Berita Terpopuler
Berita Madura Terpopuler 8 Desember 2020, Penculikan Anggota PPK Sumenep dan Gebyar Batik Pamekasan
Berita Madura terpopuler pada Selasa 8 Desember 2020, di antaranya, kasus penculikan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Sumenep.
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Berita Madura terpopuler pada Selasa 8 Desember 2020.
Ada tiga berita Madura terpopuler hari ini di antaranya, kasus penculikan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Sumenep.
Lalu, ada gelaran Gebyar Batik Pamekasan 2020 dan penutupan wisata Goa Lebar Sampang.
1. Kasus penculikan anggota PPK Sumenep
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Destinasi Wisata di Kota Malang Masih Belum Banyak Beroperasi
Baca juga: KPU Pastikan Kasus Penculikan Anggota PPK Tak Ganggu Proses Tahapan Pilkada Sumenep 2020
Baca juga: Kasus Penularan Covid-19 di Ponorogo Terus Meningkat, Pemkab Lakukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

Kasus penculikan yang menimpa seorang anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Batang Batang sudah didengar KPU Sumenep.
"Kabarnya iya," kata Komisioner KPU Sumenep, Syaifurrahman saat dikonfirmasiTribunmadura.com, Minggu (6/12/2020).
Ditanya apakah yang bersangkutan korban benar-benar sebagai anggota PPK Pilkada Sumenep 2020, Syaifurrahman membenarkan hal tersebut.
Namun, ia mengaku belum tahu pasti kasus penculikan tersebut.
"Iya benar memang yang bersangkutan anggota (PPK) tapi saya tidak tahu pasti," ungkapnya.
Berita sebelumnya, seorang anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, bernama Nur Imama (30), diduga diculik, Sabtu (5/12/2020) pagi.
Sebelum diculik, korban diduga ditodong senjata api oleh orang tak dikenal.
Suami Nur Imama, Sugianto (32) mengatakan, peristiwa penculikan itu terjadi saat istrinya berada di halaman kantor sekretariat PPK Batang Batang.
Tiba-tiba koban ditodong dengan senjata api oleh seseorang dan kemudian dibawa masuk ke dalam mobil warna putih.
"Saya sedang berada di rumah dan tiba-tiba diberitahu oleh teman-temannya bahwa istri saya diculik oleh seseorang," cerita Sugianto.
Atas kejadian itu, Sugianto melapor ke Mapolsek Batang Batang dengan nomor laporan STPL/ 21 / XII / 2020 / SPKT Polsek Batang-Batang.
Ia berharap polisi segera menindak pelaku penculikan itu dan memberikan efek jera.
Kapolsek Batang-Batang, IPTU Taufik Hidayat membenarkan peristiwa penculikan anggota PPK.
IPTU Taufik Hidayat menuturkan, dugaan sementara masalah pribadi.
"Iya benar ada warga yang melapor dan sudah kita proses," katanya saat dikonfirmasi melalui telepon pribadinya, Minggu (6/12/2020) pukul 20.30 WIB.
Ditanya terkait senjata api yang digunakan oleh pelaku, pihaknya belum bisa memastikan apakah itu senjata api beneran atau hanya mainan.
"Benar ditodong pistol, tapi kita belum bisa pastikan apakah itu senpi beneran atau hanya mainan," kata dia.
"Nanti setelah semua pemeriksaan selesai akan kita beri tahu," ungkapnya.
2. Gebyar Batik Pamekasan 2020 Dorong Promosi Batik Tulis Pamekasan
Baca juga: Pemkab Bondowoso Kaji Ulang Rencana Pembelajaran Tatap Muka, Tak Ingin Ada Klaster Covid-19 Sekolah
Baca juga: Rumah Buni yang Terkunci Buat Pamannya Curiga, Kakak Kaget Tahu Keadaan Adik di Dalamnya

Gelaran Gebyar Batik Pamekasan 2020 yang digelar di Hotel Melva Balemong, Semarang, Jawa Tengah, berlangsung meriah, Minggu (6/12/2020).
Acara yang digagas Disperindag Pamekasan ini mengusung tema Nangkonang Bu'u yang menceritakan Sepenggal Kisah Batik Pamekasan untuk Indonesia melalui fashion show.
Kolaborasi tiga desainer top dari Indonesia dan luar negeri menampilkan berbagai macam fashion pakaian yang dikombinasikan dengan batik tulis Pamekasan.
Tiga desainer yang berkolaborasi itu di antaranya Embran Nawawi (Surabaya), Pinky Hendarto (Semarang) dan Eaggamon Attagamon, Bangkok (Thailand).
Selain Fashion Show, di lokasi acara juga terdapat sejumlah stand batik pengrajin Pamekasan yang dipadati oleh ratusan pengunjung dan sejumlah desainer Semarang.
Mereka tampak memborong kain batik yang dijual oleh pengrajin batik Pamekasan mulai dari harga ratusan hingga puluhan juta.
Kepala Disperindag Pamekasan, Achmad Sjaifuddin mengatakan, tujuan digelarnya acara ini untuk mempromosikan keindahan Batik Pamekasan hingga tingkat nasional.
Menurut dia, strategi mempromosikan batik agar lekas dikenal dan mendapatkan peluang pasar nasional tidak hanya dipromosikan melalui Pamekasan saja, melainkan harus dipromosikan hingga luar Madura.
"Kami ingin mencari peluang pasar di Jawa Tengah, agar batik Pamekasan bisa dikenal di dan mendapat peluang pasar," kata Achmad Sjaifuddin kepada TribunMadura.com.
"Karena Jawa Tengah juga terkenal dengan sentra batik terbesar di Indonesia," sambung dia.
Kepala Dinas yang akrab disapa Achmad ini menginginkan Batik Pamekasan bisa bersaing dengan batik Jawa dari segi penjualan.
Melalui strategi ini, pihaknya akan mencoba menembus peluang pasar melalui acara Gebyar Batik Pamekasan 2020 tersebut.
"Kami akan mencoba mencari peluang pasar melalui cara ini. Supaya masyarakat Jawa Tengah juga punya pilihan beragam saat ingin belanja batik," inginnya.
Menurut mantan Kepala Disparbud itu, batik Pamekasan memiliki ciri khas yang eksotis, indah dan artistik.
Ia berharap, melalui acara Gebyar Batik Pamekasan 2020 di Jawa Tengah ini, batik Pamekasan bisa memiliki peluang pasar yang cukup bagus.
Sehingga batik Pamekasan di berbagai sentra batik yang ada di Jawa Tengah, selalu tersedia.
"Kami dari Pamekasan membawa sebagian pengrajin batik juga. Mereka di menjual batik mulai dari kelas biasa dan kelas premium," jelasnya.
"Jadi para undangan yang hadir, bisa juga membeli batik Pamekasan di lokasi acara. Banyak jenis dan motif batik dijual oleh pengrajin," sambungnya.
Lebih lanjut Achmad Sjaifuddin berharap, setelah acara ini selesai, semoga batik Pamekasan lebih dikenal lagi oleh masyarakat luar dan semakin memiliki peluang segmentasi pasar yang luas.
Ia menginginkan, di tahun 2021 mendatang, batik Pamekasan tidak hanya disukai oleh kalangan orang dewasa saja.
Melainkan, juga disukai oleh kalangan milenial.
"Karena bagi kami, batik Pamekasan itu sangat khas dan menawan, bila dikombinasikan menjadi pakaian sehari-hari atau pakaian resmi," tutupnya.
3. Penutupan Wisata Goa Lebar Sampang
Baca juga: Modus Baru Aksi Penipuan, Pelaku Hipnotis Korbannya Lewat Telepon, Mengaku sebagai Keluarga Dekat
Baca juga: Pohon Sono Berdiameter 40 cm Tumbang di Jalan Niaga Mojokerto, Menimpa Dua Mobil hingga Penyok

Hingga saat ini wisata Goa Lebar tidak termasuk objek wisata penyumbang Pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten Sampang, Madura.
Pemkab Sampang harus melakukan pengembangan terhadap wisata Goa Lebar, yang berlokasi di Kelurahan Gunung Sekar Kecamatan Sampang tersebut.
Sedangkan, pengembangan Goa Lebar membutuhkan dana yang besar, hingga belasan miliar rupiah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disporabudpar Sampang, Imam Sanusi mengatakan bahwa sebenarnya Pemkab Sampang pernah melakukan kajian mengenai objek Wisata Goa Lebar.
Hasilnya, kata dia, Wisata Goa Lebar memang layak dijadikan tempat wisata.
"Termasuk Wisata Goa Lebar masuk ke salah satu penyumbang PAD di sektor pariwisata," ujarnya kepada TribunMadura.com, Senin (7/12/2020).
Akan tetapi, untuk mewujudkannya perlu dana Rp 13 miliar, salah satunya sebagai perbaikan kerusakan yang saat ini terjadi di wisata Goa Lebar seperti, keretakan dinding dan penyanggah.
Ia menilai, berhubung dana yang dibutuhkan cukup besar dann tidak sesuai dengan PAD yang diperoleh, sehingga lebih memilih menutup wisata Goa Lebar.
"Hingga saat ini wisata Goa Lebar ditutup agar tidak membahayakan kepada para pengunjung," terang Imam Sanusi.
Lebih lanjut, selain kendala jumlah anggaran pengembangan yang terlalu besar, status sebagian tanah di sebelah selatan Wisata Goa Lebar merupakan milik warga.
"Jadi harus dilkaukan pembebasan terlebih dahulu karena sebagain tanah merupakan milik warga setempat," pungkasnya.