Berita Pamekasan
Mengenal Sosok Kak Dus, Owner Batik KD Pamekasan, Produk Batiknya Laris Manis hingga ke Luar Negeri
Abdus Somad bukan sosok asing bagi dunia batik di Kabupaten Pamekasan. Produknya bahkan terjual hingga ke luar negeri.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Setiap desa di Pamekasan tentu memiliki ciri khas hasil polesan batik yang berbeda, kalau di Desa Toronan ini identik dengan pewarnaan yang tidak mudah luntur," bebernya.
Sedari tahun 2013 hingga tahun 2020 ini, sudah ribuan batik milik Kak Dus yang terjual hingga pasar Internasional.
Rata-rata pelanggannya dari Kabupaten Banyuwangi, Jember, Pulau Madura dan Malaysia.
Bahkan Batik KD miliknya, ada yang terjual ke Tanzania dan dijadikan sebagai pakaian dinas wajib di salah satu kantor.
"Kalau ingin beli Batik KD bisa melalui online dan offline. Kalau di offline kami buka butik di Jalan Kesehatan, namnya Butik Unik," jelasnya.
Segmentasi harga yang dijual di Batik KD ini paling mahal berjenis batik premium dijual seharga Rp 700 ribu hingga Rp 1,2 juta.
Untuk harga paling murah, kisaran Rp 60 ribu hingga 80 ribu.
Baca juga: Harapan Bupati Pamekasan pada Kacong Cebbhing 2020 Terpilih, Kenalkan Budaya hingga ke Tingkat Dunia
"Misalkan ada pernikahan yang beli di kami untuk dijadikan sovenir, kami kasih potongan harga," ucapnya.
Menurut Kak Dus, perbedaan kualitas Batik KD dengan batik lainnya terletak pada motif yang tidak sama dan kainnya yang halus.
Selain itu, juga terletak pada wadah batik yang dikemas sesuai selera millenial.
"Perbedaan Batik KD dengan batik lainnya terletak di motif yang tidak sama dan wadah batik kami juga beda dengan biasa yang jual di pasaran. Kami lebih elegan dalam memperlakukan kain batik," paparnya.
Lebih lanjut Kak Dus berharap kepada semua pelaku batik, pengrajin, dan masyarakat agar tetap memberdayakan batik sebagai warisan leluhur yang agung.
Meski saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, ia menginginkan batik Pamekasan tetap eksis dan laris.