Virus Corona di Jember

RS Bina Sehat Jember Didemo Warga, Dituding Tak Berikan Kejelasan Informasi Status Pasien Covid-19

RS Bina Sehat Kabupaten Jember didemo sejumlah warga Kecamatan Kaliwates. Ini penyebabnya.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/SRI WAHYUNIK
Warga protes mempertanyakan kejelasan informasi status pasien suspek Covid-19 di depan RS Bina Sehat Kabupaten Jember, Jumat (7/8/2020) 

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Sejumlah warga menggelar demo di depan RS Bina Sehat Kabupaten Jember, Jumat (7/8/2020).

Massa datang dengan dikomandani oleh Ahmad Said, warga Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates.

Ahmad Said Hidayat dan keluarganya memprotes pihak RS Bina Sehat atas ketidakjelasan informasi yang mereka dapatkan perihal meninggalnya, Rosidi (61), ayah kandung Said.

Dua Pegawai Dinkes Sidoarjo Positif Covid-19, Diduga Tertular Corona dari Luar Lingkungan Kerja

Kabupaten Gresik Tinggalkan Zona Merah Penyebaran Covid-19 setelah 5 Bulan, Kini Masuk Zona Oranye

Simulasi Masuk Sekolah di Kota Malang, Siswa Wajib Diantar Orangtua hingga Pergantian Kelas

Aksi warga di RS Bina Sehat itu bermula dari meninggalnya Rosidi pada 2 Agustus 2020 lalu.

Said menuturkan, ayahnya disebut sebagai pasien suspek Covid-19.

Dia menceritakan, sejak beberapa tahun terakhir, sang ayah memang keluar masuk rumah sakit tersebut.

"Diagnosa sakit ayah saya itu jantung," ujar Said.

Sebelum meninggal, ayahnya kembali masuk ke rumah sakit tersebut dengan keluhan penyakit jantung.

Setelah dirawat di ruang ICU, kata Said, ayahnya dirawat di ruang isolasi.

"Katanya suspek Covid-19," imbuhnya.

Motor Disita Polisi saat Razia Operasi Patuh Semeru? Begini Cara Mengambil Kembali Kendaraan Anda

Hajatan Warga Sampang Berujung Tragedi, Kakek Tua Ditusuk Tetangga Sendiri Karena Masalah Hati

Sampai pada 2 Agustus 2020 lalu, Rosidi meninggal dunia.

Lelaki itu dimakamkan memakai standar pemakaman pada masa pandemi Covid-19.

Setelah itu, beredar informasi jika Rosidi adalah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Sebagai keluarga tentu kami resah, mendengar kabar kalau ayah saya positif Covid," kata dia.

"Apalagi sampai diperbincangkan oleh tetangga. Tetapi tidak ada perintah untuk keluarga melakukan isolasi mandiri, tahlilan juga tetap jalan, tidak dilarang, juga tidak ada tracing," ujarnya.

Kemudian Said menanyakan kepastian tentang status Covid sang ayah ke pihak rumah sakit.

Namun, Said mengaku tidak mendapatkan informasi jelas dari pihak rumah sakit.

Tulungagung Dipilih Jadi Lokasi Pelaksanaan Tes SKB CPNS 2019 dari 4 Daerah, Simak Jadwal Detailnya

Pihaknya juga tidak mendapatkan hasil tes swab yang menunjukkan kalau Rosidi termasuk warga terkonfirmasi positif Covid-19.

Pada Kamis (6/8/2020), dia mendapatkan surat hasil tes swab yang menyebut sang ayah positif terpapar virus tersebut.

Kembali Said melayangkan protes. Dia merasa janggal dengan surat hasil laboratorium tersebut.

"Kejanggalan pertama, kenapa surat hasil lab ini tidak ada nomor registernya," ungkap dia.

"Keduanya, tes swab (PCR) itu sepengatahuan saya hanya di RSD dr Soebandi dan RS Jember KLinik," katanya.

"Ini kenapa pihak RS Bina Sehat bisa mengeluarkan," imbuh Said.

Said dan kelurganya tetap tidak percaya. Akhirnya warga sempat memutuskan hendak membongkar makam Rosidi.

Rencana pembongkaran makam pada Jumat (7/8/2020) siang usai Salat Jumat itu dilarang oleh pihak Muspika Kaliwates.

Kapolsek, Camat, dan Danramil Kaliwates melakukan negosiasi dengan Said supaya pembongkaran tersebut tidak dilakukan.

Muspika menjanjikan bisa berkomunikasi dengan pihak manajemen RS Bina Sehat, juga Dinas Kesehatan Jember.

Negosiasi berjalan cukup alot, tetapi menghasilkan kesepakatan makam Rosidi tidak jadi dibongkar.

Warga kemudian mendatangi RS Bina Sehat yang terletak tidak jauh dari rumah duka.

Jajaran Muspika Kaliwates dan sejumlah personel POlres Jember mengawal warga.

Secara spontan, warga pun melakukan unjuk rasa di depan RS Bina Sehat.

Mereka menduduki lorong menuju pintu masuk area rawat jalan RS Bina Sehat.

Selama beberapa jam, warga menunggu. Sampai akhirnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini, perwakilan manajemen RS Bina Sehat, dan Puskesmas Kaliwates menemui Said.

Pertemuan dilakukan secara tertutup sekitar 45 menit. Usai pertemuan itu, Said mengaku tetap tidak puas dengan penjelasan pihak berwenang.

"Terkesan dilimpah-limpahkan (saling lempar, red). Tidak ada penjelasan yang memuaskan dari Dinas Kesehatan, dan rumah sakit," ujar Said.

Karenanya, pihaknya akan meneruskan persoalan itu melalui DPRD Jember.

Bahkan Said juga bakal melapor ke polisi, terkait surat hasil tes swab yang dia ragukan keasliannya.

Meskipun menemui keluarga Rosidi, pihak manajemen RS Bina Sehat tidak mau memberikan keterangan kepada wartawan.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini juga tidak mau memberikan keterangan.

"Untuk memberikan klarifikasi, atau jawaban itu bukan wilayah kami. Itu nanti juru bicara Tim Gugus Tugas Covid yang memberikan keterangan," ujar Dyah.

Sedangkan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jember Gatot Triyono yang dikonfirmasi melalui pesan singkat mengaku belum mengetahui persoalan yang dikeluhkan warga Jl Gajah Mada tersebut.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved