Berita Viral
Pasien Kritis Tak Bisa Pakai Ambulans karena Sopir Ikut Turnamen Voli, Nyawanya Tak Tertolong
Pasien kritis di Gorontalo meninggal usai gagal mendapat bantuan medis. Sopir ambulans ikut turnamen voli
Ringkasan Berita:
- Pasien kritis Havid S Duto (41) meninggal dunia karena ambulans Puskesmas Sipatana tidak bisa digunakan; sopirnya absen mengikuti turnamen voli Hari Kesehatan Nasional
- Keluarga korban menilai tidak ada itikad baik dari pihak Puskesmas, bahkan belum ada yang datang ke rumah duka
- Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang, menyebut kejadian ini akibat miskomunikasi. Menurut SOP, pasien harus dibawa ke UGD terlebih dahulu untuk stabilisasi sebelum dirujuk
TRIBUNMADURA.COM - Waktu adalah penentu bagi pasien kritis seperti Havid S Duto (41).
Namun, waktu emas itu terbuang sia-sia ketika keluarga panik mencari pertolongan medis tercepat.
Harapan tertuju pada ambulans Puskesmas Sipatana, Gorontalo, namun harapan itu pupus, kendaraan penyelamat nyawa itu 'terkunci' karena sopirnya absen mengikuti turnamen voli.
Terpaksa, Havid dilarikan dengan taksi biasa, tanpa fasilitas medis darurat yang memadai, dan akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Aloei Saboe, Gorontalo.
Kekecewaan mendalam ini mendorong keluarga untuk mencari keadilan langsung kepada Wali Kota Gorontalo.
Keluarga Kecewa
Keluarga Havid, Yuriske Duto mengatakan, sampai saat ini, belum ada itikad baik dari pihak Puskesmas terkait kejadian itu.
"Sampai sekarang pun tidak ada itikad baik dari Kapus (Kepala Puskesmas) atau dari puskesmas tidak ada yang datang ke rumah duka," kata Yuriske, Rabu (19/11/2025), dilansir TribunGorontalo.com.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo, Rita Bambang menyebut, kejadian tersebut terjadi karena kesalahpahaman.
Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak memberikan fasilitas kesehatan.
Namun, memang saat itu, sopir ambulans sedang mengikuti pertandingan voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.
“Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main voli. Sebenarnya ini hanya miskomunikasi,” ujar Rita kepada TribunGorontalo.com, pada Selasa (18/11/2025).
Kejadian bermula pada Senin (17/11/2025).
Saat itu, keluarga Havid meminta peminjaman ambulans tanpa membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Sipatana.
Padahal, menurut Rita, UGD memiliki fasilitas dasar seperti oksigen dan infus untuk penanganan awal sebelum dirujuk ke rumah sakit.
“Seharusnya pasien dibawa dulu ke UGD. Ada dokter dan perawat yang siap melakukan stabilisasi sesuai SOP rujukan,” jelasnya.
| Yang Dialami Miswanti Bak Pepatah Air Susu Dibalas Air Tuba, Anak Buahnya Berkhianat Tilap Rp90 Juta |
|
|---|
| Bendahara Korupsi Dana Desa Rp2,1 Miliar untuk Main Kripto, Wajahnya Ditutupi Petugas Disorot |
|
|---|
| Penyerangan Brutal terhadap 13 Warga: 5 Luka Parah termasuk Anak Kecil |
|
|---|
| Misteri Kematian Dosen di Hotel Semarang, Alumni: Beliau Pernah Cerita |
|
|---|
| VIRAL Sandal Siswi SMP Dipotong Guru, Keluarga Hidup Serba Kekurangan |
|
|---|
