Berita Jawa Timur

70 Persen Pendemo yang Diamankan di Jatim adalah Pelajar SMA/SMK, Khofifah Koordinasi dengan Kasek

Khofifah Indar Parawansa melakukan antisipasi dalam rangka meminimalisir partisipasi pelajar SMA/SMK mengikuti kegiatan aksi penolakan Omnibus Law.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan antisipasi dalam rangka meminimalisir partisipasi pelajar SMA/SMK mengikuti kegiatan aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja. 

Apalagi banyaknya berita hoax yang tersebar di kalangan pelajar, Khofifah merasa bahwa tak hanya langkah antisipatif, namun juga langkah edukatif dan  rehabilitatif yang diperlukan dalam kondisi saat ini.

“Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang  dirasa sangat penting khususnya bagi anak- anak SMA dan SMK,” tekannya.

Lebih dari itu, upaya ini juga sebagai langkah perlindungan kepada pelajar dimana pandemi Covid-19 belum  berhenti penyebarannya.

Walau kondisinya telah melandai, Gubernur Khofifah mewanti-wanti bahwa Covid-19 belum berhenti penyebaranya.

Dukungan juga diberikan oleh Direktur Intelkam Polda Jatim Kombes Pol Slamet Hariyadi.

Dalam arahannya dirinya menyebut bahwa  di beberapa titik antara 65-70 persen dari pendemo yang diamankan pada saat demonstrasi pada 8 Oktober lalu adalah pelajar SMA/SMK.

Dengan tingginya angka partisipasi pelajar tersebut, Kombes Pol Slamet membuka kesempatan untuk koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Sekolah-Sekolah dalam melakukan pengawasan kepada pelajar.

Dirinya meminta para  pendidik dan kependidikan untuk bisa meningkatkan sinergi melalui satuan-satuan Kepolisian baik di Polres dan Polsek di Jawa Timur.

"Bapak Ibu sekalian tidak perlu khawatir. Bapak Ibu sekalian tidak sendirian, kita akan selalu mendampingi untuk membina anak-anak kita," ungkap Slamet Hariyadi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved