Berita Pamekasan
Orasi Tunggal Ketua Pemuda Pamekasan saat Hari Sumpah Pemuda, Angkat Kesejahteraan Para Tukang Becak
Ketua Pemuda Pamekasan mengajak tukang becak untuk ikut bersama dirinya melakukan orasi keliling di area Kota Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Kesejahteraan tukang becak menjadi materi yang dibawa Ketua Pemuda Pamekasan, Mashudi saat melakukan orasi tunggal Hari Sumpah Pemuda di Monumen Arek Lancor Pamekasan, Rabu (28/10/2020).
Dalam kesempatan itu, Mashudi mengaku, sengaja menyewa tukang becak untuk ikut bersama dirinya melakukan orasi keliling di area Kota Pamekasan.
Menurutnya, ada pesan tersirat yang ingin ia sampaikan kepada pemerintah khususnya Pemkab Pamekasan.
Baca juga: Idap Gangguan Jiwa Sejak Kecil, Pemuda Sampang Ditemukan Tewas di Tengah Hutan, Ada Tali Terputus
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Ketua Pemuda Pamekasan Orasi Tunggal di Atas Becak, Usulkan Aplikasi Go-Cak
Baca juga: Lulusan S2 UGM asal Madiun Manfaatkan Popok Bekas Jadi Media Tanam, Cegah Banjir saat Musim Hujan
Ia berharap, Pemkab Pamekasan peduli terhadap kesejahteraan tukang becak yang saat ini semakin sepi penumpang lantaran masuknya profesi ojek online ke kabupaten.
Kata Mashudi, sekitar tahun 1970an hingga akhir 1980an, becak menjadi angkutan transportasi yang disayangi oleh masyarakat Pamekasan terutama ibu-ibu yang hendak pergi ke Pasar atau ke Toko Emas.
Namun, tahun 2020 ini, becak tidak lagi menjadi angkutan primadona yang diminati oleh masyarakat Pamekasan lantaran pesatnya kemajuan teknologi serta banyaknya masyarakat yang sudah memiliki kendaraan.
"Saat ini mungkin kita masih bisa menjumpai becak di area perumahan dan pasar yang masih banyak diminati ibu-ibu untuk menggunakan jasa abang becak untuk mengantar mereka pergi dan pulang dari pasar, tapi tak seramai dulu," kata Mashudi kepada sejumlah media.
"Tapi apakah nanti 5 sampai 10 tahun ke depan, anak-anak kita masih bisa menjumpai tukang becak? Bisa saja akan hilang menjadi sejarah," tambahnya.
Menurut pria yang akrab disapa Sa'um ini, tukang becak memang selalu dikonotasikan sebagai profesi strata terbawah dalam berbagai jenis angkutan.
Namun, kata dia, jangan pernah mengganggap tukang becak sebagai profesi yang sangat buruk.
Baca juga: Lagi Jaga di Pos Ronda, Pria ini Tiba-Tiba Dihajar Tetangganya, Sampai Tersungkur ke Tanah
Baca juga: Pengurusan Berkas Kependudukan di Dispendukcapil Pamekasan Gratis, Jangan Sampai Tertipu Calo!
Sebab, bagaimana pun, becak adalah bagian dari lahirnya sejarah.
"Belum pernah saya mendengar ada anak-anak atau pemuda yang bercita-cita menjadi tukang becak. Jadi kebanyakan yang menjadi tukang becak biasanya karena jalan nasib," urainya.
Kata Sa'um, banyak hal yang bisa dipelajari dan diambil sebagai pelajaran hidup dari tukang becak.
Seorang tukang becak, kata dia adalah orang yang gigih.
Tidak mudah mengayuh becak baik di musim panas maupun saat hujan.
Dalam keadaan seletih apapun, tukang becak menurut dia akan dengan antusias menyambut penumpangnya dengan ramah.
"Tukang becak adalah salah satu profesi yang sangat setia kawan, sangat jarang terlihat tukang becak rebutan penumpang di antara mereka," ucapnya.
Di mata Sa'um, tukang becak selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggannya.
Misalkan, saat jalanan menanjak, tukang becak akan turun mendorong becaknya, dan penumpang beserta barang-barang yang dibawa, akan tetap terlihat duduk dengan manis di kursi becak sembari bersandar.
"Tukang becak adalah profesi yang sangat profesional, mengapa? Karena hampir tidak pernah kita melihat tukang becak menurunkan penumpangnya di tengah jalan," katanya.
"Jika sudah disepakati tempat tujuan dan harga jasanya, tukang becak selalu berusaha sekuat tenaga mengantarkan penumpang beserta barangnya sampai tempat tujuan, bahkan sampai di depan pagar pintu rumahnya," imbuhnya.
Bahkan, lanjut Sa'um, tukang becak juga sangat ringan tangan membantu menurunkan dan menaikkan barang belanjaan atau dagangan penumpangnya tanpa harus disuruh.
Tidak heran kata dia jika banyak tukang becak menjadi langganan tetap bagi sebagian besar pedagang kecil, dan ibu-ibu rumah tangga.
Karena kebanyakan tukang becak adalah orang-orang yang jujur dan bertanggung jawab, sehingga banyak orang tua mempercayakan anak-anak mereka yang masih kecil untuk diantar atau jemput ke sekolah di dalam komplek suatu perumahan.
Namun saat ini, fenomena itu kata Sa'um sudah sedikit berkurang.
Menyikapi polemik itu, Sa'um mengusulkan kepada pemerintah, khusunya Pemkab Pamekasan agar membuat sebuah aplikasi bernama Go-Cak demi memudahkan para tukang becak untuk mendapatkan penumpang.
"Bila hadirnya aplikasi Go-Jek dan Grab di Indonesia bisa sukses, apa tidak mungkin aplikasi Go-Cak juga akan sukses bila nantinya akan dibuat oleh pemerintah atau anak muda," sarannya.
Menurut Sa'um, pemerintah juga perlu memikirkan nasib kesejahteraan tukang becak yang saat ini sangat kesusahan mendapatkan penumpang.
Berdasarkan investigasinya, di sebagian pelosok desa dan sejumlah pasar tradisional di berbagai kota atau kabupaten di Jawa Timur, masih banyak ditemukan masyarakat yang berprofesi menjadi tukang becak.
Maka dari itu, saran dia, pemerintah seharusnya memberikan wadah dan ruang yang sama, agar tukang becak bisa merasakan kesejahteraan seperti tukang Ojek yang saat ini sangat mudah untuk mendapatkan penumpang dengan hadirnya aplikasi Go-Jek atau Grab.
"Jadi ke depan, tukang becak itu sudah serba teknologi. Mereka tinggal mangkal, lihat aplikasinya melalui HP android yang mereka pegang, bila ada penumpang yang pesan makanan atau ingin diantar langsung bisa dijemput," sarannya.
Tapi, Sa'um juga memperingatkan kepada masyarakat, bukan dirinya ingin mengajak semua pemuda atau masyarakat agar berprofesi sebagai tukang becak.
Melainkan saran yang ia berikan ini, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang sudah terlanjur menjadi tukang becak untuk mendapatkan penumpang.