Berita Surabaya
Anggota Komplotan Maling Motor di Surabaya Ditangkap, Satu Orang Ditembak Mati Polisi Karena Melawan
Satu dari dua pelaku terpaksa ditembak mati polisi karena mencoba melawan menggunakan senjata tajam saat hendak ditangkap.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Dua dari tiga orang komplotan bandit maling motor yang kerap beraksi di Kota Surabaya diungkap unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Bahkan, satu dari dua pelaku terpaksa ditembak mati polisi karena mencoba melawan menggunakan senjata tajam saat hendak ditangkap.
Sebelumnya, unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap dua tersangka maling motor, yaitu Sugeng (30) dan Saiful (28).
• Petani Tomat di Lumajang Buang Hasil Panennya ke Selokan, Kecewa Harga Anjlok sampai Rp 300 Perkilo
• Pelajar SMA selama 7 Tahun Jadi Korban Pencabulan Ayah Kandung, Tahan Derita Karena Ancaman Pelaku
• Listrik Padam Akibat Layang-Layang Tersangkut Capai 600 Kasus, Lebih dari 9 Juta Pelanggan Terdampak
Sementara satu tersangka maling motor lainnya masih dalam pengejaran polisi.
"Satu pelaku berinisial SG (Sugeng) kami lakukan tindakan tegas karena menyerang anggota saat penangkapan," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Eddison Isir, Senin (5/10/2020).
Ia menjelaskan, Sugeng merupakan DPO polisi sejak setahun terakhir.
Ia masih saja berulah meski tahu dirinya jadi incaran polisi.
Dalam setiap beraksi, Sugeng, Saiful, dan satu pelaku yang masih dalam pengejaran selalu membawa senjata tajam (sajam), jenis pisau penghabisan.
Itu dilakukan untuk menjaga diri saat mereka tepergok mencuri oleh korban atau warga sekitar.
• Mayat Wanita Ditemukan Mengambang di Bendungan Gerak Waruturi Kediri, Sempat Dilaporkan Menghilang
• Unik, Pengantin Gelar Pesta Pernikahan Drive In saat Pandemi, Mirip Konsep Beli Makanan Drive Thru
Sugeng maupun Saiful tidak segan mengancam korban yang berupaya menghalangi aksi mereka.
"Selalu dibawa untuk jaga diri dan mengancam korban yang nekat melawan," tambahnya.
Isir menjelaskan, sejumlah barang bukti diamankan dari komplotan Sugeng CS, di antaranya pisau penghabisan.
Kemudoan, ada helm teropong, tiga pasang kunci letter T, satu mata obeng, dua motor hasil pencurian, satu motor sarana dan beberapa plat nomor palsu yang digunakan untuk mengelabui petugas.
"Kami juga mengamankan seperangkat alat hisap sabu dari komplotan ini," kata dia.
"Diduga kuat, mereka selalu mengonsumsi barang haram itu sebelum atau setelah beraksi," lanjutnya.
"Akan kami kordinasikan dengan Satreskoba untuk kasus tersebut," lanjut Isir.
Pengungkapan kasus curanmor itu bermula dari informasi yang menyebut adanya pencurian motor di Jalan Genteng Muhamadiyah, Sabtu (3/10/2020) siang.
Dari informasi itu, petugas berhasil mengidentifikasi dan mengamankan tersangka Sugeng di sekitar tempat tinggalnya.
"Saat anggota melakukan penangkapan, tersangka mengeluarkan piasu dari balik bajunya," ungkapnya.
"Dia berupaya menyabetkan ke arah petugas. Setelah tidak mengindahkan tembakan peringatan, kami lakukan tindakan tegas, terukur dan keras. Tersangka dinyatakan meninggal saat perjalanan ke Rumah Sakit," lanjut Isir.
Selain Sugeng, polisi juga mengidentifikasi satu pelaku lain yakni Saiful, seorang kuli di Pasar Keputran yang sudah dua kali melakukan pencurian sepeda motor dengan Sugeng.
Saat disergap, ia mencoba kabur dan terpaksa ditembak kedua kakinya.
Isir menyebut, selama ini Sugeng tidak memiliki tempat tinggal tetap di Surabaya.
"Hasil penyelidikan Sugeng warga Lamongan. Dia tidur di Jalan Kalianyar. Semoga secepatnya bisa kami amankan," kata dia.
"Untuk otak pencurian ini tersangka Sugeng. Mereka mencari sasaran secara mobile," pungkas Isir.
Setidaknya ada delapan lokasi tempat Sugeng berhasil menggasak motor itu antara lain.
1. Jalan Kapasari Pedukuhan
2. Jalan Gubeng Kertajaya XI A
3. Depan Ruko Jalan Siwalankerto
4. Jalan Vereran
5. Jalan Gajah Mada
6. Jalan Siwalankerto XIII
7. Jalan Kapasari 27
8. Depan Perkantoran Jalan Genteng Muhamadiyah
Setiap berhasil, motor tersebut dijual di Madura dan hasilnya digunakan pesta sabu.
"Iya buat tambahan hidup. Kadang diajak nyabu juga," aku Saiful, salah seorang tersangka komplotan Sugeng.
Saiful juga mengaku tak tahu komplotan Sugeng lainnya. Ia hanya bermain bersama Sugeng dua kali dan hanya berdua.
"Iya ganti-ganti pak. Kalau saya dua kali saja sama dia (Sugeng)," tandasnya.