Tak Disangka, Minuman Keras Merek Cap Tikus Kini Sudah Mulai Merambah ke Pasar Mancanegara

Merek minuman fermentasi beralkohol ini meski masih kental rasa lokalnya, namun Cap Tikus sudah menyebar di seluruh Indonesia.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: Wikipedia dan Kontan)
Minuman beralkohol Cap Tikus 

Berkembangnya zaman dan sejak adanya izin, Cap Tikus 1978 memberikan sentuhan yang berbeda dengan inovasi kemasan yang unik.

Desain botol dibuat menarik agar tak kalah dari produk minuman fermentasi dari luar negeri yang sudah lama membanjiri Indonesia.

Tak hanya desain, inovasi juga dilakukan pada varian rasa.

Mario menjelaskan bahwa rencananya bulan depan Cap Tikus 1978 akan merilis rasa terbaru yaitu Cap Tikus coffee.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

"Selain rasa kopi ada juga bartender sachet. Jadi ini model seperti sachet setiap pembelian satu botol gratis satu sachet dengan rasa beda. Ada formula 8 ada rempah-rempah isinya jahe temulawak aren dan lainnya sensasinya anget, seperti jamu. Akan ada 5 varian sachet nanti," sambung Mario.

Dalam satu hari Cap Tikus 1978 mampu memproduksi 5000 botol, suplai ke provinsi sebanyak enam kontainer atau sekitar 12 ribu karton. Satu karton berisi 12 botol Cap Tikus.

Bahan baku Cap Tikus 1978 sendiri diterangkan Mario didapatkan dari para petani nira yang menyetor ke pabrik. "Kita 100% petani, berdayakan petani, di pabrik kita hanya destilasi, misi kita buat produk ini adalah untuk bantu petani. Jadi ini bida dibilang jadi salah satu mata pencaharian masyarakat Minahasa," kata Mario.

Tren minuman fermentasi lokal saat ini disebut Mario mulai merangkak naik terlebih usai adanya dukungan dari pemerintah akan minuman fermentasi asli Indonesia tersebut.

"Ini lagi naik iya karena kita didukung pemerintah bea cukai. Pemerintah saat ini cukup ketat untuk minuman ilegal nah kita mengharapkan dengan adanya peraturan yang larang minuman ilegal maka produk lokal yang legal bisa berkembang, bisa bersaing di pasar Indonesia," harap Mario.

 

Tak hanya merambah seluruh Indonesia, Cap Tikus 1978 juga sudah mendapat tawaran ke luar negeri yaitu negara tirai bambu China.

Namun saat ini Cap Tikus 1978 masih dalam tahap penyiapan izin untuk ekspor ke China.

Meski mulai merangkak naik tren minuman fermentasi asli Indonesia namun ada juga tantangan yang dirasakan. Mario menyebut bahwa edukasi mengenai apa itu Cap Tikus kepada masyarakat di wilayah Indonesia Barat kini menjadi pekerjaan rumah yang dirasakan.

"Untuk kita yang tinggal di wilayah barat Indonesia belum begitu kenal Cap Tikus. Nah kita harus berikan product knowledge orang pasti bertanya tanya apa sih Cap Tikus. Kok namanya ada tikusnya ini dari apa pasti orang akan bertanya seperti itu. Nah Cap Tikus ini kan sudah ada dari zaman dulu. Dari sisi popularitas Cap Tikus lokal spirit yang banyak orang tahu," terang Mario.

Satu lagi minuman fermentasi lokal yaitu arak Bali. Salah satu desa di Bali yaitu Desa Les Buleleng memiliki banyak home industri minuman fermentasi lokal berbahan dasar nira. Potensi akan minuman fermentasi lokal tersebut dibaca oleh brand Dapur Bali Mula.

Salah satu pegawai Dapur Bali Mula Nyoman Nadiana menceritakan bahwa minuman fermentasi sendiri sudah ada sejak dahulu dan menjadi tradisi yang turun-temurun. Berbeda dengan Cap Tikus 1978 yang sudah mendapatkan izin, arak asal Desa Les kini sedang berjuang untuk dapat izin beredar.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved