Sebaiknya Jangan Asal Campur Pertamax dengan Premium atau Pertalite pada Kendaraan, ada Bahaya Fatal
Menurut sejumlah ahli di bidang teknik permesinan, mencampur Pertalite dan Pertamax bisa menghasilkan efek buruk pada mesin.
TRIBUNMADURA.COM - BBM di Pertamina memiliki harga yang beragam sesuai dengan jenisnya.
Jika diurutkan dari yang lebih murah yakni Premium, Pertalite dan yang terbaik Pertamax.
Namun, demi bisa menekan harga, tak jarang pemilik kendaraan mencampur BBM antara satu dengan yang lain.
Berbagai dalih disebutkan dari mencampur Bahan Bakar tersebut.
Para produsen Bahan Bakar menyediakan beragam pilihan produknya dengan nilai oktan atau Research Octane Number (RON) yang beragam.
Baca juga: Daftar Mantan Kekasih Nathalie Holscher Sebelum Akhirnya Menjalin Asmara dengan Sule Sang Komedian
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tempeh Lumajang, Perempuan Hendak Salip Truk Malah Terserempet, Tewas di Tempat
Baca juga: Ahok Minta Publik Tak Banyak Kritik Pemerintah Bikin Najwa Shihab Heran: Langkah Jokowi Tepat?
Ada Bahan Bakar dengan oktan 88, 90, 92, 95, dan 98.
Ada sebagian pemilik mobil yang gemar mencampurkan dua Bahan Bakar dengan nilai oktan berbeda.
Mencampur Bahan Bakar berbeda oktan sering dilakukan sebagian pemilik kendaraan merupakan ramuan untuk menyiasati harga.
Selain itu, tak sedikit juga yang beranggapan bahwa mencampur Bahan Bakar dapat menjaga kadar oktan atau research octane number (RON).
Di Indonesia, Bahan Bakar yang banyak digunakan saat ini ialah Pertalite dan Pertamax.
Sehingga, dua jenis bensin itu yang kerap dicampur menjadi satu.
Bukan hanya sepeda motor, pemilik kendaraan roda empat juga sering melakukan hal serupa.
Lantas apakah tindakan tersebut bisa dimaklumi, atau justru sebaliknya?
Dilansir dari Wahana Honda, menurut sejumlah ahli di bidang teknik permesinan, mencampur Pertalite dan Pertamax bisa menghasilkan efek buruk pada mesin.
Bahkan, dampak jangka panjangnya terbilang cukup mengerikan.