Berita Sampang

Baru Ada 8 dari 51 Dapur SPPG di Sampang yang Kantongi Sertifikat Higienis, Pemkab Buka Suara

Upaya memastikan makanan bergizi bagi masyarakat tetap aman dan higienis terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Januar
TribunMadura.com/ Hanggara
SERTIFIKAT HIGINIS : Kondisi salah satu dapur MBG di Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura. Dari total 51 Dapur Satuan Pemenuhan Makan Bergizi Gratis (SPPG) yang tersebar di berbagai kecamatan, sebanyak delapan dapur kini resmi mengantongi Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS), Selasa (28/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Baru ada 8 dari 51 dapur SPPG yang kantongi SLHS di Sampang
  • Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes KB Sampang, Agus Mulyadi, mengatakan bahwa delapan dapur yang sudah memenuhi standar higienitas itu berada di beberapa wilayah, di antaranya Kecamatan Jrengik dan Torjun.

 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Ternyata tidak semua dapur SPPG sudah mengantongi SLHS.

Upaya memastikan makanan bergizi bagi masyarakat tetap aman dan higienis terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura.

Dari total 51 Dapur Satuan Pemenuhan Makan Bergizi Gratis (SPPG) yang tersebar di berbagai kecamatan, sebanyak delapan dapur kini resmi mengantongi Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).

Sertifikat tersebut menjadi jaminan bahwa dapur SPPG layak dalam hal kebersihan, pengolahan bahan makanan, dan keamanan pangan yang disajikan kepada masyarakat penerima manfaat.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes KB Sampang, Agus Mulyadi, mengatakan bahwa delapan dapur yang sudah memenuhi standar higienitas itu berada di beberapa wilayah, di antaranya Kecamatan Jrengik dan Torjun.

"Lokasinya tersebar di beberapa kecamatan,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).

Agus menambahkan, pihaknya menargetkan seluruh dapur SPPG di Sampang dapat memperoleh sertifikat SLHS sebelum akhir tahun 2025.

"Target kami, semua dapur sudah bersertifikat di akhir tahun ini. Saat ini prosesnya terus berjalan," terangnya.

Lebih lanjut, proses sertifikasi dilakukan secara bertahap melalui pelatihan penjamah makanan, inspeksi kesehatan lingkungan (IKL), serta uji laboratorium terhadap air dan sampel makanan.

"Melalui tahapan itu bisa dipastikan apakah dapur benar-benar memenuhi standar higienis atau perlu pembenahan," pungkasnya.

 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved