Berita Malang
Gara-Gara Salah Paham Physical Distancing, Warga Dua Desa di Malang Tutup Jalan Pintu Masuk Wilayah
Warga dua desa di Kabupaten Malang itu menutup pintu masuk dengan menggunakan batako cor.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Warga dua desa di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, terlibat salah paham akibat physical distancing.
Warga menutup pintu masuk kedua desa itu dengan menggunakan batako cor, Minggu (10/5/2020).
Peristiwa itu pemblokiran jalan dua desa di Kabupaten Malang dengan batako cor dibenarkan oleh Camat Sumberpucung, M Sholeh.
• Empat Warung Kopi di Surabaya Dipasang Garis Polisi, Gara-Gara Bandel Tetap Buka saat Jam Malam PSBB
• PSBB Surabaya Tahap Kedua Dipastikan Lebih Diperketat, Ini Ancaman Sanksi Bagi yang Melanggar Aturan
• Aturan Jam Malam PSBB Gresik Dilanggar, 15 Pengunjung Warung Kopi Jalani Rapid Test di Kantor Polisi
Sholeh menjelaskan, dua kubu warga yang bersalah paham berasal dari Desa Sambigede dan Desa Senggreng.
"Benar ada pemblokiran jalan dengan batako cor. Kejadian bermula pagi tadi," kata Sholeh ketika dikonfirmasi.
"Ada dua warga desa. Dari Senggreng dan Sambigede. Masalahnya salah paham physical distancing," sambung dia.
Sholeh menerangkan, salah paham bermula dari pihak warga Desa Sambigede membuat portal jalan dari batang bambu di jalan penghubung desa tersebut.
Semula jalan tersebut dibuka untuk untuk umum.
Mengetahui adanya penutupan jalan, warga Desa Senggreng meresponnya dengan berbalas menutup jalan.
Akhirnya sekitar pukul 10.00 WIB, beberapa warga Desa Senggreng kompak menutup jalan dengan tumpukan batako dengan semen cor layaknya pagar bangunan.
• Jalan Belakang Gor Ken Arok Kota Malang Dipasangi Beton Buis, Cegah Aksi Balap Liar di Area Tersebut
• Kerumunan Anak Muda di Kafe dan Warung Kopi Dihentikan Paksa, Langgar Aturan Penerapan Jam Malam
"Lalu ditanggapi oleh masyarakat Desa Senggreng. Lha di sana tutup, di sini ya tutup juga begitu yang saya dengar," jelasnya.
"Akhirnya dibangunlah dengan batako. Alhasil, jalan dua desa sempat tertutup," ungkap Sholeh.
Sholeh menambahkan, aksi kedua warga desa tersebut tidak diketahui kepala desa masing-masing.
"Aksinya tanpa diketahui oleh kepala desanya," tutur Sholeh.
Setelah aksi warga Desa Senggreng ramai diunggah di media sosial, akhirnya pihak Muspika Kecamatan Sumberpucung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan mediasi.