Idul Adha 2020
5 Hikmah yang Bisa Diambil dari Momen Rayakan Idul Adha di Tengah Pandemi Menurut Gubernur Khofifah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengikuti salat dan kurban Hari Raya Idul Adha 2020 di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengikuti salat dan kurban Hari Raya Idul Adha 2020 di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya Jumat (31/7/2020).
Menurutnya, momen Idul Adha di tengah pandemi virus corona ini memiliki lima hikmah yang dapat dipetik.
Yaitu adalah nilai ketaatan yang kuat, ketaqwaan yang kuat, keikhlasan yang kuat, kesabaran yang kuat, dan daya juang yang kuat.
• Viral Gilang Fetish Kain Jarik, Bungkus Korban Puaskan Hasrat Seksual, Cari Tahu Arti Fetish di Sini
• Cara Gilang Si Predator Seksual Minta Korban Pakai Kain Jarik Seperti Pocong, Pakai Panggilan Dek
• BREAKING NEWS - Polisi Sidoarjo Tembak Mati Siswantoro Bandar Nakorba asal Kecamatan Ploso Jombang
"Lima nilai hikmah itu adalah kesatuan yang bisa kita lakukan kristalisasi saat Idul Adha. Ditambah lagi kesalehan sosial, solidaritas sosial, karena momen ini ada penyembelihan hewan kurban," kata Khofifah usai salat Idul Adha dan melakukan penyerahan hewan kurban.
Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, ibadah kurban sedapat mungkin bisa dimaksimalkan untuk dibagi pada seluruh elemen masyarakat yang dirasa membutuhkan.
Khofifah Indar Parawansa berpesan jangan pernah membedakan saat mendistribusikan hewan kurban.
Dari lima nilai itu yang butuh ditekankan adalah nilai kejuangan dan nilai keikhlasan.
Terutama saat ini dimana tengah ada pandemi covid-19. Siapapun tidak tahu kapan pandemi covid-19 akan berakhir.
Sehingga proses adaptasi dengan format kehidupan normal baru harus dilakukan. Termasuk dalam pelaksanaan perayaan Idul Adha ini.
Mulai salat di masjid harus jaga jarak, memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan. Bahkan masjid Al Akbar hari ini menerapkan penggunaaan id card untuk jamaah yang ikut salat untuk mengatur shafnya.
"Ini adalah kehati-hatian yang dilakukan untuk menjaga keselamatan bersama. Format ini tetap diseiringkan agar dalam pelaksanaan ibadah tetap bisa khusyuk," tegas Khofifah Indar Parawansa.
Sementara itu, untuk itu Masjid Al Akbar memang menerapkan pendaftaran secara online dan semua jamaah yang mengikuti salat di hari ini dengan wajib menggunakan id card yang telah disediakan.
• BREAKING NEWS - Pasien Positif Covid-19 di Surabaya Bunuh Diri dari Lantai 6 RSU Haji
• BREAKING NEWS - Pembacokan Sadis Pegawai di Desa Trapang Sampang, Kepala dan Lengan Luka Parah
• Gilang Predator Fetish Terangsang Lihat Korban Pakai Kain Jarik, Bangga Sebut Dirinya Biseksual
"Kapasitas Masjid Al Akbar mencapai 40 ribu jamaah. Karena dalam penerapan protokol kesehatan yaitu physical distancing, maka kami membatasi jamaah Shalat Idul Adha menjadi lima ribu jamaah dan kami sudah menyiapkan stiker untuk shaf shalat sebagai tanda," kata Helmy M Noor, Humas Masjid Al Akbar Surabaya.
Kapasitas lima ribu jamaah itu termasuk serambi masjid bagian utara, timur dekat air mancur dan selatan hingga lantai dua.
Ada empat warna id card yang dipakai semua jamaah, seperti warna hijau untuk jamaah laki-laki di lantai satu, warna kuning untuk jamaah perempuan di lantai satu, sedangkan di lantai dua dengan warna merah untuk jamaah laki-laki sedangkan jamaah perempuan warna biru di lantai dua.
"Kami menyiapkan kurang lebih 200 relawan yang terdiri dari Remaja Masjid, Ibu-Ibu Muslimah, pengatur shaf, para guru MI dan PAUD, para dosen dan mahasiswa STAI Al Akbar. Semua relawan ini untuk mengatur, menyambut dan mengarahkan kedatangan para jamaah sesuai dengan warna ID Cardnya," terang Helmy.