Berita Pamekasan
Soal Pembunuhan Gadis 20 Tahun di Kutai Barat, Tokoh Aktivis Madura: Selesaikan dengan Hukum Positif
Sejumlah tokoh aktivis Madura membahas permasalahan MM (21) warga Madura yang membunuh gadis berusia 20 tahun sal Kalimantan Timur.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
Reporter: Kuswanto Ferdian l Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sejumlah tokoh aktivis Madura berkumpul di salah satu rumah makan Surabaya, Kamis (18/2/2021) malam.
Mereka berkumpul untuk membahas permasalahan MM (21) warga Madura yang membunuh gadis berusia 20 tahun berinisial MS asal Kampung Linggang Bigung, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin (1/2/2021) lalu.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh RKH Zainuddin Husni, Firman Syah Ali, KH Arifin Hamid, Gus Yusub Hidayat, KH Irham Maulidy dan Gus Wahid Asy'ari.
Baca juga: Apes, 6 Shio Ini Diramal Paling Babak Belur Besok Jumat 19 Februari 2021, Ada yang Ingin Kuda Kalah
Baca juga: Semesta Mendukung untuk Keberuntungan Shio Naga dan Shio Monyet, Ramalan Shio Jumat 19 Februari 2021
Baca juga: Madura United Resmi Kontrak Empat Pemain Muda Jebolan MUFA, Berharap Bisa Jadi Pemain Profesional
Baca juga: Kepergok Sekamar di Kosan Jalan Ronggosukowati Pamekasan, Dua Wanita dan Satu Pria: Cuma Temu Kangen
Koordinator Sahabat Mahfud MD wilayah Jawa Timur, Firman Syah Ali meminta agar permasalahan di Kutai Barat, sebisa mungkin diselesaikan dengan hukum positif Republik Indonesia.
Kata dia, Kabupaten Kutai Barat merupakan bagian dari NKRI.
Ia berharap penyelesaian semua permasalahan antara warga Kutai Barat dengan warga Madura diselesaikan menggunakan hukum positif Negara Indonesia.
"Dialog antar simpul masyarakat Kutai Barat perlu ditata ulang dengan melibatkan negara," kata Firman Syah Ali.
Menurut Keponakan Menko Polhukam itu, pertemuan antar tokoh aktivis Madura di Surabaya ini terjadi begitu saja, tanpa ada perencanaan secara khusus dari jauh-jauh hari sebelumnya.
Kata dia, para tokoh aktivis Madura tersebut merasa terpanggil untuk ikut menyumbangkan solusi terhadap permasalahan di Kabupaten Kutai Barat yang saat ini sedang menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Abuya Zainuddin Husni berharap permasalahan di Kutai Barat jangan sampai berkembang menjadi konflik SARA.
Ia menginginkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia harus dipelihara dengan baik.
"Jangan sampai permasalahan antar individu di Kutai Barat berkembang menjadi konflik SARA, negara harus segera hadir," ucap Pengasuh Ponpes Tarbiyatul-Qulub Asemrowo ini.
Sedangkan Kaji Ripin sependapat dengan Gus Yusub.
Keduanya, tidak ada maksud sedikitpun membela kesalahan orang Madura di Kutai Barat.