Berita Surabaya
Kafe Networking, Tempat Nongkrong Baru di Surabaya, Semua Pembayarannya sudah Pakai Digital
Di Surabaya, ada kafe unik yang mengusung konsep digitalisasi, mendukung UKM dan start up bernama Kafe Networking.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Nongkrong seperti menjadi suatu kegiatan menyenangkan bagi remaja.
Para remaja bisa menghabiskan waktu berjam-jam nongkrong bersama teman-teman di kafe atau tempat lainnya.
Di Surabaya, ada kafe unik yang mengusung konsep digitalisasi, mendukung UKM dan start up.
Kafe bernama Networking Cafe & Co-working Space atau Kafe Networking itu berada di Jalan Kertajaya No.254, Kecamatan Gubeng.
Direktur Utama Cafe Networking, Tanto mengatakan, Networking sendiri berlatar dari pentingnya sebuah jaringan bagi dirinya.
Baca juga: Kenali Penyebab Mata Panda, Kebiasaan ini Dapat Memicu Lingkar Hitam pada Area Mata Loh!
Baca juga: Semua Destinasi Wisata di Tulungagung Ditutup, Terancam Berlanjut hingga Libur Natal dan Tahun Baru
Ia menyebut, dengan banyaknya jaringan, persentase kesuksesan seseorang dalam menjalankan bisnisnya akan semakin besar.
"Berdiri di atas lahan yang cukup kuas, kafe ini tidak hanya menawarkan tempat yang nyaman untuk nongkrong saja, melainkan juga menyewakan ruang Co-working space untuk para Start Up," kata dia kepada TribunMadura.com, Sabtu (19/12/2020).
"Hal ini sejalan konsep yang dibawa yaitu digitalisasi, mendukung UKM dan Start-Up," ujarnya.
Kata Tanto, untuk Co-working space nya ada 5 ruangan dan didesain memang khusus para Startup dengan harga sewa 7 juta/bulan.
Harga sewa sebesar 7 juta itu sudah termasuk listrik, wifi dan juga pemanfaatan ruangan meeting.
Bicara soal digitalisasi, Tanto mengatakan, pemesanan menu dan pembayaran di Kafe ini sudah digital semua, yaitu tamu cukup mefoto barcode QR yang ada di atas meja untuk memesan menu makanan dan minuman.
Pembayaran juga sudah pakai QRIS, seperti menggunakan OVO ataupun Linkaja.
Tanto juga mengatakan, Kafe Networking juga menyajikan beragam varian makanan ringan atau cemilan yang dibeli dari para pelaku UKM maupun UMKM, seperti Kacang Mede, Emping Melinjo, Ceker Ayam, Marmer Butter Cake, Japanese Milk Bread dan Tahu Cabe Garam.
Baca juga: VIRAL Pengendara Motor Alami Hal Tak Terduga saat Rekam Aksi Mobil Pikap Ugal-Ugalan di Jalanan
Baca juga: Aktivitas Ibadah saat Natal di Sidoarjo Diperbolehkan, Tak Ada Pembatasan Keluar Masuk Wilayah
"Cemilan itu dibeli kami pelaku UKM dan UMKM, kemudian dijual kembali oleh kami, karena berangkat dari konsep yang kami bawa," ucap dia.
"Selain itu, juga karena kami ingin turut mendukung pemerintah didalam komitmennya untuk melakukan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," jelasnya.