Virus Corona di Indonesia
Peneliti China; 'Studi Kasus, Virus Corona Bisa Menginfeksi Lebih Cepat dan Lebih Lama dari SARS'
Peneliti China; 'Studi Kasus, Virus Corona Bisa Menginfeksi Lebih Cepat dan Lebih Lama dari SARS'
Penelitian lain mengamati viral load tertinggi pada usap tenggorokan pada tanda gejala awal, menyimpulkan bahwa infeksi menular pada atau sebelum timbulnya gejala.
• Terkuak Sandiwara Pria Aceh, Bergulung di Lumpur dan Ikat Dirinya Seolah Dirampok Agar Batal Nikah
• Cut Meyriska Hamil 5 Bulan, Begini Cara Roger Danuarta Batasi Sang Istri Saat Virus Corona Merebak
• Ratusan Pelajar Nekat Balapan Liar di Jalan Diponegoro dan Jalan Kabupaten, Polisi Amankan 113 Motor
Penularan
Para peneliti juga memperkirakan bahwa 44 persen dari penularan dapat terjadi sebelum orang yang terinfeksi menunjukkan gejala.
Pola ini memiliki kemiripan yang lebih besar dengan penularan influenza dibandingkan SARS.
Penelitian yang melibatkan 94 pasien di Guangzhou menjelaskan, menangani virus menjadi lebih sulit dengan tingginya tingkat penularan yang terjadi sebelum gejala muncul.
Langkah mitigasi seperti jarak sosial atau social distancing dinilai menjadi salah satu cara yang paling efektif saat ini.
"Pelacakan kontak dan isolasi saja kurang, mungkin berhasil jika lebih dari 30 persen penularan terjadi sebelum timbulnya gejala," tulis sebuah penelitian pracetak yang dilansir oleh SCMP.
"Dengan proporsi substansial penularan pra-gejala, langkah-langkah seperti peningkatan kebersihan pribadi di antara populasi umum dan jarak sosial kemungkinan akan menjadi instrumen kunci untuk pengendalian penyakit di masyarakat," bunyi lanjut penelitian itu.
Saluran pencernaan
Dalam jurnal Nature Medicine, para peneliti Guangzhou mempelajari sepuluh anak berusia 2 bulan hingga 15 tahun.
Penelitian menemukan bahwa delapan dari mereka secara terus-menerus dites positif untuk virus pada penyeka rektum setelah sampel hidung telah memberikan hasil negatif.
"Hal ini menujukkan bahwa saluran pencernaan mungkin melepaskan virus dan feses, transmisi oral mungkin terjadi," ujar penelitian tersebut.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa tes swab dubur mungkin lebih berguna daripada tes swab nasofaring (di daerah di belakang hidung dan mulut yang terhubung ke kerongkongan) dalam menilai efektivitas perawatan dan menentukan waktu penghentian karantina.
• Razia Balapan Liar di Kabupaten Pamekasan, Polisi Amankan 113 Sepeda Motor
• Cara Licik Komplotan Surabaya, Buka Gudang Tempat Parkir, Gelapkan Ribuan Bola Lampu Rp 1,6 Miliar
• Polisi Surabaya Nyamar Pakai Baju Biasa Pura-pura Jadi Pembeli Demi Menangkap Pemakai Sabu di Warkop
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti China: Virus Corona Bisa Menginfeksi Lebih Cepat dan Lebih Lama dari SARS"