Berita Surabaya
Harga Cabai Rawit di Pasar Wonokromo Surabaya Berangsur Turun, Penjualan Masih Lesu, Ini Sebabnya
Harga cabai rawit di Pasar Wonokromo Kota Surabaya sebesar Rp 70 ribu perkilogramnya.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Harga cabai rawit di Pasar Wonokromo, Kota Surabaya, terpantau sudah menurun, yakni sebesar Rp 70 ribu/kg, Kamis (25/2/2021).
Meski begitu, bagi para pedagang penjual bumbu dapur di Pasar Wonokromo, harga itu masih dirasa memberatkannya.
Pedagang Pasar Wonokromo menilai, para pembeli masih merasa harga cabai rawit itu masih belum normal.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pamekasan Tembus Rp 125.000 Perkilo, 1 Bungkus Isi 5 Buah Cabai Dihargai Rp2000
Baca juga: Mau Nyolong Elpiji, Maling di Lumajang Kabur saat Kepergok Polisi, Malah Lupa Bawa Sepeda Motornya
Baca juga: Tak Mau Ditangkap, Maling Motor asal Pasuruan Bacok Polisi di Kota Malang, Berakhir Kakinya Ditembak
"Harga 70 ribu ini tergolong masih mahal, karena normalnya itu biasanya 50-55 ribu/kg," kata pedagang bumbu dapur Pasar Wonokromo, Tarsih (62) kepada TribunJatim.com ( grup TribunMadura.com ).
Menurut wanita paruh baya itu, harga sebesar 70 ribu/kg itu tidak hanya mahal baginya saja sebagai pedagang.
"Harga segini juga mahal bagi pembeli maupun pelanggan saya, imbasnya pun mereka ketika membeli cabai jumlahnya dikurangi," ungkap dia.
"Yang biaasanya beli sekilo hari ini tadi belinya setengah kilo, yang biasanya beli setengah kilo pun sama, dikurangi jadi seperempat kilo dan yang beli seperempat kilo sekrang belinya cuma satu ons," jelasnya.
Bahkan, lanjut Tarsih, ada juga pelanggannya yang beralih ke cabai india atau cabai kering india.
Baca juga: Momen Spesial, Sugiri Sancoko Dilantik sebagai Bupati Ponorogo Tepat di Hari Ulang Tahunnya
Baca juga: Gaji Tenaga Outsourcing Disperdagin Kota Blitar Belum Dibayar 2 Bulan, Komisi II Minta Klarifikasi
"Cabai kering india itu lebih dipilih, karena dengan harga dan berat yang sama, jumlahnya lebih dapat banyak," ungkap dia.
Tarsih juga mengatakan, dampak dari jumlah cabai yang dikurangi pembeli itu membuat omset penjualan bumbu dapurnya turun.
"Dari total penjualan bumbu dapur yang saya jual ini, komoditi cabai itu biasanya nyumbang pendapatan terbanyak, kisaran 65 persen," ucapnya.
"Jadi ya otomatis omset saya dengan adanya kondisi ini ya berkurang 35 persenan" tutup dia.