Berita Pamekasan
Akibat Salah Pergaulan, Pelajar SMP Setubuhi Siswi PAUD di Belakang Sekolah, Kelinci Jadi Modusnya
Pelajar SMP menyetubuhi anak Paud berusia 4 tahun bernama Mawar (nama samaran) asal Kabupaten Pamekasan, Madura.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pelajar SMP berusia 12 tahun bernama Jacob (nama samaran) nekat melakukan aksi persetubuhan pada anak Paud berusia 4 tahun bernama Mawar (nama samaran).
Kini, kasus persetubuhan yang dilakukan anak di bawah umur ini, sedang ditangani Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP3A) Kabupaten Pamekasan, Madura.
Koordinator Divisi Hukum PPTP3A Pamekasan, Umi Supraptiningsih mengatakan, kasus persetubuhan anak Paud tersebut sedang memasuki tahap pemeriksaan saksi.
• Pulang Beli Ayam Aduan, Erfan Kaget Diberhentikan Polisi, 1 Kesalahan Penting Berbuah Sanksi Sosial
• Lulusan SD Disetubuhi Pria Beristri Berkali-Kali, Dijual ke Pelanggan hingga Hamil di Luar Nikah
• Satu Keluarga Ditabrak Kereta Api, 1 Orang Tewas di Lokasi, Ibu Sempat Terjebak di Dalam Mobil
Kata dia, modus pencabulan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban, yakni dengan cara diiming-imingi akan diberi kelinci.
"Anak Paud ini dipaksa oleh pelaku. Saat mau dicabuli diiming-imingi akan diberi kelinci," kata Umi Supraptiningsih kepada TribunMadura.com, Jumat (12/2/2021).
Perempuan yang akrab disapa Umi ini mengaku prihatin menangani kasus pencabulan yang dilakukan anak di bawah umur tersebut.
Sebab, korban dan pelaku, masih sama anak-anak.
Kata dia, sebelum pencabulan itu dilakukan, pelaku terlebih dahulu mengajak korban bermain di area sekolah Paud yang tak jauh dari rumah keduanya.
Saat itu, pelaku memang membawa kelinci, sehingga korban mau diajak bermain.
Korban dan pelaku ini, merupakan tetangga.
• Wanita Terapis Pijat Tewas Kondisi Tanpa Pakai Celana, Polisi Kantongi Sketsa Pelaku Pembunuhan
• Kronologi Mobil Satu Keluarga Ditabrak Kereta Api, Ayah Sempat Selamatkan 3 Anaknya, Istri Meninggal
Mirisnya, pencabulan tersebut dilakukan di area belakang sekolah Paud waktu siang hari dan dalam keadaan sepi.
"Kasus pencabulan ini terungkap karena korban bercerita kepada orang tuanya, bahwa mengalami rasa sakit pada bagian kemaluannya," ungkap Umi.
Berdasarkan pengakuan korban ke orang tuanya, ia oleh pelaku disetubuhi dalam keadaan ditelanjangi total.
Sedangkan, berdasarkan informasi yang Umi himpun, pelaku di lingkungan tetangga sekitarnya dicap sebagai anak yang nakal.
Bahkan, tetangga yang tinggal sekampung dengan pelaku, kini mengaku khawatir anak perempuannya pernah mendapat perlakuan pencabulan yang sama dari pelaku.
Umi memastikan, pelaku tidak memiliki kelainan seksual.
Menurut dia, kemungkinan pelaku melakukan pencabulan itu terhadap korban, karena terpengaruh pergaulan sosial dan bebasnya memegang gawai.
• Ditinggal Pergi, Rumah Guru Mts di Gresik Diobok-Obok Maling, Perhiasan dan Uang Tunai Korban Raib
• Pengecekan Surat Keterangan Bebas Covid-19 di Malang, Wisatawan Diharap Lengkapi Syarat Bepergian
"Pengaruhnya itu bisa dari Hp, karena sekarang kan banyak sekolah yang menerapkan daring, sehingga banyak anak bisa mengakses informasi negatif tanpa pengawasan orang tua," bebernya.
"Kadang apa yang mereka lihat akan mereka contoh. Sehingga mereka timbul naluri dan rangsangan ingin mencoba seperti apa yang mereka lihat," duganya.
Umi mengimbau kepada para orang tua di Pamekasan agar selalu waspada menjaga anak-anaknya dalam bergaul dan bermain dengan siapa pun.
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya kasus pencabulan dan kekerasan seksual anak, diperlukan pengawasan intens dari orang tua.
Saran dia, sejak dini, sebisa mungkin anak-anak sudah diajarkan tentang pendidikan seksual dan pembetukan karakter.
Harapannya, melalui cara itu, anak-anak bisa mengerti perihal perbuatan apa yang boleh dilakukan dan dilarang oleh agama serta hukum.
"Di pedesaan kadang banyak anak-anak bermain dengan anak tetangga tanpa ada rasa curiga apa pun akan terjadi sesuatu,"
"Jadi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, perlu ada pengawasan instens dari orang tua," pesannya.
Tak hanya itu, Umi juga meminta kepada semua lembaga pendidikan yang ada di Pamekasan, bila sekolah sudah tidak ada kegiatan belajar, alangkah baiknya pintu pagarnya dikunci.
Sehingga, tidak sembarangan orang bisa bebas masuk ke dalam sekolah yang sudah sepi.
"Lembaga pendidikan juga harus punya tanggung jawab. Sekolah itu kalau misal tidak ada proses belajar mengajar ya dikunci,"
"Kan pasti ada bagian penjaganya, jangan dibiarkan terbuka sehingga tidak semua orang bisa masuk dengan bebas," imbaunya.