Virus Corona di Indonesia
Virus Corona Dapat Bertahan di Udara, WHO Pertimbangkan Pencegahan Tambahan untuk Tenaga Medis
Virus Corona Dapat Bertahan di Udara, WHO Pertimbangkan Pencegahan Tambahan untuk Tenaga Medis
TRIBUNMADURA.COM - Pemerintah memperbarui data pasien yang meninggal akibat penyakit Covid-19 akibat terjangkit virus corona.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, ada penambahan kasus pasien yang meninggal sebanyak 10 orang.
Dengan demikian, hingga Minggu (22/3/2020) total kasus meninggal dunia menjadi 48 orang.
Kini Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis sejak studi menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan hidup di udara (survive in airborne) dalam beberapa kondisi.
Virus corona dapat menular melalui tetesan, atau melalui sedikit cairan, sebagian besar cairan itu keluar dari batuk atau bersin seseorang.
Dilansir dari CNBC, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosis WHO mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers virtual pada Senin lalu.
Menurut Dr. Kerkhove, ketika seseorang melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti dalam fasilitas perawatan medis, akan terjadi kemungkinan aerosolize dalam partikel-partikel ini yang mengindikasikan virus-virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama.
• Barbie Kumalasari Ungkap Tarif Manggung hingga Sumber Pendapatannya, Biaya Perawatan Rp 8M!
• Pengelola Arisan Online Jawab Tuduhan Menipu Ibu-ibu di Pamekasan hingga Rugi Rp 70 Juta Lebih
• Kenali Kontak Langsung Close Contact Berisiko Terjangkit Virus Corona, Simak 5 Cara Mencegahnya
Dia menambahkan, sangat penting bagi petugas kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja dan melakukan prosedur seperti itu pada pasien.
Otoritas kesehatan dunia mengatakan penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia ke manusia. Butiran-butiran yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati.
Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti panas dan lembab.
Kerkhove juga mengatakan bahwa para otoritas kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan berbeda dan Covid-19 bisa bertahan.
Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan cahaya ultraviolet mampu mempengaruhi virus Covid-19 serta berapa lama virus itu mampu bertahan hidup di permukaan yang berbeda termasuk baja.
• Edarkan Pil Koplo, Buruh Harian Lepas Ditangkap Polisi, SPBU di Nganjuk Jadi Lokasi Transaksi
• Bilik Sikat Corona UB Malang Akan Diuji Coba Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jatim
• Pengumuman Hasil Tes SKD CPNS di Sampang 23-24 Maret 2020, Melalui Online di Website BKPSDM Sampang
Otoritas kesehatan menggunakan informasi ini untuk memastikan panduan WHO sudah sesuai dan sejauh ini mereka meyakini kesesuaian pedoman tersebut.
Otoritas kesehatan merekomendasikan staf medis memakai masker wajah N95 yang mampu menyaring sekitar 95 persen dari semua partikel cair atau udara.
Kerkhove juga memastikan bahwa di fasilitas kesehatan, pihaknya memastikan pekerja medis menggunakan standar pencegahan dengan pengecualian, mereka menggunakan prosedur penggunaan aerosol.