Anosmia

Hidung Tidak Bisa Mencium Bau atau Anosmia, Simak Cara Mengatasi dan Mengobati Anosmia

Anosmia merupakan kondisi seseorang tidak bisa menghirup atau mencium bau apapun. Meski tampaknya sepele untuk kesehatan, kondisi ini cukup mengganggu

Editor: Aqwamit Torik
Freepik
Ilustrasi hidung mengidap anosmia atau tidak bisa mencium bau atau aroma 

Anosmia terkait penyumbatan saluran pernapasan seperti polip, tumor, atau kelainan bentuk tulang di dalam hidung terkadang tidak bisa disembuhkan dengan obat.

Dokter, umumnya merekomendasikan operasi pengangkatan polip, tumor, atau tindakan bedah untuk mengatasi kelainan bentuk tulang di dalam hidung.

Setelah saluran pernapasan tersebut lapang tanpa sumbatan, penderita bisa kembali mencium bau.

Rokok itu candu. Para ahli setuju bahwa keputusan untuk berhenti merokok diambil saat perokok benar-benar merasakan keinginan untuk berhenti merokok. Salah satu tips agar kita bisa berhenti merokok adalah niat untuk benar-benar berhenti merokok.
Rokok itu candu. Para ahli setuju bahwa keputusan untuk berhenti merokok diambil saat perokok benar-benar merasakan keinginan untuk berhenti merokok. Salah satu tips agar kita bisa berhenti merokok adalah niat untuk benar-benar berhenti merokok. (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka)

4. Berhenti merokok

Cara mengatasi anosmia lainnya yakni berhenti merokok, karena kebiasaan merokok dapat memperparah kondisi anosmia.

Pasalnya, rokok dapat menumpulkan kepekaan beragam indra, termasuk penciuman.

Setelah diberi perawatan yang tepat, penderita yang mengalami anosmia bisa merasakan bau.

Melansir NHS, anosmia bisa sembuh atau membaik dalam hitungan minggu atau bulan.

Namun di beberapa kasus yang jarang terjadi, perubahan indra penciuman ini tidak dapat diobati atau bersifat permanen.

Sayangnya, penyakit anosmia bawaan membuat orang tidak bisa mencium bau seumur hidup.

Penurunan fungsi indra penciuman terkait penuaan juga tidak bisa diobati.

Sebagai informasi tambahan, penyebab anosmia bisa terkait gangguan pernapasan sampai kerusakan saraf, seperti:

- Hidung tersumbat karena pilek, alergi, atau infeksi sinus.

- Polip hidung atau pertumbuhan benjolan di hidung dan sinus.

- Cedera pada hidung dan saraf karena operasi atau benturan di kepala.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved