Vape vs Rokok Tembakau, Mana yang Lebih Berbahaya? ini Kata Peneliti

Di balik kemasan modern dan aroma beragamnya, vape ternyata tetap menyimpan ancaman kesehatan yang serius.

Penulis: Lia Handayani | Editor: Arie Noer Rachmawati
Kompas.com
PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK - Ilustrasi rokok elektrik atau vape. Bahaya rokok elektrik bagi kesehatan tubuh dapat memicu resiko kekebalan tubuh. 

TRIBUNMADURA.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, rokok elektrik atau yang lebih dikenal sebagai vape semakin populer sebagai pengganti rokok konvensional.

Banyak yang beranggapan bahwa vape adalah solusi "lebih sehat" untuk menghindari bahaya tembakau.

Namun, di balik kemasan modern dan aroma beragamnya, vape ternyata tetap menyimpan ancaman kesehatan yang serius.

Alih-alih benar-benar mengurangi risiko, penelitian terbaru menunjukkan penggunaan vape justru tetap berkaitan erat dengan sejumlah gangguan kesehatan.

Terutama bila dikonsumsi bersamaan dengan rokok tembakau, efek negatifnya bisa berlipat ganda.

Baca juga: Direktur Rokok JAWARA Hibahkan Tanah untuk Pembuatan Kantor IPNU Pamekasan: Wujud Syukur

Penelitian Terkini Ungkap Risiko Kesehatan Vape

Sebuah studi besar dari Johns Hopkins Medicine membongkar fakta mengejutkan seputar dampak kesehatan dari rokok elektrik.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa ( 22/04/2025), dalam penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nicotine and Tobacco Research dan didukung oleh National Institutes of Health, para ilmuwan menganalisis data dari hampir seperempat juta orang dewasa berusia 30 hingga 70 tahun selama empat tahun terakhir.

Hasilnya? Penggunaan vape baik secara eksklusif maupun bersamaan dengan rokok tembakau terkait erat dengan peningkatan risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan tekanan darah tinggi. 

Bahkan, mereka yang menggabungkan kedua jenis rokok ini memiliki risiko yang jauh lebih tinggi.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Aksi Pencurian Rokok di Bangkalan, Pemilik Toko Ikhlaskan dan Maafkan Pelaku

Vape dan Rokok Tembakau: Kombinasi Berbahaya

Dari hasil pengamatan, tim peneliti menyimpulkan baik vape maupun rokok konvensional sama-sama meningkatkan prevalensi PPOK.

Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah ketika keduanya digunakan secara bersamaan—kombinasi ini memberikan dampak paling buruk bagi kesehatan paru-paru dan jantung.

Michael Blaha, M.D., M.P.H., profesor kardiologi dan epidemiologi dari Johns Hopkins School of Medicine, mengatakan bahwa masih banyak ketidakpastian soal dampak jangka panjang dari vape.

Ia mengakui meskipun data longitudinal masih terbatas, hasil awal menunjukkan adanya korelasi yang perlu diperhatikan secara serius.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved