Virus Corona di Gresik
Ribuan Warga di 2 Kecamatan Nyaris Bentrok, Saling Tutup Akses Jalan karena ada Warga Positif Corona
Warga Kecamatan Manyar dan Kecamatan Bungah turun ke jalan. Massa kedua kubu sempat bersitegang, adu mulut bahkan nyaris adu jotos.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Warga Kecamatan Manyar dan Kecamatan Bungah turun ke jalan. Massa kedua kubu sempat bersitegang, adu mulut bahkan nyaris adu jotos.
Total ada ribuan warga Desa Karangrejo Kecamatan Manyar turun ke jalan menutup akses jalan desa yang menghubungkan Kecamatan Manyar dengan tiga desa di Pulau Mengare Kecamatan Bungah itu.
Penyebabnya adalah surat Kepala Desa Sembayat, Kecamatan Manyar yang dinilai diskriminatif karena melarang warga Desa Karangrejo berjualan di pasar Desa Sembayat. Hal ini membuat warga di dua kecamatan bersitegang.
• Khofifah: PSBB di Malang Raya Cukup Sekali dan Jalani Masa Transisi New Normal Life Selama 7 Hari
• Postingan Bunga Citra Lestari Pasca Kepergian Ashraf Sinclair, Ibu Noah Kangen Suaminya: I Miss You
• Skenario Pemerintah Bangkitkan Sektor Ekonomi & Pendidikan, Kegiatan Belajar Mengajar Bakal Dimulai
Ribuan warga Desa Karangrejo turun ke jalan dan menutup akses jalan desa sejak pukul 10.00 WIB menggunakan bambu.
Kondisi makin memanas saat warga tiga desa di Kecamatan Bungah, yakni Desa Kramat, Desa Tanjungwidoro dan Desa Watuagung hendak keluar desa karena tidak bisa melintas.

Bahkan, warga asal dua Kecamatan itu sempat bersitegang sebelum akhirnya di mediasi oleh aparat keamanan. Beruntung tidak ada aksi main hakim sendiri dalam insiden tersebut.
Koordinator warga Karangrejo, Karim mengaku, merasa diperlakukan tidak adil oleh desa sekitar. Penyebabnya karena ada warga desanya yang positif Covid-19 sehingga ditanggapi berlebihan dengan menutup akses jalan. Aktivitas warga jelas terganggu.
“Jika maunya seperti itu kami juga bisa menutup seluruh akses yang berada di desa kami," ucapnya.
Kondisi semakin memanas, warga Mengare berusaha memanggil massa agar semakin banyak yang turun ke jalan. Beruntung aksi saling tutup akses jalan berhasil diredam, setelah Forkopimka Kecamatan Manyar datang dan melakukan mediasi kepada warga.
Kepala Desa Karangrejo, Fatkhul Alim meminta agar desa-desa lain di wilayah Manyar dan Bungah tidak mengucilkan warga desanya. Bahkan ada beberapa desa yang menutup akses masuk bagi warganya.
"Saya minta agar Pemkab Gresik memanggil para kepala desa. Sebab ini sudah terlalu berlebihan apalagi sampai ada desa yang melarang warga kami berjualan," katanya.
Selama tiga jam aksi warga saling tutup jalan ini.
Kepala Desa Sembayat, Saudil meminta warga Desa Karangrejo agar tidak salah paham dalam menafsirkan surat yang diterbitkan Pemdes Sembayat. Pihaknya hanya mengimbau agar tidak berjualan saat ini hingga beberapa hari.
"Kami hanya mengimbau bukan melarang,” tegas Saudil.
Menanggapi hal ini,Camat Manyar, Moh Nadlelah meminta agar akses jalan desa dibuka. Dia juga berharap tidak ada Pemdes di Kecamatan Manyar menerbitkan kebijakan yang membawa dampak perekonomian kepada masyarakat.
Sebab, kebijakan Pemdes Sembayat ini bertentangan dengan Perbup sampai melarang aktivitas berjualan warga.
“Solusinya satu dicabut,” kata dia.
• Sertijab Kasatreskrim Polres Sumenep, Kapolres Berharap Pejabat Baru Ciptakan Inovasi dan Terobosan
• Pasien Positif Virus Corona di Kabupaten Malang Didominasi Kelompok Usia 50 Tahun ke Atas
• Biar Nggak Bosan, 11 Pasien Covid-19 di Rusunawa ASN Malang Diberi Fasilitas TV dan Wifi Gratis
Nyaris bentrok kedua massa desa Karangrejo dan desa Sembayat di pintu masuk Desa Karangrejo. (Willy Abraham)
Anggota Komisi III DPRD Gresik, Syahrul Munir memberikan masukan. Warga Desa Karangrejo yang berprofesi sebagai pedagang yang berjualan di desa lain harus membawa surat keterangan sehat dari puskesmas. Tujuannya, agar tidak ada kecurigaan antarwarga.
“Alhamdulilah semua sudah sepakat demi kenyamanan bersama,” pungkasnya.
Setelah kepala desa dan koordinator sepakat maka aksi saling tutup jalan yang berlangsung selama tiga jam ini berakhir damai. Warga membuka kembali akses jalan. Batang bambu yang menutup jalan disingkirkan. Warga di dua kecamatan ini kembali beraktifitas.