Berita Malang
Viral di Media Sosial Seekor Ular Piton di Taman Rekreasi Kota Malang Sakit dan Mulut Penuh Luka
Seekor ular piton yang berada di Taman Rekreasi Kota Malang mendadak viral di media sosial setelah diketahui memiliki luka lebar di dalam mulut.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Seekor ular piton yang berada di Taman Rekreasi Kota ( Tarekot ) Malang mendadak viral di media sosial setelah diketahui memiliki luka lebar di dalam mulutnya.
Kabar tersebut berhembus setelah akun @Ngalamlop mempostingnya di Instagram hasil dari laporan salah satu warga, Senin (7/9/2020) kemarin.
Dalam postingannya itu, terlihat ular Piton tersebut dalam keadaan sakit dengan luka yang ada di mulutnya.
Setelah itu, ular tersebut kini sedang berada di dalam perawatan Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya Malang (RSHP UB). Humas Komunitas Reptil Addict Malang, Moch Nur Rozikin menyampaikan, bahwa awal mula kasus tersebut mencuat setelah pihaknya mengetahui postingan dari salah satu warga pada Rabu (2/9/2020).
• Polres Pamekasan Deklarasi Anti Narkoba, Komitmen Wujudkan Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba
• Tetangga Terinfeksi Covid-19, Ibunda Mahfud MD Dipindah ke Rumah Baru di Dusun Rongkarong Pamekasan
• Permintaan Inul Daratista ke Lesty, Sebut Jangan Buru-buru Nikah Karier Lagi Bagus: Pacaran Aja Dulu
Kemudian pada keesokan harinya, pihaknya langsung berkunjung ke Tarekot dan melihat langsung kondisi ular tersebut beserta satwa lainnya yang berada di Tarekot.
Setelah meminta izin kepada pengurus Tarekot, pihaknya bersama RSHP UB langsung mengevakuasi ular piton tersebut untuk mengecek kondisi kesehatannya.
"Kami dipersilahkan untuk membawa satwa di Tarekot. Menurut mereka satwa yang ada di sana merupakan hasil pemberian dari masyarakat juga," ucap pria yang akrab disapa Rozi itu, Selasa (8/9).
Pada saat melakukan evakuasi tersebut, Rozi menyampaikan bahwa kondisi ular piton sudah cukup parah.
Luka yang ada di bagian mulut satwa tersebut sudah membusuk dan menimbulkan bau busuk yang cukup menyengat.
Ular piton tersebut juga dalam keadaan stress dan sempat melawan saat akan dievakuasi.
Dia pun menyayangkan, hal tersebut bisa terjadi.
• BREAKING NEWS - Bakal Calon Wakil Bupati Pilkada Sidoarjo Positif Covid-19
• Polisi Serahkan Berkas Tahap II Kasus Beras Oplosan ke Kejari Sumenep, Tersangka Jadi Tahanan Kota
• Perawat Pamekasan Nufia Anggraeni Meninggal Akibat Covid-19, Sosoknya Dikenal Rajin & Mudah Bergaul
• 18 Ribu Lebih Warga Belum Punya e-KTP, Ini Penjelasan Dispendukcapil Sampang
Apalagi lokasi Tarekot masih berada di dalam perkantoran Pemerintahan Kota Malang.
"Kondisinya cukup memprihatinkan. Kandangnya kotor dan lembab. Seharusnya untuk reptil seperti ular harus dipelihara di dalam kaca. Bukan dijeruji besi. Karena ini sangat membahayakan bagi pengunjung yang ingin melihat," ucapnya.
Rozi mengatakan, kondisi ular piton tersebut saat ini sedang menjalani masa perawatan dan kondisinya kini sudah mulai membaik.
Rencananya, ular tersebut akan dikarantina terlebih dahulu sebelum dilepasliarkan ke alam liar.
Dengan melihat kondisi kesehatannya dan perilakunya sebelum nantinya dilepaskan.
"Karena proses karantina itu tidak mudah. Kami harus melihat kondisi ularnya dulu. Apakah bisa mencari makan sendiri atau tidak," ucapnya.
Sebagai penggiat dan penggemar satwa, Rozi berpesan kepada Pemkot Malang agar memberikan tempat yang layak apabila memelihara satwa.
Agar kondisi satwa tersebut sehat, serta dapat memberikan rasa aman bagi pengunjung yang ingin berwisata di Tarekot.
"Kalau mau merawat satwa, ya kandangnya itu harus diperhatikan dulu. Kalau tidak punya anggaran untuk pemeliharaan satwa, bisa diambil dari restribusi karcis masuk Tarekot. Itu saya kira yang harus jadi bahan evaluasi Pemkot Malang," tandasnya.
Pantauan TribunMadura.com di Tarekot, saat ini ada tiga ekor monyet dan dua ekor landak yang berada di tempat Tarekot.
Sedangkan satwa lainnya seperti unggas berada di lokasi lain yang tak jauh dari kandang monyet dan landak.
Ada dua ekor monyet dipelihara di sebuah kandang yang terbuat dari jeruji besi.
Sedangkan satu ekor monyet dan dua landak dipelihara di kandang jeruji besi dengan beralaskan plesteran semen.