direncanakan dengan matang, bahkan aktor intelektualnya anak tirinya sendiri, polisi butuh waktu hampir 40 hari untuk bisa mengungkap pembunuhan berencana terhadap mertua Sekda Lamongan Yuhronur Efendi tersebut .
Berikut fakta-fakta yang terungkap:
1. Sakit hati ayahnya menikahi korban

Apa yang menyebabkan NT tega menyuruh orang lain menghabisi nyawa Rowaini yang notabene ibu tirinya sendiri?
Ternyata NT punya dendam kesumat kepada Rowaini. Hal itu lantaran ayah NT bernama Supangkat menikahi Rowaini.
Namun, motif dendam kesumat belum diungkap secara detail oleh penyidik Polres Lamongan.
2. Janjikan imbalan Rp 200 juta
NT merayu IM agar mau menuruti kemauannya membunuh Rowaini dengan imbalan Rp 200 juta.
Dipilihnya IM karena pria yang bekerja di toko material bangunan itu mengontrak rumah di dekat rumah Rowaini.
IIM dinilai orang yang memahami situasi lingkungan rumah korban, karena korban mengontrak rumah di utara rumah korban kurang lebih berjalan satu tahun.
Istri IM berjualan gado - gado di lokasi itu, sedang IM bekerja di toko material.
"IM kerja di toko material," kata sumber Surya.co.id.
Namun, selama sekian hari, uang Rp 200 juta yang dijanjikan NT belum dibayar sepenuhnya.
"Pembayarannya dicicil," kata sumber Surya.co.id.
Hingga kasus ini terungkap, NT baru membayar IM sekitar Rp 25 juta.
Itu pun dibayar sebanyak 4 kali.
Namun sebelum IM menikmati uang sebesar itu, tersangka IM berhasil diendus polisi dan ditangkap siang tadi di rumahnya.
3. Eksekusi mulus

Aksi keji dilakukan tersangka IM sebelum salat Jumat (3/1/2020) dengan memakai besi pengungkit sejenis kubur .
IM menghabisi nyawa korban Rowaini dengan cara keji, memakai pisau dapur yang disayatkan di leher dan tangan kiri korban sebelum masuk waktu salat Jumat (3/1/2020).
Mulus aksi pelaku, hingga membuat Polres Lamongan ekstra kerja keras mengungkap pelakunya.
4. Tersangka ditangkap
Persis 37 hari Sat Reskrim Polres Lamongan berhasil mengungkap perkara ini hingga mengerucut ke dua nama IM dan NT.
IM adalah tersangka pertama yang diamankan polisi di rumahnya.
Dan dari pengakuan IM, ternyata IM membunuh karena diperintah NT dengan imbalan dana Rp 200 juta.

"Ya sudah tertangkap dan sudah ada pengakuan," kata Kapolres Lamongan, AKBP Harun kepada Surya.co.id, Senin (10/2/2020).
Orang nomor satu di polres ini menilai pelaku tidak tergolong pembunuh profesional.
Sebab ada beberapa jejak yang bisa menjadi petunjuk dan kini menjadi keberhasilan anggota mengungkap tersangkanya.
"Kalau profesional yang tidak begitu. Jadi ya tidak profesional," katanya.
Harun menambahkan, para tersangka bukan warga Lamongan, tapi orang luar Lamongan.
"Kayaknya tidak ada orang Lamongan, orang luar semua.
Kapolres juga memastikan pembunuhan ini tidak ada kaitanya dengan politik.
Murni tindak kriminal.
Penyidik sebelumnya sudah memeriksa puluhan saksi untuk mengungkap siapa pelakunya.
"Sudah ada 10 orang lebih saksi yang kita periksa, siapapun itu yang ada kaitannya pasti kita periksa semua," kata Harun.
Kerja siang malam, polisi juga termasuk dengan membuat posko di Kecamatan Karanggeneng untuk efektifitas pekerjaan polisi.
5. Penadah Barang Korban Ditangkap

Sebelumnya, polisi telah menahan penadah handphone (HP) milik korban.
Polisi menemukan handphone milik korban di wilayah Surabaya.
Kapolres Lamongan, AKBP Harun mengakui polisi telah menemukan titik terang terkait kasus dugaan pembunuhan terhadap ibu mertua Sekkab Lamongan tersebut.
"Sudah diamankan satu orang. Tapi yang diamankan belum pelaku utamanya, tapi penadah, barang bukti HP korban ditemukan di sana," kata Harun.
Kemungkinan setelah penetapan tersangka penadah bisa mengembang ke yang lain.
Kepada awak media, Harun, meminta untuk menunggu perkembangan lebih lanjut dan berharap bisa ditemukan pelaku utamanya.
Selain satu tersangka, polisi juga sudah memeriksa beberapa orang saksi.
"Karena HP sudah ketemu, kita masih mengembangkan lebih lanjut lagi," tegasnya.
6. Tak Boleh Dibangunkan

Selain itu, meninggalnya mertua Sekda Lamongan Yuhronur Efendi, Hj Rowaini juga menjadi perhatian masyarakat.
Karena Rowaini yang tewas secara mengenaskan diduga karena menjadi korban pembunuhan keji.
Salekan, tetangga korban yang juga menjadi penjaga rumah menjadi saksi kunci yang dimungkinkan bisa mengendus jejak pelaku.
Saat sebelum ditemukan korban meninggal, Salekan sempat bertegur dengan seorang yang ngekos di rumah ibu kandung Anis Kartikawati, istri Yuhronur Efendi.
"Jangan dibangunkan, ibu tidur," kata Solekan menirukan seorang yang indekos.
Usai bertemu Salekan, orang tersebut langsung nyelonong keluar dan tidak kembali lagi ke rumah.
Salekan yang penasaran kondisi rumah rumah yang lampunya belum menyala.
Ia kemudian mencoba untuk mencari tahu dan mengecek rumah korban.
Di luar dugaan, korban yang dibangunkan tidak merespon dan dalam kondisi masih mengenakan mukena.
Namun, kata dia, Rowaini sudah ditemukan sudah tidak bernyawa.
Salekan kemudian memberitahukan kepada tetangga dekat, Kholis.
Informasi penemuan mayat korban kemudian dilanjutkan ke perangkat desa setempat untuk melaporkannya ke polisi.
Waktu peristiwanya masih diduga beberapa kemungkinan usai salat maghrib atau saat sedang mengaji.
"Perkiraan kejadiannya ya mungkin saat salat maghrib, soalnya korban saat ditemukan masih mengenakan rukuh (mukena, red)," ungkap Kholis.
Menurut Kholis, mertua CEO Persela Lamongan itu memang selama ini tinggal di rumah sendirian.
Kata dia, baru sekitar tiga hari lalu ada orang yang kos di rumah korban.
"Kalau penjaga rumahnya Bu Haji Rowaini, Salekan biasanya datang setiap hari sehabis salat Isya," tuturnya.
Sementara itu, korban baru saja selesai diotopsi di kamar jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Empat anak korban, tiga perempuan dan seorang laki-laki didampingi Sekda Lamongan Yuhronur Efendi turut menunggu di depan kamar jenazah.
Selama proses otopsi, anak-anak korban, cucu, dan keluarga dekatnya, tidak mampu membendung air mata.
Tepat pukul 11.30 WIB, jenazah dibawa keluar dan keadaan sudah dikafani diangkut ambulan yang disediakan oleh Direktur RSUD dr Soegiri, dr Chaidir Anas.
Jenazah dibawa pulang dan dimakamkan di tanah kelahiran korban di Dusun Glogok, Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan.