Hubungan Spesial Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sama-sama mengklaim telah membentuk persahabatan yang istimewa
Kadang-kadang, Trump menggunakan ungkapan "persahabatan yang istimewa" dengan Kim untuk mendorong Kim agar melepaskan ambisi nuklirnya.
"Saya sepenuhnya setuju dengan Anda. Anda dan saya memiliki gaya yang unik dan persahabatan yang istimewa.
Hanya Anda dan saya, bekerja sama, yang dapat menyelesaikan masalah antara kedua negara kita dan mengakhiri permusuhan selama hampir 70 tahun, membawa era kemakmuran ke Semenanjung Korea itu akan melebihi semua harapan terbesar kita," tulis Trump dalam surat tertanggal 12 Juni 2019.
Ketika ditanya mungkinkah Trump memberikan banyak kekuasaan dengan menemui Kim, Trump berkilah bahwa yang dilakukannya hanyalah satu hal yakni bertemu dengannya.
"Butuh waktu dua hari. Saya bertemu.
Saya tidak menyerah.
Saya tidak memberikan sanksi.
Saya tidak memberinya apa-apa.
Oke? Tidak memberinya apa-apa," kata Trump sebagaimana dikutip dari buku Rage.
Woodward mencatat persahabatan dan pengakuan dari seorang pemimpin global seperti Trump mungkin yang diinginkan Kim sejak awal.
"Tetapi banyak dari lembaga kebijakan luar negeri mengkritik Trump karena setuju untuk bertemu tanpa mengunci beberapa komitmen dari pemimpin Korea Utara.
Penumpukannya sangat intens.
Dalam pandangan ini Trump telah langsung memberikan kepemimpinan dan legitimasi internasional kepada kepemimpinan Korea Utara yang telah lama mereka cari,” kata Woodward dalam bukunya.
Trump dan Kim bertemu tiga kali pada 2018 dan 2019.
Pembicaraan mereka terhenti sejak pertemuan terakhir mereka pada Juni 2019. (kompas.com/danur lambang pristiandaru)